11. Hangout

459 63 13
                                    

Jisoo memandang laptopnya. Pikirannya berkelana membuat cerita. Waktu senja, di balkon, bersama semilir angin yang sejuk, seakan suasana di sana pun mendukung Jisoo untuk melancarkan imajinasinya. Namun, hanya Jisoo yang bisa merasakan kalau dia tidak akan menghasilkan apa-apa hari ini.

Di dekat jendela, Jennie menatap Jisoo. Jennie sering kali merasa bosan. Apalagi kalau Jisoo sudah sibuk sendiri. Andai Jennie juga bisa menemukan hobi yang tepat.

"Jisoo unnie, aku bosan, tidak mau jalan-jalan? Kau sudah bisa bebas keluar."

"Kau tidak lihat aku sedang apa? Ajak saja Chaeyoung dan Lisa. Mereka pasti mau." Saat ini Jisoo tengah berusaha keras, setidaknya hanya untuk menghasilkan satu kalimat.

"Kau pasti bercanda. Mana mungkin aku mengajak mereka."

"Lalu apa maumu?"

"Aku ingin pergi bersamamu. Kita kan sudah sangat jarang bisa pergi ke luar bersama. Seharusnya kau merasa senang karena bisa bebas keluar sekarang."

"Aku sudah terbiasa. Sekarang aku hanya ingin di rumah."

"Kau sangat membosankan, tidak seru sama sekali."

"Bisa diam sebentar? Aku bisa lupa semua yang ingin kutulis jika kau terus mengajakku bicara." Pikiran Jisoo sedang tidak tertata dengan baik. Ditambah Jennie yang terus mengajaknya bicara, membuat Jisoo semakin tidak bisa masuk ke dalam dunia buatannya.

Jennie cemberut melipat tangan. "Sooyaa, aku memang bukan lagi prioritas utamamu. Memangnya aku pernah jadi prioritas utamamu? Aku rasa tidak."

Jisoo menyadari perkataan Jennie barusan tidak serius. Jennie hanya ingin menarik perhatian Jisoo. Hanya saja Jisoo merasa kalimat tadi sedikit mencubit hatinya. Jennie selalu dan akan selalu menjadi prioritas utama bagi Jisoo. Karena prioritas itulah Jisoo mendapatkan beban rasa bersalah begitu berat dalam hatinya.

Jisoo tersenyum. Matanya yang sendu berubah cerah. Untung saja pikirannya segera teralihkan pada ingatan tentang janjinya pada Chaeyoung waktu itu. Jisoo rasa ini momen yang tepat untuk memberikan kesempatan bagi mereka berempat menghabiskan waktu bersama.

Jisoo mendekatinya, menyisihkan rambut ke belakang telinga Jennie. "Jendeukie, jangan panggil aku Sooyaa, apalagi saat di depan Lisa seperti tadi pagi."

"Maaf, aku lupa. Kita pergi sekarang?" Jennie menaruh kedua lengannya ke atas pundak Jisoo.

"Ya, aku akan memanggil Chaeyoung dan Lisa."

"Kenapa harus mengajak mereka? Kita bukan ibu mereka yang harus selalu mengajak mereka ke mana pun kita pergi."

"Kau lupa lagi, kakak perempuan adalah pengganti ibu bagi adiknya."

Jennie menatap mata Jisoo sungguh-sungguh. "Apa sangat harus mengajak mereka? Apa tidak bisa kita pergi berdua saja?"

"Jendeukie, kau tau aku tidak akan bisa berkata tidak padamu. Namun, kali ini, bisakah aku meminta waktumu untuk dihabiskan bersama Chaeyoung dan Lisa juga?"

"Baiklah, ini hanya demi dirimu." Seperti telah menjadi sebuah kebiasaan, Jennie mencium gemas pipi Jisoo.

Jisoo membawa masuk barang-barang yang dia bawa ke balkon tadi. Mengambil tas dan menarik adik kesayangannya untuk menjemput Chaeyoung dan Lisa.







❁✿✿✿✿✿✻TWINS✻✿✿✿✿✿❁



Lisa merekomendasikan Hongdae Street sebagai tempat mereka bersantai bersama secara lengkap berempat untuk pertama kalinya. Sekarang Chaeyoung semakin mengakui, memang tidak ada yang lebih pro membujuk Jennie selain Jisoo.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang