Bab 2

2.8K 14 0
                                    

Pukul sembilan malam, saat pelanggannya tiba di hotel melati. Padahal mereka berjanji akan bertemu jam delapan, dan Fitri sudah menunggu sejak setengah jam sebelumnya. Fitri hampir saja terlelap sambil menonton siaran TV kabel. Tapi untunglah dirinya segera tersadar saat mendengar suara engsel pintu dibuka.

"Selamat malam, Om..."
Sapanya dengan sunggingan senyum manis dibibirnya.

"Malam manis..."
Wajah lelaki itu terlihat garang, dengan jambang lebat, dan senyuman mes um merendahkan yang sudah biasa diterimanya. Namun Fitri harus tetap bersikap profesional, dengan memasang senyuman manis dan kata-kata merayu. Hatinya sudah dingin dan beku. Semua yang dilakukannya adalah seperti robot yang telah diprogram untuk bertindak dan bicara hal-hal serupa pada para pelanggannya yang datang setiap malam.

"Sepertinya kamu sudah siap sekali malam ini? Bisa langsung kita mulai?"

"Udah dong Om, malah udah lama nungguin dari tadi.."

"Oh, maaf tadi saya ada keperluan sedikit jadi terlambat datang, nanti saya kasih kamu tip lebih..."

"Wah, saya nggak minta ya Om..."

"Iya, bukan kamu yang minta, saya yang mau kasih, sebentar ya, saya mau ke toilet dulu..."

"Ya Om, saya tunggu..."

Dan sambil menunggu, Fitri menaikkan gaunnya hingga ke paha bagian atas, lalu menurunkan sebelah tali gaunnya. Penampilan seperti itu biasanya langsung menarik gairah para pria. Dengan sebagian bagian sensitifnya yang sengaja ditonjolkan, tapi tidak sepenuhnya terbuka. Seolah sengaja memancing rasa penasaran. Membuat orang yang menatapnya berfantasi liar.

Sementara itu, melihat tingkah Fitri, pria hidung belang itu menyeringai licik.

Dasar gadis penggoda! Lihatlah nanti jalang, akan kubuat kau menangis minta ampun malam ini!

"Melihat tingkahmu itu, pastilah jam terbangmu sudah tinggi ya?"

Tentu saja itu bukanlah pujian, melainkan kalimat hinaan.

"Tentu saja Tuan, dan mendengar pernyataanmu itu, pastilah kau juga pemain berpengalaman!"
Balas Fitri tak kalah sinis.

"Tentu saja Nona manis, nanti akan kutunjukkan kemampuan terbaikku. Tapi nampaknya kau masih terlalu muda, berapa usiamu sebenarnya?"

"Berapapun usiaku, itu bukan urusanmu Tuan..."

"Ya..ya aku tahu, itu memang bukan urusanku. Ah, kau seperti seusia putriku. Semoga saja dia dijauhkan dari prilaku kotor sepertimu..."

"Ah, ternyata Anda terlalu naif. Memberi contoh yang buruk tapi berharap putri Anda menjadi baik..."

"Aku suka keberanianmu berbicara dan berargumen denganku. Dan sepertinya percakapan kita akan semakin seru, bagaimana kalau kita lanjutkan di ranjang, sepertinya ini akan jadi malam yang panjang untukmu..."

"Baiklah, mari tuan. Sudah tugasku untuk menyenangkanmu malam ini..."

Dan tanpa menunggu lama, pria itu langsung menerkam bagaikan binatang buas.
Fitri langsung tersentak, saat pada serangan pertama pria itu langsung menggigit bibirnya hingga berdarah.

"Aww"
Fitri mengaduh kesakitan, lalu mengusap bibirnya yang berdarah.

"Kamu membuatku terluka!"
Bentak Fitri pada pria itu.

"Haha, bersiap-siaplah, aku penganut aliran keras! Tapi tenanglah, aku juga akan memuaskanmu dan membuatmu basah!"
Pria itu mengusap darah di bibir Fitri dengan lidahnya, lalu mencecapnya seolah sedang mencicipi makanan.

"Ayo kita mulai..."
Dan di mulailah permainan panas malam itu. Lelaki itu mengambil kendali penuh atas permainan. Terus menyerang, bahkan tak memberikan kesempatan bagi Fitri untuk mengambil nafas. Seolah ingin membuktikan bahwa dirinyalah yang berkuasa malam itu. Dan Fitri pun hanya bisa pasrah.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Namun tetap pria itu tak merasa terganggu dan tetap melanjutkan permainan.
Dan kemudian terdengar suara keras dari arah pintu. Ternyata pintu telah di didobrak paksa dan seorang wanita menghampiri mereka sambil mengarahkan kamera ponsel.

"Wah...wah suamiku sedang apa ini?"

Sang Pelacur (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang