19. 2023, Kami Datang

94 16 9
                                    

Sabtu, 31 Desember 2022
13.33 PM

Gaga sedang memperhatikan Juna dan Darel yang sedang bermain PS. Tunggu dulu, tumbenan sekali Darel bermain PS? Itu karena Juna yang mengajaknya ketika Maheswara lainnya sedang tidur siang, sedangkan Shaka sedang bekerja di kafe untuk mengurusi pesanan yang menumpuk sebab sebentar lagi tahun baru tiba.

Omong-omong soal tahun baru, Gaga berencana untuk membuat jagung bakar di halaman belakang rumah sekaligus untuk melihat kembang api yang bermekaran di langit malam. Ia ingin sekali menikmati momen itu bersama para Maheswara, sayangnya Shaka tidak bisa ikut karena ia mengatakan akan lembur entah sampai kapan.

"Lagi main apa tuh?" Ezra secara tiba-tiba datang sambil memeluk guling dari kasur kamarnya. Lalu ia pun ikut menonton bersama Gaga dan dagunya bertumpu pada gulingnya itu.

Rumah pun hening kembali karena pandangan empat dari tujuh orang yang ada di rumah fokus ke layar televisi yang menampilkan sebuah permainan laga yaitu M*rtal Komb*t.

Sedangkan Andra dan Juna sedang menjemur pakaian di halaman belakang, tak lupa Juna memakai earphone-nya dan Andra yang memakai kacamata hitam karena cahaya matahari yang sangat terang benderang. Mereka berdua sudah hafal dengan alur cuaca saat ini, jika cahaya matahari saat ini sangat panas dan terang benderang maka sorenya sudah dipastikan turun hujan.

"Bang," panggil Juna kepada Andra. Andra pun menoleh kepadanya.

"Kalo misalkan dua diantara kita berantem, lo bakal gimana?" Tanya Juna tiba-tiba. Ia penasaran karena sejauh ini hubungan keluarga Maheswara masih harmonis, tidak ada perpecahan.

Andra menjawab, "Tinggal dilerai, kan?"

Menurut Andra, seharusnya para Maheswara tidak akan punya perkelahian yang serius karena mereka semua sudah dewasa, sudah bisa mengontrol emosi mereka. Mereka semua sudah bisa berpikir dari berbagai sudut pandang, jadi mereka tidak mudah menghakimi seseorang.

"Kenapa?" Tanya Juna penasaran.

"Karena kita semua udah tau kalo berantem itu gak guna." Andra menjawab pertanyaan Juna dengan sangat yakin. Juna menunduk untuk menghentikan lantunan lagu yang ia dengar.

"Gue gak yakin setelah kejadian Gio sama Vano. Dua-duanya gabisa ngontrol emosi waktu itu. Shaka juga, dia ngelempar beling ke tangan Gio sampe berdarah. Menurut gue karena trauma yang kita punya, kita gabisa ngontrol emosi sendiri. Gue takut kita hancur kalo terus-terusan begini." Juna mengeluarkan perasaannya kepada Andra.

"Terus dari kejadian Shaka juga, gue tau dia ada masalah. Kita semua masih belum bisa terbuka satu sama lain, bang. Mungkin aja pas kita lagi ngurusin Gio sama Vano ada juga yang punya masalah tapi disembunyiin," lanjut Juna. Andra menatap Juna dengan lidahnya yang kelu. Benar juga.

Andra menunduk. "Gue harap kata-kata lo gak bener," harapnya.

Aku juga berharap itu.

Gio sedang ada di kamar sendirian sambil menyapu lantai dengan lantunan lagu di telinganya. Sebenarnya bukannya ia rajin, ia hanya muak dengan debu dan kotoran yang bersarang di lantai karena ia dan Shaka malas membersihkannya. Terakhir kali lantai kamarnya dibersihkan adalah ketika beling-beling yang dilempar oleh Shaka berserakan.

Saat ini Gio mendapatkan bekas luka di kedua tangannya, satu di telapak tangan kanan dan satu lagi di lengan kiri Gio. Namun bukan Gio namanya jika tidak mempunyai pola pikir aneh, ia berpikir bahwa lukanya akan menjadi luka yang keren seperti karakter game yang sering ia mainkan.

Ah, rasanya ia menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya. Gio jadi lebih pendiam akhir-akhir ini, berbeda dengan Vano yang menjadi lebih terbuka kepada yang lain. Gio lebih sering berbicara di benaknya sendiri, tetapi hatinya masih menjadikan Maheswara sebagai keluarga tersayangnya. Ia tetap ramah di depan Maheswara, tetapi karena terlalu ramah, Maheswara menganggap bahwa keramahannya adalah bentuk tembok yang ia buat. Gio tidak pernah bercanda atau menjahili yang lain seperti biasa.

MAHESWARA | ATEEZ FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang