PART 37
Ruang kantor yang terletak di salah satu gedung di kawasan BSD itu terlihat sibuk sekali, meski hanya diisi oleh empat orang pemuda.
Baru dua pekan diresmikan, firma hukum milik Daka ini sudah mendapat beberapa klien. Kebanyakan kenalan Daka saat menangani kasus ketika bekerja di kantor Om Dominic. Atau memang limpahan mantan klien Om Dominic yang diperkenalkan oleh pria itu.
Paman dari Daka itu memang banyak berjasa dalam membantu pendirian perusahaan ini. Tidak hanya itu, dia bahkan ikut menyokong beberapa besar dana.
Di meja yang letaknya dekat jendela, ada Setta yang sedang berbincang dengan Yugo. Di sudut lain, ada Jagad yang sedang bertelepon dengan klien. Sementara, Mada berkonsentrasi dengan layar komputer di depannya, mengerjakan laporan hasil persidangan.
Mereka masih berbagi ruangan. Kecuali Daka yang memiliki ruangan sendiri karena dia bos di sini. Walau seringnya Daka nongkrong di ruangan ini; untuk diskusi, bicara santai, bahkan makan siang.
Meski mendapat sokongan dana, mereka memulai usaha ini dari lingkup kecil. Gedung yang mereka sewa pun masih berupa ruko sederhana. Mereka bahkan belum memiliki karyawan lain selain satpam dan office boy merangkap cleaning service. Semua kasus pun masih mereka tangani sendiri.
Daka ingin perlahan-lahan mengembangkannya dengan nama dan usahanya sendiri. Tentu dengan dibantu teman-temannya yang juga ikut berjuang bersama.
Setelah tahu kepergian Annchi dan membuatnya jadi lama berkubang dalam kenestapaan, Mada menyibukkan dirinya, lebih-lebih lagi dari sebelumnya. Beruntung di saat yang sama Daka sedang membangun perusahaannya, jadi bisa Mada jadikan alasan untuk mengalihkan pikirannya dengan membantu sahabatnya itu.
Dan, seiring berjalannya waktu dia bisa benar-benar menghilangkan Annchi dari pikirannya. Yah, meski ada kalanya di malam-malam tertentu dia akan teringat gadis itu lagi, terutama saat malam Minggu di saat Suheri berkumpul.
Bagus kalau berkumpul saja. Teman-temannya malah sibuk dengan kekasihnya masing-masing.
Jagad bersama Nana sibuk pacaran. Yugo juga begitu.Lain lagi dengan Daka dan Setta. Kedua pemuda itu sama-sama sibuk menelepon kekasih masing-masing yang sama-sama ada di negeri kangguru sana.
Mada yang sebal dengan mereka semua karena dia tidak melakukan apa-apa, memilih pergi. Bahkan, belakangan tidak ikut kumpul. Lebih baik dia manfaatkan waktu luangnya itu untuk berkunjung ke rumah Bunda.
Seiring rampungnya laporan yang dia buat, Mada menekan tombol enter pada keyboard. Bersamaan dengan itu, mesin cetak yang letaknya tak jauh darinya berbunyi dan mengeluarkan beberapa lembar kertas. Mada mengambilnya dan menggabungkannya menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Partner • 97L
Romansa[Geng Suheri #2] "Pura-pura aja dulu. Siapa tau jadi cinta beneran." ******** Annchi Anggia harus rela selalu dikalahkan oleh Viola, siswi tercantik di sekolahnya dulu. Sejak dulu, cowok-cowok di sekolah akan datang padanya bukan untuk memikatnya, t...