[Geng Suheri #2]
"Pura-pura aja dulu. Siapa tau jadi cinta beneran."
********
Annchi Anggia harus rela selalu dikalahkan oleh Viola, siswi tercantik di sekolahnya dulu. Sejak dulu, cowok-cowok di sekolah akan datang padanya bukan untuk memikatnya, t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekali lagi, Annchi merapikan penampilannya di depan cermin, sebelum dia lanjut membuka tasnya untuk mengecek barang bawaannya, jangan sampai ada modul yang tertinggal. Terutama makalah yang menjadi bahan presentasinya. Hari ini giliran kelompoknya untuk melakukan presentasi tentang Teori Kepribadian.
Saat itulah ponsel yang sudah dia masukkan ke dalam tas bergetar. Dia berdecak. Dia harus segera berangkat tapi ada saja yang mengganggunya. Siapa pula yang menghubunginya di saat-saat begini? Apa teman sekelompoknya?
Ada pesan masuk dan nama yang tertera sebagai pengirim membuat dia yang awalnya malas seketika saja tersenyum ceria. Tapi, sayangnya, isi pesan itu membuat senyumnya perlahan luntur, digantikan dengan decakan keras.
“Ha! Ngapain bahas itu, sih!” gumamnya malas.
Baswara Adelio Udah dapet undangan reuni? Lo datang kan?
Annchi Anggia males
Balasan dari sahabatnya itu datang lagi.
Baswara Adelio lho, kenapa?
Tapi, Annchi terlalu malas membalasnya. Alih-alih dia melempar ponselnya ke dalam tas secara sembarang, lalu menarik tasnya dan keluar dari kamar. Dia harus bergegas ke kampus kalau tidak mau berurusan dengan dosen pengampu yang menyeramkan karena terlambat di mata kuliah Psikologi Kepribadian.
Baswara Adelio, sahabatnya yang sudah dia kenal sejak lima tahun lalu itu, banyak tahu soal kehidupannya. Dan untuk kali ini juga seharusnya Adelio tahu kenapa dia malas datang ke acara reuni, atau acara apapun yang melibatkan teman-temannya semasa SMA.
Annchi beritahu sedikit kenapa dia malas bertemu teman-temannya semasa SMA. Annchi punya kenangan buruk dengan mereka.
Semasa SMA, dia punya sahabat. Ini bukan Adelio. Kali ini perempuan. Namanya Viola. Mm... dibilang sahabat juga bukan, sih. Tapi, kemana-mana mereka selalu berdua. Sampai semua orang tahu di mana ada Annchi, di situ ada Viola, dan sebaliknya.
Dan inilah yang membuat Annchi tidak terlalu menganggap Viola sebagai sahabat. Entah sejak kapan dan bagaimana, Annchi selalu dibanding-bandingkan dengan Viola. Viola yang cantik dan anggun, sementara Annchi yang tomboy. Karena kepribadian mereka yang berbeda, sudah jelas para cowok lebih memilih siapa. Yap, Viola yang cantik selalu dikerubungi cowok-cowok.
Namun, bukan berarti Annchi akan dicuekin sama mereka. Annchi dianggap, tapi hanya sebagai mak comblang dadakan. Mereka yang naksir Viola mendekati dia hanya agar dikenalin sama Viola.
Annchi nggak masalah dengan itu. Tugasnya gampang. Dia hanya perlu memberi nomor telepon Viola pada mereka—tentunya atas persetujuan Viola. Setelah itu, mereka akan kenalan sendiri. Apakah akan diterima Viola atau tidak, itu urusan Viola.
Yang jadi masalah, Viola sendiri menganggapnya kacung. Tak jarang, ketika menolak cowok, bukannya mengatakan sendiri Viola malah menyuruhnya.
“Kan lo duluan yang ngomong sama dia. Lo juga dong yang harus kasih tau jawaban gue. Gue nggak kenal sama cowok itu,” dalihnya kala itu.