17 - Kembalinya Han Jisung

198 23 0
                                    

"Kau yakin baik-baik saja, Jungwon?"

Yujin tampak khawatir dengan Jungwon yang ingin mulai berkeliling beberapa jam setelah siuman. Jay juga membujuk Jungwon agar tetap beristirahat sejenak, setidaknya sampai besok. Namun Jungwon menolak dan bersikeras untuk pergi.

"Jika tidak segera, kita akan kehilangan banyak hal," ujar Jungwon yakin.

Yujin hanya menghela nafas, tidak bisa menghentikan Jungwon.

"Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu jangan sungkan untuk meminta bantuan kami," kata Yujin.

Jungwon mengangguk. Ketiganya berjalan keluar dari apartemen Yujin. Jungwon mengatakan bahawa tempat pertama yang ingin ia kunjungi salah satu tempat terkenal di New York, yaitu Times Square. Jay pun berinisiatif menggenggam tangan Jungwon setiap saat.

Times Square adalah nama persimpangan jalan utama yang berada di Manhattan, New York City, Amerika Serikat. Tempat ini adalah salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi. Banyak film yang menggunakan tempat ini sebagai latar ceritanya. Dan yang paling penting, tempat ini sangatlah ramai. Jay harus benar-benar menggenggam tangan Jungwon sampai mereka kembali.

"Tempat ini sangat ramai, Jungwon. Kau harus selalu berhati-hati disini," pesan Yujin.

Jungwon hanya mengangguk. Mereka berjalan di tengah keramaian kota New York. Ketiganya sama sekali tak melepas tautan tangan. Dalam keadaan seperti ini, tak ada yang tahu kapan musuh menyerang.

"Jungwon, sebenarnya apa yang kau cari disini?" tanya Yujin.

"Nanti semuanya juga akan terlihat," balas Jungwon seadaanya.

Yujin hanya menghela nafas panjang. Sepertinya Jungwon memang tak berniat untuk memberitahu. Jungwon tampaknya juga hanya berkeliling tanpa berniat mencari sesuatu. Inilah yang menimbulkan tanda tanya besar bagi Jay dan Yujin. Namun, keduanya juga tak banyak bertanya.

Greb!

Seseorang meraih lengan Jungwon dan berusaha menariknya. Jungwon hanya bisa menggenggam erat telapak tangan Jay agar kejadian sebelumnya tak terulang kembali. Yujin yang melihatnya pun berusaha melepaskan tangan asing itu. Namun tenaganya tak cukup kuat.

"Tolong lepaskan..."

Jay mengeraskan rahangnya ketika mendengar isakan kecil dari Jungwon. Yujin merogoh sakunya dan mengambil sebuah pisau lipat. Jika sudah begini, satu-satunya cara untuk menyelamatkan Jungwon adalah kekerasan.

Sayangnya, pisau lipat Yujin terjatuh karena keadaan yang sangat ramai. Banyak orang yang berdesakan dan saling mendorong satu sama lain. Yujin hanya mendecih kesal. Sekarang yang bisa diharapkan hanyalah tenaga Jay. Semoga saja kekuatan Jay bisa mengalahkan orang asing itu.

"Akh!"

Jay terkejut ketika pria asing tadi menarik Jungwon dengan kasar melewati keramaian. Yujin juga terlihat panik ketika tahu bahwa Jungwon sudah berada dalam bahaya. Jungwon sebisa mungkin tidak melepaskan genggaman tangan Jay. Sayangnya, keberuntungan sama sekali tak berpihak pada mereka. Jungwon lepas dari jangkauan Jay dan Yujin.

Yujin segera saja mengejar Jungwon, bahkan sama sekali tak melepas pandangan darinya. Jay juga ikut menyusul dengan susah payah. Sedangkan Jungwon hanya memejamkan matanya karena tak tahan dengan keramaian ini. Ia hanya bisa berharap kejadian buruk tak terulang kembali.

Brak!

Jungwon dihempaskan dan menabrak dinding kusam di antara dua bangunan besar. Itu adalah tempat yang sangat sempurna untuk melakukan tindak kejahatan. Jungwon berusaha merogoh sakunya dan mencari senjata apapun. Dia ingat bahwa Jay sempat memasukkan sesuatu dan berkata bahwa benda itu akan berguna disaat darurat.

Remi : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang