28. Pertikaian Teman baru.

324 47 5
                                    

Selama Dua puluh Satu Tahun kehidupan Lee Felix, ini merupakan keadaan yang paling Canggung nomer Dua setelah beberapa Tahun yang lalu saat ia datang meminta Restu kedua Orang Tua Seo Changbin; salah satu Lelaki yang sedang terduduk di hadapan nya saat ini.

Duduk menunduk penuh Cemas di hadapan kedua Mantan Pacar yang sangat ia hindari, bukanlah sesuatu yang pernah Felix harapkan terjadi di Hidupnya. Selama ia Hidup, ia hanya ingin ketenangan. Namun entah mengapa rasanya ia selalu terjebak dalam masalah.

"Oh, jadi kau adalah si Seo Changbin Lelaki Brengsek itu?"

Setelah beberapa lama saling terdiam penuh kabut Suram, pada akhirnya yang paling Muda di antara mereka bertiga membuka suara. Alihkan perhatian Dua orang lainnya.

Hyunjin Hwang, Lelaki yang baru berumur Legal tersebut, kini terduduk rapih bersebelahan dengan Changbin yang tengah ia pandangi dengan tatapan penuh Sengit. Selanjutnya, Pemuda Hwang itu menggeser Tubuhnya menjauh, membuat jarak yang cukup jauh antara ia dan lelaki Seo yang berada di kursi sebelahnya.

"Siapa yang telah kau katakan Brengsek, Bocah?"

Balas si Seo yang kini tengah membalas balik tatapan Hyunjin dengan tidak kalah Sengit. Seperti sedang berperang dalam tatapan Mata masing-masing.

"Kau yang Brengsek, siapa lagi memangnya?!"

Felix yang memperhatikannya pun lama-lama merasa Jengah. Sudah cukup sangat lama untuk keduanya saling melemparkan pandangan tidak suka ke arah satu sama lain. Felix jadi Pening.

Apalagi mereka berdua ini notabenya adalah kedua orang yang sangat Felix Benci. Kedua orang yang telah banyak menggores Luka-luka basah di Hati Felix yang sangat susah untuk diobati. Membuat Felix tidak ingin terjebak lebih lama di tempat ini.

Maka dengan cepat Felix bangkit untuk berdiri, bersiap balik badan dan ingin berlalu pergi;

"TUNGGU SEBENTAR, FEL!"

"KUMOHON BERI AKU WAKTU, FELIX!"

Namun belum sempat Felix sepenuhnya berbalik, dua kalimat dengan suara yang berbeda langsung saja berteriak bersamaan, dari kedua Mulut Lelaki yang masih setia terduduk seraya betah memandang penuh Benci satu sama lain. Seperti ada benang listrik transparan yang menghubungkan tatapan Mata keduanya.

Melihat hal tersebut Felix menghela napas kasar. Benar-benar merasa sangat Muak atas segala hal yang tengah terjadi di hadapan nya kini.

Lelaki Lee itu tentu saja tidak ingin lama-lama terjebak di situasi yang akan menghasut rasa traumanya. Maka dengan Sigap Felix kembali mengambil langkah cepat untuk berbalik, ingin cepat mengakhiri semua penderitaan yang kini tengah ia hadapi.

Namun belum Genap sampai Sepuluh langkah yang Felix ambil, lagi-lagi ia harus dipaksa kembali berbalik arah saat sebuah Tangan dengan cekatan menggapai dan menahan Lengannya.

Membawa paksa Tubuh Felix pada sebuah pelukan.

"Felix.. aku sangat merindukanmu, tolong beri aku Waktu."

Felix tertegun.

Sudah berapa lama ia tidak merasakan peluk dam mencium bau yang sudah sangat lama ia rindukan dalam diam ini?

Mulai merasa nyaman dalam pelukan- Namun sayang belum ada Sepuluh Detik hal tersebut berlangsung, sebuah kepalan Tangan langsung saja terayun bebas mengenai Rahang Lelaki yang tengah beri Felix pelukan dengan sangat keras.

BUGH!

"Brengsek sekali kau Bangsat! Kau kira kau siapa bisa seenaknya menyentuh Felix dengan Tubuh menjijikanmu itu!?"

Dan pada saat pukulan tersebut sudah berhasil di daratkan, mau tidak mau pelukan tersebut harus terlepas dengan paksa, bersamaan dengan seorang Lelaki yang jatuh tersungkur pada lantai.

Itu Hyunjin yang telah lemparkan pukulan pada Rahang Changbin. Hidung Bangir Lelaki Hwang tersebut kembang-kempis menahan rasa amarah yang begitu besar. Tangannya pun masih terkepal dengan sangat kuat, jangan lupakan Hwang Hyunjin yang masih setia memandang Changbin penuh Nyalang yang kini tengah memegang sudut Bibirnya yang berdarah karena robek.

"Kau pikir kau siapa, Brengsek?!"

Changbin pun akhirnya membalas tidak mau kalah, harga dirinya seperti sedang diinjak-injak oleh seorang Bocah yang bahkan masih buang Air dalam keadaan berdiri. Lelaki Seo itu tidak terima.

Mengusap kasar sudut Bibirnya yang sudah robek karena bekas pukulan dari Hyunjin, Changbin lalu dengan cepat bangkit dari jatuhnya. Mengusak bagian belakang celana yang terasa kotor penuh debu karena terjatuh, Lelaki Seo itu pun langsung berlari dan beri Satu pukulan balasan untuk Hyunjin yang telah berani membuat luka pada Wajahnya.

BUGH!

"Bajingan, jika kau tidak tahu apapun tentang hubunganku dengan Felix, maka berhenti lah untuk ikut campur! Dan jangan pernah mengataiku Brengsek lagi dengan Mulut kotormu itu, jika kau bahkan tidak lebih baik daripada diriku, Cuih."

Membuang cudah tepat di Wajah si Hwang, Changbin menendang pelan Lelaki yang tengah memandangnya penuh rasa dendam tersebut. Berniat kembali layangkan Satu pukulan, jika saja Satpam tidak dengan cepat datang dan memisahkan.

Felix jadi Pening menyaksikannya. Kepalanya seperti dibawa berputar-putar, apalagi saat dirinya juga ikut dibawa pergi untuk dimintai keterangan.

- Silly Lee! -

"Lalu apa Saudara Lee ini mengenal mereka berdua?"

Suara Polisi di hadapan meja Felix kembali terdengar untuk bertanya.

Lelaki Lee tersebut terdiam untuk beberapa Detik lalu memijat pangkal Hidungnya yang terasa berdenyut nyeri, sebelum menggeleng pelan Kepalanya sebagai jawaban.

"Tidak, Pak."

Anggukan pelan sebagai respon atas jawaban Felix diberikan sang Polisi berwajah Tegas di hadapan Lelaki Lee tersebut. Setelahnya, yang lebih Tua pun kembali menyatat sesuatu di balik buku kecil pada genggamannya.

Berakhir terjebak di dalam Kantor Polisi untuk dimintai keterangan, bukan sama sekali sesuatu hal yang pernah Felix ekspetasikan selama Hidupnya.

Sedangkan, kedua Biang Kerok yang ada di kursi belakang masih saja setia memandang penuh Dendam satu sama lain.

"Tolong izinkan saya untuk pulang, Pak."

Beranikan diri untuk buka suara dengan sedikit Ragu, Felix merapatkan kedua Paha dalam yang telah dibanjiri keringat dari balik celana Jeans yang tengah ia pakai. Berusaha keras untuk Mati-matian menahan rasa Gugupnya.

Namun sayang, yang berprofesi sebagai Sipil Pemerintah tersebut belum juga membuka suara untuk beri respon. Masih terlalu sibuk dan terfokus untuk menoreh coretan di atas kertas yang entah tidak Felix ketahui apa isinya.

Felix mendesah Malas, ia ingin pulang.

"Fel- Kumohon berikan aku sedikit Waktu untuk bicara."

Tidak lama sebuah suara terdengar pelan dari arah belakang. Begitu terdengar dengan sangat pelan dan penuh rasa Putus Asa.

Felix tidak memberi respon. Bukan karena Lelaki itu tidak mendengarnya, namun ia memang sengaja untuk berpura-pura Tuli. Begitu Malas dan Muak untuk berurusan kembali.

Menurut Felix, semua hal yang terjadi sudah berakhir, dan itu adalah Masa Lalu.

Tidak ada lagi hal yang dapat dijelaskan maupun diperbaiki. Felix sudah merasa begitu Sakit untuk sekedar mengingat jika kembali dibahas.

Bertahun-tahun sudah lamanya Felix bersusah payah untuk menutup lobang penuh luka di Hati, namun mengapa begitu mudahnya untuk orang tersebut kembali?

Air Mata Felix menggenang di pelupuk Mata.

"Tidak.. dan tolong, aku mohon jangan pernah kembali lagi."

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang