Bab 54

161 4 0
                                    

Fachri mulai panik saat menyadari Fitri tidak berada di kamar pengantin mereka.

'Kemana perginya perempuan itu?', rutuknya dalam hati.

Fachri kembali mengingat kejadian semalam, saat dirinya hampir lepas kendali dan terucaplah kata-kata tidak pantas yang mungkin saja menyakiti hati Fitri.

'Apa dia kabur karena ucapanku semalam?', Fachri mulai merasa tidak tenang.

Setelah pikirannya sudah lebih jernih akhirnya Fachri sadar untuk segera menelpon Fitri. Bukankah itu mudah? pikirnya merasa bodoh.

Namun setelah mencoba menelpon, suara dering ponsel Fitri justru terdengar di kamar. Ternyata Fitri meninggalkan ponselnya si balik selimut.

'Sial! Ceroboh sekali dia!' kembali Fachri hanya bisa menggerutu.

Akhirnya Fachri memutuskan untuk mandi terlebih dahulu karena tubuhnya terasa lengket. Setelah selesai mandi Fachri sudah merasa jauh lebih segar. Fachri pun langsung bersiap dan bergegas keluar dari kamar. Namun saat baru akan melewati pintu tiba-tiba langkahnya terhenti, sejenak Fachri memegangi perutnya yang sedikit sakit. Fachri baru menyadari bahwa hari sudah siang dan dirinya hanya menyantap sepotong roti, itupun kemarin malam. Fachri akhirnya menyempatkan minum beberapa teguk air putih sebelum melanjutkan langkahnya. Mungkin dia akan segera makan sebentar lagi, setelah menemukan Fitri, begitu pikirnya.

Fachri lalu mencari Fitri di sekitar area hotel. Pasti dia hanya berkeliaran di sekitar sini, begitu pikirnya. Fachri mencari di area kolam renang, lalu ke restoran dan juga bar yang masih berada di dalam hotel. Namun entah mengapa Fachri tidak bisa menemukan Fitri dimanapun juga. Hampir putus asa akhirnya Fachri memutuskan bertanya pada resepsionis. Namun resepsionis pun tidak melihat dan tidak tahu menahu tentang keberadaan Fitri.

Dengan langkah gontai, akhirnya Fachri berjalan keluar dari hotel. Mungkin saja Fitri berjalan-jalan keluar. Keringat mulai menetes membasahi keningnya, namun Fachri terus melangkah dan melangkah meski tanpa tahu arah dan tujuan.

'Sialan! Kemana perginya dia?', lagi-lagi Fachri mengumpat dalam hati.
Kepalanya mulai terasa pening. Dan kakinya sedikit gemetar. Mungkin karena dirinya belum menyantap apapun hari ini.

Akhirnya logikanya membawanya melangkah kembali ke kamar hotel. Mungkin dirinya harus makan dulu, baru nanti mencari Fitri lagi.

Dengan penuh perjuangan Fachri akhrinya sampai juga di kamarnya.
Fachri terkejut saat mendapati Fitri sudah berada di dalam kamar. Fitri tengah duduk bersantai sambil menyantap aneka jajanan entah apa, yang banyak berceceran di meja hotel.

'Dasar kurang ajar! Aku mencarinya kemana-mana, dia malah enak-enakan disini'
Fachri menatap Fitri dengan sebal,

namun sepertinya Fitri tak perduli.

"Dari mana saja kamu? Aku mencarimu kemana-mana!"
Fitri mengangkat kepalanya hingga pandangan mereka bertemu.

"Apa?", tanya Fitri dengan mulut penuh makanan.

"Saat aku bangun, kamu tidak ada di kamar, jadi aku mencarimu sampai keluar hotel!"

"Maaf, aku tidak tahu kalau kau sampai mencariku, aku hanya berjalan-jalan keluar sebentar. Lagi pula, aku pikir kamu akan merasa tidak nyaman jika berada berdua denganku di dalam kamar....", Jawab Fitri dengan polosnya.

Fachri menarik nafas dalam-dalam, sebelum kembali bicara.
"Aku minta maaf, jika kata-kataku semalam keterlaluan dan melukai perasaanmu, aku tidak bermaksud seperti itu. Kita belum cukup saling mengenal dan mungkin aku akan butuh waktu untuk membuka diri denganmu...namun aku minta kamu tetap berada disisiku, karena bagaimanapun juga kamu sudah menjadi istri yang adalah tanggung jawabku, kamu bisa mengerti maksudku kan?"

Fitri tertegun mendengar penjelasan Fachri yang terasa sangat berbeda dari kata-kata yang diucapkannya semalam.
Namun sebelum sempat menjawab, tiba-tiba saja tubuh Fachri sudah jatuh terkulai di atas sofa.

Sang Pelacur (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang