Chapter • 15

244 16 0
                                    

“Tuh, kan! Lo sengaja!” pekiknya berang dengan kening berkerut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Tuh, kan! Lo sengaja!” pekiknya berang dengan kening berkerut.

Mada mengerjap seperti kesadarannya baru kembali, “Apa, sih—“

“Annchi, Sayang.”

Saat mereka sibuk saling menatap tajam satu sama lain, seseorang memanggil. Kompak keduanya menoleh ke arah suara. Mama berdiri di ambang pintu utama.

Yang lebih mengejutkan, tak jauh dari sana di depan Mama ada Adelio juga, mematung sambil menatapnya tajam.

Annchi tak sempat mencerna situasi saat tiba-tiba saja tubuhnya dipeluk. Mama mendekapnya erat sambil menciumi puncak kepalanya.

“Mama khawatir banget sama kamu,” ujar Mama dengan suara bergetar.

💔💔💔

Annchi tidak menyangka akan berada dalam situasi ini. Duduk bersama Mama, Adelio, sekaligus Mada di ruangan yang sama. Masalahnya situasi ini terjadi sesaat setelah dia dan Mada berciuman. Tidak, tidak, bukan ciuman. Yang benar pertemuan tidak sengaja antara bibirnya dan bibir Mada karena resleting tersangkut.

Ugh, sangat konyol!

Dan yang jadi pertanyaannya, apakah Mama dan Adelio sempat melihat?

Rupanya, Adelio datang untuk mencarinya, yang ternyata juga tidak ada di rumah. Semenjak membuka hubungannya dengan Mada dia memang belum menemui laki-laki itu lagi, sengaja. Apalagi setelah melihat Adelio bersama Viola kemarin.

Lalu, sekarang bagaimana dengan Mada? Mamanya pasti bertanya-tanya siapa dia. Lalu, apa yang harus Annchi katakan? Mengakuinya sebagai pacar agar tidak terlihat aneh berduaan dengan sembarang orang? Tapi, itu artinya dia harus membohongi Mama-nya juga soal hubungannya dengan Mada.

Lagi pula, kenapa juga harus ada Adelio? Kenapa dia harus muncul di waktu yang tepat, sih?

Terdengar suara deheman Mada sesaat Bi Aniek selesai menyajikan minuman, yang membuat Annchi jadi meliriknya. Lelaki itu memperbaiki posisi duduknya sebelum berkata,

“Perkenalkan saya Mada, Tante,” ucapnya sopan pada Mama.

Mada sadar Mama Annchi dari tadi memperhatikannya dengan raut penuh tanya, makanya Mada berinisiatif memperkenalkan diri.

“Mada ini siapanya Annchi?” tanya Mama. Suaranya lembut, namun tegas.

Mada tidak langsung menjawab. Dia lebih dulu melirik Annchi. Dia tidak bisa langsung menjawab ‘pacar’ karena itu artinya membohongi Mama Annchi. Lagi pula, dia juga harus meminta persetujuan Annchi dulu kan untuk itu.

“Adelio cerita. Katanya lihat Annchi sama cowok. Annchi nginep di tempat Mada? Benar?” tanya Mama karena Mada hanya diam.

Annchi seketika melirik Adelio. Dia tahu? Apa Viola yang mengatakannya? Viola kan sempat melihatnya keluar dari unit Mada.

Revenge Partner • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang