Bugh!
Dagh!
Brak!
Boemgyu merasakan nyeri pada kepalanya. Matanya sedikit berkunang-kunang setelah menghantam dinding. Telinganya menangkap suara langkah mendekat.
"Menyedihkan sekali, adik kecilku ini,"
Leo tertawa remeh dan menatap Boemgyu seolah hendak menusuknya. Para polisi telah dikalahkan oleh Leo. Sedangkan Jisung juga tampaknya sedang berusaha bangkit setelah dihantam berkali-kali oleh pukulan Leo.
"Dasar adik sialan! Kau pikir kau berharap pada siapa?!"
Bugh!
Leo memberikan pukulan keras pada rahang Boemgyu. Setelah Boemgyu tampaknya tak berkutik lagi, Leo beralih pada Jisung. Keadaan Jisung sebenarnya tak jauh berbeda dengan Boemgyu. Hanya saja, Jisung masih sanggup bangkit kembali.
"Siapa sangka kau akan menjadi orang terakhir yang bertahan melawanku?"
Tungkai Jisung bergetar hebat. Memangnya siapa yang berani melawan Leo secara langsung? Sebagai mantan komandan pasukan Black Malvado, kekuatan fisik Leo hanya bisa ditandingi oleh sesama petarung jarak dekat berpengalaman.
Daripada membalas serangan secara langsung, Jisung lebih banyak menghindar. Harapan Jisung adalah Leo akan mulai kehabisan tenaga setelah berusaha menyerangnya. Namun, sekeras apapun Jisung berusaha, stamina Leo masih sangat kuat. Sejak awal, pertarungan ini memang tak pernah seimbang.
Dugh!
Jisung kembali tersungkur setelah menerima serangan. Leo tampak menyeringai tipis. Ia mengulurkan tangannya dan meraih leher Jisung. Ditekannya leher pasangan dari Lee Minho itu tanpa belas kasih.
"Ugh!"
"Sampai kapanpun kau tidak akan pernah mengalahkanku, termasuk anak-anakmu nanti,"
Brak!
"Berhenti, Leo!"
Meski sedikit terlambat, Jisung merasa lega karena Changbin telah tiba. Pemimpin Hunter Organization itu mendobrak pintu dengan kencang dan menodongkan pistol pada Leo.
"Bukankah kau sudah sangat terlambat? Aku bahkan hampir menghabisi orang terakhir," Leo terkekeh pelan.
"Lepaskan mereka semua, Leo. Sudah cukup kau membuat kekacauan di tempat ini!" geram Changbin lirih.
Leo melepaskan tangannya dari leher Jisung dan terkekeh pelan.
"Baiklah, baiklah. Aku pergi,"
Changbin tetap menodongkan senjatanya pada Leo. Namun, ia tak mengambil resiko dengan menembak begitu saja. Jika dia menembak sekarang, akan terjadi keributan besar setelahnya. Lagipula, tujuan mereka adalah meminimalisir terlibatnya warga sipil. Meskipun kehilangan kesempatan untuk menghabisi Leo, setidaknya mereka bisa menjauhkan orang-orang dari perang besar nanti.
Di luar gedung, Chaeryeong mengawasi pergerakan Leo, hanya antisipasi jika pemimpin Black Reaper itu melakukan sesuatu yang berbahaya. Melalui teleskop senapannya, ia memperhatikan Leo yang mulai berjalan menjauh.
Hal yang tak terduga terjadi. Chaeryeong melihat Leo menatapnya, seolah telah mengetahui posisinya sejak tadi. Leo hanya menyeringai tipis, kemudian kembali berjalan menjauh.
"Orang itu benar-benar mengerikan," gumam Chaeryeong.
Sementara itu, Sullyoon dan Sunoo segera keluar dari persembunyiannya untuk memastikan keadaan. Changbin sudah menghubungi Minho setelah Leo pergi. Tak ada luka serius, namun tetap saja mereka butuh perawatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remi : Revenge
Fanfiction[Sequel REMI] Seharusnya, kisah ini telah berakhir sejak kematian Ace. Semua masalah seharusnya selesai jika sumbernya telah hilang. Namun, bagaimana jika orang-orang terdekat Ace berniat untuk membalaskan dendamnya pada mereka yang terlibat dalam p...