Di dalam kamarnya, Chaeyoung tengah berhadapan dengan laptop. Namun, pikiran Chaeyoung tidak sepenuhnya berada di sana. Pikirannya sedang berkelana ke mana-mana.
Sampai sekarang, saat usia Chaeyoung dan Lisa sudah sembilan belas tahun, mereka tetap belum mengetahui siapa ayah kandung mereka. Chaeyoung dan Lisa pernah beberapa kali bertanya, namun ibu mereka memilih bungkam.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertanyaan itu tidak pernah lagi muncul dari Chaeyoung dan Lisa, karena mereka sudah merasa lengkap dengan kehadiran Jeewon sebagai ayah sambung mereka.
Ketika Chaeyoung mengingat kembali, memang benar yang dikatakan orang-orang, bahwa ibunya telah lama menjadi selingkuhan Jeewon. Ketika Chaeyoung dan Lisa masih sekolah di sekolah dasar, Jeewon kerap kali mengunjungi mereka dan memberikan perhatian layaknya seorang ayah.
Kenapa pria yang bukan ayah mereka mau melakukan itu? Alasan apa yang lebih masuk akal selain karena pria itu memang jatuh cinta pada ibu mereka?
Chaeyoung dan Lisa tidak pernah menceritakan fakta itu pada Jisoo dan terutama Jennie. Jika Jennie sampai tahu bahwa Jeewon sudah sering memberikan perhatian pada Chaeyoung dan Lisa sejak dulu, sudah pasti Jennie semakin tidak suka pada mereka berdua. Jennie akan semakin menganggap mereka sebagai penghancur keluarganya.
Chaeyoung dan Lisa tidak tahu saja, kalau sebenarnya Jeewon memang ayah kandung mereka.
Jeewon sesegera mungkin menikahi Dara setelah kematian Seo young bukan tanpa alasan. Selain karena Jeewon harus bertanggung jawab, alasan terkuat adalah agar rahasia itu tetap terjaga.
Jeewon meyakinkan Dara, bahwa Jeewon akan menikahinya, tapi identitas Jeewon sebagai ayah kandung Chaeyoung dan Lisa harus tetap dirahasiakan. Jeewon berjanji akan mengungkap hal tersebut secara publik suatu saat, ketika waktu yang tepat datang atau Jeewon benar-benar tidak akan menikahi Dara dan meninggalkan mereka.
"Bagaimana kabar blog-mu?"
Chaeyoung agak tersentak mendengar suara Lisa yang tiba-tiba. "Lain kali biasakan mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar orang."
"Hilih, tidak usah jadi orang sok penting begitu. Karena kita kembar, kamarmu adalah kamarku dan kamarku adalah kamarmu juga. Milikku adalah milikmu dan sebaliknya."
"Jadi, saat sudah menikah, suamimu adalah suamiku juga?"
Lisa mengangkat tangannya berlagak hendak memukul Chaeyoung.
"Yak! Jangan kurang ajar, aku kakakmu, Lisa!"
Lisa menggigit apel di tangannya. "Aku bertanya bagaimana kabar blog-mu? Apa ada berita terbaru?"
Chaeyoung memiliki sebuah blog dan biasanya menulis gosip bombastis sekaligus terhangat di sana. Awalnya hanya karena iseng, tapi itu berjalan dengan baik. Banyak orang mulai mengikuti blog-nya, jadi itu berlanjut sampai sekarang.
"Aku sedang kehabisan bahan gosip. Sangat butuh inspirasi."
"Bagaimana dengan Young Sooyaa itu? Kau bilang dia sedang hits di kalangan teman-temanmu. Kau juga bilang kalau kau pasti bisa mengetahui siapa dia. Bagaimana hasilnya?"
"Aku rasa itu salah mengungkap identitas seseorang yang kelihatannya memang tidak ingin identitasnya diketahui orang. Lagi pula penulis itu dikenal dari bukunya, bukan wajahnya. Aku rasa aku akan berhenti mencaritahu siapa dia, dan akan mendukungnya saja dengan selalu membaca bukunya. Aku suka membaca buku-bukunya."
Lisa mengangguk-angguk. "Bagus kalau kau sadar. Yang kau kerjakan ini kadang bisa merugikan orang."
"Tidak ada yang berpikir begitu saat orang-orang menjelek-jelekkan Eomma. Mereka tidak peduli meski apa yang mereka tulis bisa menyakiti orang lain. Kenapa aku harus peduli pada mereka?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Fanfiction[REMAKE VERSION] Pasti akan ada satu titik di mana kita semua dipaksa bersatu, benar-benar bersatu.