Bab 14

500 3 0
                                    

Setelah apa yang dialaminya kemarin, Fitri memutuskan untuk mengambil libur untuk beristirahat sejenak sambil memulihlan luka-lukanya. Lagipula mana mungkin dirinya tetap bekerja dalam kondisi seperti ini? Para pria hidung belang itu pasti akan kehilangan selera jika melihat tubuhnya yang penuh luka begini. Tante Maya pun kali ini dengan mudah memberiny izin. Mungkin karena sudah tahu apa yang terjadi padanya meski tanpa melihat. Padahal biasanya Tante Maya tidak akan memberikannya libur begitu saja jika pelanggam sedang ramai-ramainya.

Beristirahatlah dan pulihkan lukamu! Jangan lupa gunakan salep penghilang bekas luka yang ampuh. Awas jangan sampai kamu kehilangan pelanggan...

Begitulah pesan yang diterimanya dari Tante Maya. Ya, muchikarinya itu memang tak pernah perduli pada anak buahnya. Yang di pedulikannya hanyalah tentang bagaimana agar para anak buahnya tetap bisa bekerja dan menghasilkan uang untuknya.

Fitri pun hanya membiarkan pesan itu tanpa berniat membalasnya. Hatinya sudah kebal dengan segala makian dan kata-kata menyakitkan. Hidup di dunia malam memang keras. Tak perlu pakai hati dan perasaan, cukup di jalani saja maka semua akan berjalan dengan baik.

Fitri memilih menghabiskan waktu di hari itu dengan tiduran di kamar kosnya yang tak seberapa luas. Sekujur tubuhnya di penuhi memar yang masih terasa sakit jika dipakai untuk beraktifitas. Fitri kemudian menghitung uang tips yang di dapatnya dari pria tempramen itu. Lumayan banyak. Fitri masih bisa tersenyum meski sekujur tubuhnya terasa sakit. Setidaknya uang itu bisa menjadi sedikit penghibur. Dengan uang itu dirinya bisa libur beberapa hari dan uangnya bahkan masih lebih banyak dibandingkan jika dirinya tetap bekerja. Yah, selalu ada hal yang bisa disyukuri bahkan di balik musibah. Begitulah cara Fitri bertahan dengan hidupnya yang menyedihkan.

Fitri akhirnya memilih memanjakan diri dengan memesan berbagai makanan enak lewat aplikasi online. Ada bakso, siomay, sampai pizza.
Rasanya Fitri ingin memesan banyak makanan untuk menebus kesialannya tadi malam. Namun begitu makanan datang, entah mengapa selera makannya langsung menguap. Ternyata makan dalam keadaan sakit tetap tidak ada nikmat-nikmatnya. Akhirnya Fitri memaksakan diri menyantap sepotong pizza dan meminum satu cup minuman boba.

Sisanya akhirnya di berikan Fitri pada tetangga di rumah kontrakannya.

"Makasih ya Fit, sering-sering aja bagi-bagi makanan begini..."
Ucap seorang ibu-ibu dengan wajah sumringah. Dan kemudian makanan yang diberikannya langsung jadi rebutan oleh anak-anak si ibu yang masih kecil. Melihat pemandangan itu membuat hati Fitri merasa hangat.
Fitri lalu kembali masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
Orang-orang di sekitar tempat tinggalnya memang selalu memperlakukannya dengan baik dan ramah. Hal itu membuat Fitri betah tinggal disana meski hanya menempati satu kamar kecil saja. Mereka tidak tahu tentang pekerjaan kotornya. Mereka tahunya Fitri bekerja di restoran dan mendapat shif jaga malam. Tapi entah bagaimana nanti saat aibnya terbongkar. Masihkah dirinya akan diperlakukan sama?
Fitri menghalau pikiran buruknya sendiri dan mencoba memejamkan mata. Namun kemudian, karena merasa ingin buang air kecil, Fitri memutuskan untuk ke kamar mandi terlebih dahulu.

Saat buang air kecil, tiba-tiba Fitri merasakan sakit di area sensitifnya.

Selama ini Fitri memang kerap merasakan nyeri di daerah sensitifnya, tapi Fitri memilih untuk mengabaikannya. Namun kali ini Fitri merasa sakitnya tidak bisa lagi dia abaikan. Fitri menyadari ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada tubuhnya. Dan dirinya harus segera memastikan hal itu sebelum terlambat.

Sang Pelacur (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang