13 - Bertemu Leo

111 21 0
                                        

"Kak Heeseung! Tolong bantu aku!"

Heeseung yang tadinya sedang bersantai terkejut dengan teriakan Jungwon yang melengking. Ia segera meletakkan buku yang dibacanya dan mengangkat sebelah alisnya pada Jungwon.

"Aku baru saja mendapat panggilang dari Kak Jake. Katanya dia sedang diserang di rumah Kak Sunghoon. Mereka hanya berdua disana sedangkan musuh yang menyerang mereka sepeertinya cukup banyak!"

Heeseung terbelak mendengar penjelasan dari yang lebih muda. Ia segera bersiap menuju kediaman Sunghoon sambil menghubungi beberapa orang yang bisa membantunya. Tak lupa, ia juga membawa Jungwon ikut serta.

"Apa saja yang dikatakan oleh Jake tadi?" tanya Heeseung.

"Entahlah, aku tak terlalu mendengarnya dengan jelas. Sepertinya saat itu Kak Jake sedang melarikan diri. Katanya dia meninggalkan Kak Sunghoon sendirian. Dan setelah itu panggilan berakhir sebelum Kak Jake mengatakan posisinya," jelas Jungwon.

Heeseung mengangguk paham.

"Itu berarti bisa kita asumsikan bahwa Jake telah bertemu dengan musuh. Sekarang kita hanya bisa berharap bahwa mereka akan baik-baik saja,"

Oh, Heeseung. Sepertinya harapanmu tidak akan menjadi nyata!

♥️

Plak!

"Mmmhh!"

"Cepat katakan semua yang telah kau dapat! Kau tidak ingin si manis ini semakin menderita, bukan?"

Sunghoon mengeraskan rahangnya. Sungguh, ia sangat bingung untuk saat ini. Mereka berdua berada di tempat yang tak diketahui. Yang jelas, mereka tertangkap oleh musuh entah siapa itu. Sunghoon menatap Jake yang duduk terikat dan mulut tersumpal kain. Tak lupa berbagai jenis luka menghiasi wajah dan tubuhnya. Sekali saja Sunghoon membantah atau memberontak, maka Jake yang akan terkena imbasnya.

"Aku juga tidak tahu! Kami bahkan belum melakukan apapun!" jawab Sunghoon.

Srak!

Lelaki yang mengajukan pertanyaan tadi menarik rambut Jake dengan kasar hingga sang empu mendongak. Jake hanya bisa pasrah menerima semuanya. Tubuhnya sudah sangat kacau. Air matanya terus mengalir. Ia hanya bisa berharap bahwa Jungwon segera datang dengan bantuan.

"Kau tahu? Aku tidak puas dengan jawabanmu. Bagaimana mungkin kelompok mafia sekelas Black Malvado tidak melakukan apapun untuk mencari informasi tentang Black Reaper?" kata lelaki itu.

"Nghhh!"

Lelaki itu mengendus leher putih Jake dengan sensual. Jake melenguh pelan merasakan hembusan nafas musuhnya. Ingin menjauh pun tak bisa, rambutnya masih ditarik oleh lelaki itu. Air matanya tak berhenti mengalir. Dan dengan lancang, lelaki tadi menghapus air mata Jake menggunakan lidahnya.

Sunghoon semakin marah melihatnya. Andai saja kepalanya tidak ditodong pistol, ia pasti akan langsung menghajar musuh-musuhnya. Apalagi Jake mulai dilecehkan seperti itu. Ia merasa sangat gagal menjaga Jake.

"Bukankah kau tangan kanan Minho? Seharusnya kau tahu banyak hal. Tidak mungkin jajaran petinggi Black Malvado tak mengetahui perkembangan penyelidikan Black Reaper," kata lelaki dengan seringai lebar.

Cengkraman pada rambut Jake dilepaskan. Sunghoon tak bisa bernafas lega melihatnya. Karena ia yakin setelah ini lelaki brengsek itu akan melakukan sesuatu. Dan benar saja, lelaki yang berada paling dekat dengan Jake pun langsung bergerak. Ia menjepit hidung Jake dengan dua jarinya. Jake menggeliat kasar karena semua jalur pernapasannya tertutup.

Remi : RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang