Heeseung mengetukkan jarinya di atas meja. Ia kembali berkumpul dengan Sunghoon dan Hueningkai. Namun, ketiganya masih belum ada yang membuka suara. Pasalnya, Changbin dan Minho masih berada di ruangan yang sama. Bukannya ingin merahasiakan sesuatu, tapi mereka hanya merasa tidak leluasa melakukan tindakan apapun. Changbin dan Minho masih mendiskusikan beberapa hal sebelum meninggalkan ruangan.
"Baiklah, kami tidak akan membatasi pergerakan kalian, asal kalian mampu bertanggung jawab dengan apa yang kalian lakukan. Aku harap kalian mengerti apa konsekuensi yang kalian terima jika melakukan sesuatu," tegas Minho.
"Kami membebaskan kalian bukan berarti kami tidak akan membantu kalian. Jika kalian merasa terjadi sesuatu di luar kendali dan kemampuan kalian, hubungi kami secepatnya," sahut Changbin.
Ketiganya mengangguk, kemudian dua orang ayah itu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Heeseung menghela nafas lega. Suasana sudah tidak terlalu tegang seperti tadi. Namun, mereka masih dilanda keheningan.
"Kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri seperti kemarin. Semuanya akan semakin rumit jika petunjuk yang kita temukan tidak berurutan. Kita harus melakukannya bersama," kata Heeseung.
Sunghoon dan Hueningkai mengangguk setuju. Mereka yakin Heeseung pasti telah menyiapkan beberapa rencana agar penyelidikan mereka membuahkan hasil.
"Jika sumber masalah ini adalah paman Minho, maka kita perlu menyelidiki tentang silsilah dan apa yang terjadi dengan keluarganya," gumam Heeseung.
"Bukan ide buruk. Bagaimana jika kita menyelinap ke dalam rumahnya?"
Ucapan Sunghoon membuat Heeseung dan Hueningkai membelak terkejut.
"Mengapa kau menyarankan hal seperti itu?" tanya Heeseung.
"Yang aku tahu, Lee bersaudara sedang bertengkar saat ini. Paman Minho pasti tidak akan berada di rumah dalam waktu dekat ini. Taehyun masih dalam tahap pencarian. Jungwon baru saja diserang oleh orang-orang asing dan sekarang dalam masa pemulihan di rumah paman Soobin. Sedangkan Haewon dan Sullyoon, aku tidak tahu mereka berada dimana. Tapi jika hanya menghadapi mereka, sepertinya bukan hal yang sulit," jelas Sunghoon.
Heeseung dan Hueningkai mengangguk paham.
"Baiklah, kita harus segera bergerak. Ini adalah salah satu langkah awal yang baik,"
♣️
Hueningkai membuka pintu kediaman keluarga Lee perlahan. Keadaan rumah itu benar-benar sepi. Setelah memastikan tidak ada orang, ia pun berjalan masuk. Heeseung berada dibelakangnya, mengingat Heeseung bukanlah petarung fisik. Sedangkan Sunghoon berada di paling belakang untuk memastikan tidak ada yang menyerang mereka tiba-tiba.
"Sekarang, apa yang akan kita lakukan disini?" tanya Hueningkai.
"Periksa kamar Paman Minho,"
Heeseung segera memberi arahan pada yang lain. Memang, sumber informasi yang sebenarnya berada di kamar sang kepala keluarga. Heeseung pernah berkunjung ke tempat ini beberapa kali. Namun, ia hanya mengunjungi kamar Jungwon. Dari yang pernah ia dengar, Jungwon mengatakan bahwa semua penghuni rumah ini dilarang masuk ke dalam kamar Minho. Awalnya, Heeseung tak mengerti mengapa ada larangan seperti itu. Namun, setelah tahu tentang siapa ayah Jungwon sebenarnya, Heeseung mengerti semuanya.
Hueningkai menyiapkan senjata, berjaga-jaga saja jika ternyata ada penyusup yang masuk saat rumah ini kosong. Perlahan tapi pasti, pintu kamar Minho terbuka perlahan. Hueningkai masuk dengan cepat, diikuti Heeseung dan juga Sunghoon. Heeseung terkejut ketika mendapati keadaan kamar yang sedikit kacau dan jendela terbuka.
"Apakah ada penyusup sebelum kita?" gumam Sunghoon.
"Haewon,"
Sunghoon dan Hueningkai mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remi : Revenge
Fanfiction[Sequel REMI] Seharusnya, kisah ini telah berakhir sejak kematian Ace. Semua masalah seharusnya selesai jika sumbernya telah hilang. Namun, bagaimana jika orang-orang terdekat Ace berniat untuk membalaskan dendamnya pada mereka yang terlibat dalam p...