Chapter • 30

219 7 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mada terdiam lama di balkon kamar kostnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mada terdiam lama di balkon kamar kostnya. Tubuhnya bersandar pada pagar pembatas, sementara tangannya menjepit sebatang rokok di antara telunjuk dan jari tengah. Tangannya yang lain sibuk menggulir ponsel, menatapi foto-fotonya bersama Annchi yang banyak mereka abadikan saat berkemah.

Kelopak matanya meredup saat memandangi wajah bahagia mereka di sana.

Sudah seminggu sejak kejadian di vila Kyra. Selama itu pula dia berjauhan dengan gadis yang kini tidak lagi menjadi kekasihnya itu.

Segala kegiatan sudah dia lakukan demi menghalau pikirannya dari Annchi. Sibuk di kantor dan kampus. Jika hari libur seperti saat ini, dia memilih membersihkan kamar kostnya, sampai-sampai tak terlihat debu sedikit pun.

Tapi, tetap saja dia akan teringat Annchi. Apalagi sudah banyak jejak Annchi di kamarnya ini.

Balas dendam pada Adelio sudah. Dia juga sudah pernah mendapatkan Annchi. Lalu, sekarang apa yang dia mau?

Hati terdalamnya jelas mengatakan dia menginginkan Annchi di sisinya lagi.

Namun, apakah dia masih pantas?

Kalau pun dia memilih jujur pada Annchi lebih awal soal rencananya pada Adelio berikut alasannya, apakah ceritanya akan berbeda? Apa Annchi akan menerimanya?

Mada menyangsikan itu. Ceritanya pasti akan sama. Annchi pasti akan merasa terkhianati juga. Malahan mungkin dia akan merasa Mada aneh, menyeramkan... lalu mereka akan putus juga.

Lamunan Mada dikejutkan dengan bunyi ketukan pintu. Kira-kira siapa yang datang? Apakah Setta yang saat kejadian di vila memilih bungkam tanpa bertanya apapun lagi? Atau Adelio yang datang karena masih belum puas memukulinya?

Saat Mada membuka pintu, wajah Daka lengkap dengan cengiran khasnya muncul dari balik kantung plastik yang dia acungkan di depan wajahnya.

“Masih hidup lu?” ledek Daka yang kemudian nyelonong masuk begitu saja. Mendadak dia berseru kagum. Melihat keadaan kamar Mada, Daka terperangah, “Kok nggak kayak kamar cowok yang lagi patah hati?”

Revenge Partner • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang