Bab 20

386 4 0
                                    

" Jangan bicara begitu, mari kita jalani pelan-pelan, sampai nanti kamu yakin...saya siap menikahimu, tapi sampai waktu itu saya punya satu permintaan, jangan kembali pada pekerjaan harammu itu..."

Fitri mengangkat kepalanya yang dari tadi tertunduk, memberanikan diri menatap Dokter Andre dimana ternyata lelaki itu tengah menatapnya dengan dalam. Fitri masih tak habis pikir, hal apa yang membuat Dokter Andre tertarik padanya.

"Hidup saya cukup rumit, Anda tidak seharusnya mendekati perempuan seperti saya..."

"Sayangnya hati tidak bisa memilih kepada siapa ia jatuh dan mencinta. Dan ternyata hati saya memilihmu. Tapi tenang saja, saya bukan remaja kasmaran yang labil. Saya adalah seorang pria dewasa, saat saya mulai tertarik padamu, saya sudah berpikir panjang tentang konsekuensi ke depannya. Dan saya sudah siap bertanggung jawab akan pilihan saya..."

Jawaban Dokter Andre yang tegas meski sedikit mengandung kegombalan nyatanya berhasil membuat Fitri terkesan. Semula Fitri memang tak memiliki perasaan apapun pada Dokter Andre, tapi wanita mana yang tak luluh saat mendapat perlakuan semanis ini.

Kali ini Fitri hanya mengulum senyum dan mulai salah tingkah.

Apakah dirinya benar-benar akan menjadi cinderella? Tanya Fitri di dalam hatinya.

Tidak lama berselang pelayan datang mengantarkan makanan dan minuman pesanan mereka.

"Makanlah, steak disini adalah salah satu steak terbaik yang pernah saya santap..."
 
Dokter Andre memotong daging dan meletakkannya ke piring Fitri.
Fitri menurut, menyantap potongan daging yang diberikan Dokter Andre yang ternyata sangat lembut dan gurih.

"Coba juga dengan sausnya..."
Satu potongan kembali diletakkan ke piring Fitri. Dan kali ini Fitri menyantapnya dengan saus jamur yang creamy.

Sejenak Fitri menikmati 'service' yang diberikan Dokter Andre. Menyantap makanan lezat dan dimanjakan dengan perhatian yang rasanya agak berlebihan.
"Terimakasih banyak..."
Ucap Fitri setelah mereka selesai menikmati makanan yang lezat.

"Sama-sama, lain kali kita akan pergi ke tempat-tempat lain bersama..."

Tanpa sadar Fitri mengangguk. Sepertinya Fitri mulai tersihir dengan pesona Dokter Andre.

"Dan tentang pekerjaanmu, jangan khawatir...selama kamu tidak bekerja saya akan memberikan uang untuk biaya hidupmu..."

"Tidak perlu Dok, saya masih punya cukup tabungan..."

"Ah, kamu masih sungkan rupanya, kalau begitu nanti biar kucarikan pekerjaan yang cocok untukmu..."

"Terimakasih banyak Dok, tidak perlu repot-repot..."
Sungguh Fitri merasa tak enak hati.

"Jadi kamu sudah setuju kan kalau kita berkencan?"
Fitri hanya bisa menganggk malu-malu.
Namun hal itu sudah cukup menjadi jawaban yang membuat Dokter Andre tersenyum sepanjang perjalanan mengantarkan Fitri pulang.

"Terimakasih banyak atas kesempatan yang kamu berikan, mari kita jalani pelan-pelan, tapi kalau kamu sudah yakin, aku tak ingin menunda untuk menikahimu..."
Rasanya terlalu cepat dan Fitri selama ini tak pernah memikirkan tentang pernikahan. Tapi mendengar ucapan Dokter Andre tak ayal melambungkan harapan di hati Fitri.
Kali ini Fitri hanya diam, karena terlalu malu untuk menjawab.

"Jadi, mau langsung pulang atau tempat lain yang ingin kamu kunjungi?"
Fitri menggeleng.

"Tidak ada, langsung pulang saja Dok..."

"Baiklah, lain kali aku akan mengajakmu ke tempat-tempat lain dan kita akan menghabiskan waktu lebih lama bersama..."

Dokter Andre mengantarkan Fitri sampai ke depan rumah kontrakannya.
"Terimakasih banyak Dok..."

"Ya sama-sama, sampai jumpa dan jangan lupa balas pesanku nanti..."

Mobil Dokter Andre pun melaju meninggalkan kontrakan Fitri. Dalam hati Dokter Andre berfikir bahwa mereka harus segera membuat panggilan kesayangan agar Fitri tidak terus memanggilnya Dok.


Sang Pelacur (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang