12. 2010, Ingatan yang Kembali (1)

176 26 10
                                    

Senin, 24 Oktober 2022
19.20 PM.

Andra menerima sebuah telepon dari seseorang, namun ia menghiraukannya untuk berwaspada jika yang menelponnya adalah seorang penipu yanh mengharapkan uang darinya.

Tetapi ketika ia mencoba untuk menghiraukannya, nomor itu terus menerus menelponnya dan tak pernah berhenti. Andra terganggu, oleh karena itu ia mencoba untuk mengangkatnya.

"Halo?" Sapa Andra duluan.

"Halo, saya udah nempatin rumah kamu," balas orang itu kemudian.

"Oh, baik, pak. Kalau begitu nama bapak siapa?" Tanya Andra saat itu, ia masih mewaspadai orang ini.

"Nama saya Johan Winanta, dan kebetulan istri saya bagian dari Keluarga Atmaja."

Deg!

Bibir Andra terasa kelu, keluarga Atmaja? Keluarga ayah kandung Gio? Bagaimana bisa orang itu tahu jejak Gio yang selama hidupnya tak pernah menemui keluarganya sekalipun?

"Kenapa bapak beli rumah itu?" Tanya Andra.

"Sebelumnya saya mau ketemu Gio dulu, boleh?"

Apa-apaan itu? Orang ini aneh, Andra tak bisa mempercayainya.

"Maaf, pak. Saya gak bisa ngizinin."

"Kenapa?"

"Saya gak bisa penguntin kayak bapak," jawab Andra. Ya, tak seharusnya ia mempercayai orang ini, orang ini tahu informasi Gio bak penguntit, ia khawatir kalau nanti orang itu bisa mendapat semua informasi Gio. Dan juga, Gio belum pulih dari PTSD nya walaupun penyakit itu jarang datang ke diri Gio.

Andra harus melindungi keluarganya, harus.

Orang itu tak menjawab sama sekali, namun terdengar suara helaan darinya. Orang itu menjawab, "Baik, saya ngerti kenapa kamu gak bisa percaya sama saya. Tapi boleh saya tanya lagi?"

"Silahkan," jawab Andra.

"Kamu siapanya Gio?" Terdengar tidak sopan memang, tetapi Andra tak bisa menjawabnya selain kebohongan.

Ia menjawab, "Saya temennya."

"Kalau begitu, di mana dia sekarang?"

Sekarang Andra lah yang takut, ia takut kalau Gio bisa ditemukan oleh orang aneh itu. Apakah ia harus berbohong? Atau jujur?

"Maaf, saya gak mau jawab, pak. Dan tolong, demi Gio, tolong kasih waktu agar saya bisa ngizinin Gio buat pergi ke kediaman bapak sekarang. Terus saya mohon, saya ingin ke rumah bapak dulu," jelas Andra. Ya, jawaban yang tepat, Andra.

.

.

.

.

.

Rabu, 24 November 2022
10.00 AM

Gio sudah sampai di rumahnya yang terdahulu. Dan ya, rumahnya tidak ada yang berubah. Gio tahu rumah itu takkan berubah dan itu membuat memori Gio yang sudah ia pendam bangkit kembali, beruntungnya Gio sudah membawa obatnya untuk berjaga-jaga agar ia tidak kambuh. Kini ia tahu kenapa Andra menahannya agar tidak pergi sendiri, pemuda itu takut kalau penyakit Gio kambuh di rumah ini.

Ia melihat sekitar, dan satu-satunya yang berubah dari koridor rumah itu adalah terdapat tombol bel di sana. Ia memencet tombol itu dengan jantung yang berdegup kencang. Ia tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau perasaannya campur aduk kali ini, semua memori satu per satu mulai berdatangan di benaknya.

MAHESWARA | ATEEZ FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang