Rabu, 23 November 2022
05.45 AMDarel akan memulai perjalanannya menuju bumi perkemahan, ia diantar oleh Andra dan Vano. Vano ikut karena terpaksa, ia terbangun karena Darel yang sedang menyiap-nyiapkan kebutuhannya di kamar dengan kondisi lampu yang menyala sehingga Vano terganggu.
"Siapa yang mau nyetir?" Tanya Vano pada Andra.
"Lo mau nyetir gak?" Tanya Andra balik.
"Berangkatnya jam 6, kan? 15 menit lagi." Vano berpikir sebentar, mungkin dirinya saja yang menyetir kali ini. Karena kelebihannya dalam menyetir adalah ngebut dan suka menyalip-nyalip.
"Gue deh, gue bisa ngebut tapi tetep aman sampe tujuan," ujarnya.
"Yaudah, cepet." Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil yang sudah dimasuki oleh Darel sebelumnya. Ya, Darel sudah menunggu dari dalam mobil.
Andra dan Vano memasang seat belt lalu Vano menyalakan mobilnya. Setelah itu tanpa basa-basi Vano mengatakan,"Siap-siap, ya. Satu, dua, tiga."
Vano langsung tancap gas, dan yang benar saja, Vano membawakan mobil dengan sangat kencang bahkan sampai membuat Andra ngeri. Sebaliknya, Darel justru sangat menikmati perjalanan ini, perjalanan yang seru katanya.
"Ngebut tingkat maksimal anjir ini namanya!" Andra sampai mengumpat, respon Vano hanya tertawa karena merasa terhibur dengan teriakan Andra.
"Darel aja gak takut, masa Bang Andra takut. Iya kan, Darel?" Kalimat Vano membuat Andra merasa terprovokasi.
"Betul!" Seru Darel. Kalau dilihat-lihat, tingkah Darel makin lama makin berubah semenjak sekamar dengan Vano yang memiliki sifat slenge'an. Andra makin lama makin lelah.
Mereka sampai tujuan delapan menit sebelum berangkat. Andra dan Vano membantu untuk mengeluarkan perlengkapan Darel yang super banyak sebelum Darel pergi ke tronton.
"Darel berangkat," pamitnya pada Andra dan Vano.
"Iya. Hati-hati." Andra membalas ucapan Darel. Dan setelah itu Darel pergi ke tronton miliknya, meninggalkan Andra dan Vano di antara para wali yang mengantar murid-murid lainnya.
Setelah semua tronton pergi, barulah mereka pulang. Tetapi sebelum itu Andra menelpon Gaga terlebih dahulu untuk mengurus sesuatu.
"Gaga?" Sapa Andra pertama.
"Shaka udah dibangunin, Juna juga. Ntar mereka naik Goj*k ke sananya," sebelum Andra bertanya, Gaga lebih dulu tahu tentang apa yang Andra tanyakan. Shaka dan Juna akan pergi ke Kafe 1117 dengan Juna yang akan tampil memainkan piano di sana.
"Sisanya?" Tanya Andra.
"Gio kayak biasa, Ezra ya ... tidur," lapor Gaga. Vano mendengis ketika tahu rutinitas mereka berdua saat ini, tidak ada yang berubah.
"Ooh. Mau dibeliin buryam, gak? Buat bertujuh."
"Boleh." Setelah itu, Andra menutup telponnya secara sepihak. Mereka berdua kembali ke mobil dengan Andra yang menjadi supir kali ini, ia benar-benar trauma akan Vano yang membawakan mobil.
Selama perjalanan semuanya terasa tenang, bahkan terlalu tenang. Vano ingin berbincang dengan Andra sebenarnya, tetapi sepertinya mood Andra sedang tak baik-baik saja. Vano diam, ia takut kalau Andra marah karena dirinya. Pada akhirnya Vano memilih untuk melihat pemandangan kota.
"Vano," panggil Andra. Vano menoleh kearahnya.
"Gaada yang ngebebanin lagi, kan?" Tanya Andra.
Vano tersenyum, ternyata abang pendeknya ini tidak marah olehnya. Vano menjawab, "Gaada, gue dah bebas."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHESWARA | ATEEZ Family
FanfictionMaheswara, sebuah keluarga yang didedikasikan untuk delapan laki-laki yang kehilangan rumahnya. Inilah kisah hidup kedelapan laki-laki ini, kisah yang menceritakan keseharian mereka dalam luka. Main genre: Family angst, brothership Sub-genre: Slice...