[Geng Suheri #2]
"Pura-pura aja dulu. Siapa tau jadi cinta beneran."
********
Annchi Anggia harus rela selalu dikalahkan oleh Viola, siswi tercantik di sekolahnya dulu. Sejak dulu, cowok-cowok di sekolah akan datang padanya bukan untuk memikatnya, t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PART 38
Seperti yang dia tekadkan, Mada akhirnya menyusul Annchi ke Sydney. Dia sudah bertekad kisah mereka tidak berakhir di sini. Tidak bisa berakhir.
Dia menginginkan Annchi lebih dari apapun.
Untuk sekarang, Mada akan berusaha meyakinkan gadis itu. Kalau memang nanti Annchi tidak menerimanya juga, maka dengan terpaksa dia menyerah.
Tapi, itu tidak akan terjadi karena Mada akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar cintanya.
“Maaf ya, Ann. Lagi-lagi kamu harus repot sama aku yang mengejar-ngejar kamu,” gumam Mada, lalu tertawa kecil.
Dengan ditemani Daka, ia pun terbang ke kota itu. Tadinya dia ingin pergi sendiri. Daka juga sudah memberi izin seperti yang dia janjikan. Tapi, tiba-tiba saja Daka mengajukan diri menemaninya. Mada tahu padahal Daka sekaligus ingin mengunjungi kekasihnya.
Tidak masalah sebenarnya. Dia tidak harus direpotkan dengan mencari alamat tempat tinggal Annchi yang satu gedung dengan tempat tinggal Kyra karena Daka sudah tahu letaknya. Hanya saja dia jadi harus melihat dua sejoli itu saling kangen-kangenan tepat di depannya.
Mending kalau hanya di depannya. Mereka bahkan berpelukan tepat di depan gedung apartemen. Bukan mereka yang malu, tapi Mada yang harus menanggungnya akibat dilihat orang yang melintas.
Mada menggaruk pelipisnya yang tidak gatal sambil melihat ke lain arah. Kakinya perlahan melangkah mundur agar tidak ada yang tahu kalau dia mengenal mereka.
Langkah Mada terhenti saat Daka memanggilnya. Dia pun menatap dua orang itu lagi. Oh, kangen-kangenannya sudah selesai rupanya.
“Oh?!” Pekikan Kyra terdengar. Mada meliriknya. Perempuan itu pasti terkejut dia ada di sini. “Hai,” sapa Kyra kemudian sambil tersenyum. Entah kenapa Kyra terlihat senang dia ada di sini.
Dengan wajah masam, Mada mendekat pelan.
“Udah selesai kangen-kangenannya?” sindir Mada menggerutu.
Wajah Kyra seketika memerah salah tingkah.
“Mau ketemu Annchi, ya?” tanya Kyra padanya.
Mada tersentak, lalu mengangguk kecil. Kali ini, dia yang salah tingkah.
“Akhirnya.” Kyra bergumam. Sebelah tangannya yang tidak menggandeng tangan Daka dia tangkupkan di depan dada.
Meski tersenyum senang, Kyra menatapnya penuh haru dari caranya memandangnya, dengan mata berkaca-kaca seakan ada kelegaan akan kehadirannya.
Namun, kemudian senyum Kyra luntur, “Tapi, Annchi nggak di sini.”
Annchi tidak di sini?
Bahu Mada yang tegap perlahan terkulai lemah. Padahal, dari Jakarta dia sudah bersemangat sekali untuk bertemu Annchi.