08 - Sepenggal Kisah

140 19 7
                                    

"Kak, kau sudah seperti mayat hidup. Setidaknya cobalah untuk merawat diri sendiri,"

Felix tampak begitu khawatir melihat kondisi sang kakak yang terus menunggu sang pujaan hati bangun. Minho benar-benar tampak tak terawat. Felix sampai meminta bantuan Changbin untuk mengurus Minho.

"Aku tak pernah melihat seorang mafia yang tampak bodoh hingga lupa dengan dirinya sendiri," ujar Changbin jengah.

Minho mmendengus pelan. Memang, ia tampak seperti orang bodoh sekarang. Dokter mengatakan kondisi Jisung semakin membaik, namun masih belum ada tanda-tanda dia akan bangun. Changbin menghampiri Minho dan menepuk bahunya.

"Sebaiknya kau urus Black Malvado terlebih dahulu. Ingatlah bahwa Leo dan Gemini masih berkeliaran di luar sana. Jika kau tak segera mengambil alih, ada kemungkinan mereka akan merebutnya lagi darimu," saran Changbin.

Minho menghela nafas dan mengangguk. Ia segera pergi meninggalkan ruangan tempat Jisung dirawat. Sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk mencium kening sang pujaan hati yang masih saja memejamkan matanya.

"Aku akan menunggumu,"

Felix menghela nafas lelah setelah Minho meninggalkan ruangan tersebut. Changbin hanya mengelus bahu Felix, guna memberinya kesabaran dan kekuatan.

"Aku belum pernah melihat Kak Minho seperti itu. Sebegitu pentingnya Kak Jisung bagi Kak Minho," gumam Felix pelan.

Changbin tersenyum tipis mendengarnya.

"Kau akan mengerti setelah merasakannya, Felix,"

♥️

"Apa rencanamu selanjutnya, Minho?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut Ryujin. Minho segera mengadakan pertemuan dengan para petinggi Black Malvado yang masih tersisa. Minho terdiam sejenak ketika mendengar pertanyaan Ryujin. sejujurnya, ia tak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia benar-benar kalang kabut dan kehilangan arah.

"Kau perlu menemukan apa tujuan dari Black Malvado yang sebenarnya, Minho. Suatu organisasi akan bertahan dengan sebuah tujuan. Tanpa tujuan, maka Black Malvado tidak akan bertahan lama," kata Soobin,

Minho menatap sekeliling dalam diam. Apa yang dikatakan Soobin memanglah benar. Black Malvado memerlukan tujuan. Tidak salah jika Soobin menjadi penasehat dari pemimpin Black Malvado. Dia sangat mengerti bagaimana cara mengarahkan Black Malvado agar tidak runtuh.

"Untuk saat ini, aku harap kalian melakukan pembersihan. Pastikan semua anak buah Ace habis di tangan kalian. Dan Jeongin, aku harap kau segera menemukan orang-orang yang dapat mengisi kekosongan posisi petinggi," perintah Minho.

Semua orang mengangguk paham.

"Aku tahu ini sangat egois, tapi tolong beri aku sedikit waktu. Aku berjanji akan kembali sebelum kalian menyelesaikan semua perintahku. Aku butuh waktu sendiri,"

Setelah mengatakannya, Minho segera pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tidak ada yang mencoba untuk menghentikannya. Mereka semua tahu, betapa terpukulnya Minho untuk saat ini.

♣️

Minho menatap makam sang ayah begitu dalam. Setelah sekian lama, akhirnya ia kembali mengunjungi makam ayahnya. Andaikan ayahnya masih ada disini, ia pasti tidak akan terlalu kesulitan seperti ini.

"Aku tahu kau menginginkan waktu sendiri, tapi—"

Minho menoleh ketika mendengar ada seseorang yang datang.

Remi : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang