Jisoo menuntun sepedanya keluar dari gerbang rumah Ahn Jaehwa. Langkahnya sedikit ragu karena beranggapan Jennie mungkin saja masih menunggunya.
"Nona, ada titipan untuk Anda. Seorang gadis seumuran Anda menitipkan ini untuk Nona."
Jisoo menerima bingkisan itu. "Terima kasih, Ahjussi."
Jisoo membuka paper bag itu. Mendapati satu kotak donat dan dua cup strawberry milkshake. Mengubah kelopak mata Jisoo sehingga lebih sipit dengan alis berkerut.
Jisoo mengambil secarik kertas dari dalam tas itu.
'Kurang ajar.'
Raut wajah Jisoo berakhir lebih tenang. Jisoo harap seperti di tulisan itu, Jennie benar menganggapnya kurang ajar.
❁✿✿✿✿✿✻TWINS✻✿✿✿✿✿❁
Sore itu rasanya Chaeyoung sudah tidak tahan dengan penghindaran Lisa. Lisa sudah tidak ada sejak sarapan. Padahal biasanya mereka selalu sarapan bersama.
Meskipun seumpama hanya Lisa yang ada kelas pagi hari itu, mereka selalu sempat sarapan bersama, karena Chaeyoung selalu bangun pagi dan Lisa sering terlambat bangun. Namun, pagi tadi berbeda, Lisa sengaja menghindarinya dengan bangun pagi-pagi.
Chaeyoung heran Lisa bisa seniat itu, rela bangun pagi untuk menghindarinya. Jadilah Chaeyoung sarapan dengan penuh tekanan bersama Jennie.
Ketika masuk ke kamar Lisa yang tidak ditutup pintunya, Chaeyoung tidak heran melihat ibunya, namun sangat heran melihat Dara membantu Lisa mengemasi pakaian.
Chaeyoung mengurangi jarak dengan mereka. Mencoba berpikiran positif.
"Apa kau ada kegiatan kampus?"
Mendengar pertanyaan itu, Dara menatap putri bungsunya. Mengharapkan penjelasan yang sudah tertebak.
"Lisa-ya, kau belum memberi tau kakakmu. Kau bilang sudah berunding dengannya."
Lisa hanya menunduk, sementara Chaeyoung jadi lebih bingung.
"Kalian harus bicara. Kalau Chaeyoung tidak setuju, kau tidak akan pergi."
Kepala Lisa tertarik cepat untuk memandang ibunya. "Eomma, mana bisa seperti itu."
Dara keluar dari sana dan menutup pintu kamar Lisa. Berniat ke kamar Jennie untuk memeriksa. Ketika pulang, Jennie selalu di kamarnya, seolah tidak nyaman berinteraksi dengan keluarganya sendiri, seakan rumah ini bukan miliknya.
Menurut Dara, sebagai kakak Chaeyoung dan Lisa, Jennie juga harus mengetahui rencana kepergian Lisa.
Lisa terduduk lemas di ranjang. Tidak ada harapan, karena Lisa sangat mengenal Chaeyoung.
Chaeyoung berdiri lebih dekat, sehingga kini berhadapan dengan Lisa. "Ada apa? Kau mau ke mana?"
"Aku ingin kuliah ke luar negeri. Akan berangkat hari ini. Eomma juga sudah bilang pada Weharabeoji dan Wehalmeoni. Katakan saja kau setuju. Kau mungkin juga tidak peduli. Kuharap kau tidak peduli."
"Oh, jadi seperti ini kau mengungkapkan kemarahanmu? Kau mau pergi juga seperti Jisoo. Tanpa bilang padaku?"
Lisa mendengus menghindari tatapan Chaeyoung. Decakan Lisa terdengar lebih jelas ketika Chaeyoung mendorong bahunya.
"Lalu apa maumu? Apa tidak boleh aku melakukan hal yang kuinginkan? Eomma saja sebenarnya akan mengizinkan, kenapa aku harus minta persetujuanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Фанфик[REMAKE VERSION] Pasti akan ada satu titik di mana kita semua dipaksa bersatu, benar-benar bersatu.