Jemari Annchi mengetuk-ngetuk kaleng cola ke atas permukaan meja hingga membuat suara gaduh di seisi minimarket yang hening. Berkali-kali dia melakukan itu sampai karyawan minimarket meliriknya galak lantaran terganggu.Annchi tak acuh karena jelas dia tak menyadarinya. Fokusnya sejak tadi hanya memandangi jendela ke arah luar minimarket yang hari itu diguyur hujan, dengan pikiran menerawang.
Beberapa orang di luar berlarian menghindari hujan termasuk dua orang pria dan wanita yang saling bergandengan tangan. Meski kehujanan, mereka tidak merasa sial sama sekali. Mereka justru tersenyum senang menganggap momen itu romantis. Hal yang membuat Annchi tanpa sadar merasakan air mata membasahi kedua pipinya.
Dalam diam dia menangis. Membuat karyawan minimarket yang tadinya ingin menegurnya jadi urung karena tidak tega mengganggu pelanggannya yang sedang memiliki masalah.
Pemandangan itu membawa Annchi seketika mengingat memori lamanya bersama seseorang.
Hujan rintik yang mengguyur halaman sekolah sore itu membuat beberapa anak yang masih tersisa di sekolah jadi terjebak. Tapi, itu tidak lantas membuat Adelio mengikuti mereka. Alih-alih berdiam diri menunggu hujan reda seperti mereka, Adelio malah menariknya berlari di bawah hujan.
Sontak Annchi pun protes. Namun, Annchi jadi bungkam saat Adelio berkata padanya,
“Kalau lo nangis di bawah hujan, nggak akan ketauan.”
Ya. Adelio lagi-lagi menemukannya menangis hari itu. Annchi terus menundukkan kepala saat pulang. Takut jika ada yang melihat mata sembabnya.
Bukannya mencari tempat berteduh, Adelio malah menariknya menuju taman terdekat. Dia mengajaknya menikmati hujan, membawanya berputar seperti berdansa di bawah rintik hujan. Tak peduli tubuh mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki sudah basah kuyup.
Dan seketika kesedihan Annchi hilang digantikan tawa bahagia. Tawa yang lantas menular pada wajah Adelio.
Lalu, saat tawa itu reda, Annchi baru sadar Adelio tengah menatapnya lembut. Meski pandangannya buram oleh air hujan yang mengenai wajahnya, Annchi masih bisa melihatnya. Bagaimana tidak, Adelio menipiskan jarak dengan kedua tangan berada di atas kepala Annchi demi menghalau air hujan mengenainya meski itu sudah sia-sia.
Dan dalam jarak sedekat ini, Annchi pun tersihir ke dalam bola mata jernih itu. Perlakuan Adelio, kata-katanya, lengkap dengan senyum manisnya saat menatapnya di balik hujan, mampu membuat Annchi terpesona.
“Ann, kalau lo sedih, panggil gue. Gue nggak akan biarin lo nangis sendirian.”
Memori itu seketika hancur berkeping-keping.
Bohong. Nyatanya Adelio membiarkannya menangis sendirian sekarang. Dan malah mungkin sekarang lelaki itu sedang memeluk perempuan lain sambil memandangi hujan dari balik jendela, atau bergandengan tangan seperti pasangan yang dia lihat tadi... seperti yang dulu Adelio lakukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Partner • 97L
Romansa[Geng Suheri #2] "Pura-pura aja dulu. Siapa tau jadi cinta beneran." ******** Annchi Anggia harus rela selalu dikalahkan oleh Viola, siswi tercantik di sekolahnya dulu. Sejak dulu, cowok-cowok di sekolah akan datang padanya bukan untuk memikatnya, t...