Bab 43

185 4 0
                                    

"Fitri, maukah kau menikah denganku?"

"Apa?"

Fitri tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Pasti pria itu salah bicara.

"Apakah kau mau menjadi istriku?"
Namun lagi-lagi pria itu mengucapkan kalimat tak masuk akal.

"Maaf sepertinya kau sedang mabuk ya? Aku bukan pacarmu atau calon istrimu! Aku hanyalah pelac*r yang kau bayar untuk menemanimu semalam! Jadi kau salah orang!"
Fitri berusaha menjelaskan, agar pria itu lekas sadar dan tidak bicara aneh-aneh lagi padanya.

"Aku tidak sedang mabuk dan aku tidak salah bicara, aku ingin kau menikah denganku, apa kau mau?"
lagi-lagi kalimat aneh tak masuk akal yang di dengar Fitri.

"Apa maksudmu?"

"Berapa banyak aku harus membayarmu, agar kau mau berhenti dari pekerjaan haram ini dan menjadi istriku?"

"Kau gila? Atau kau sedang patah hati?"

"Hahaha, kau berani meledekku?"

"Kalau kau dipaksa keluargamu untuk menikah, sebaiknya kau cari gadis baik-baik, bukan pelac*r sepertiku! Apa kau sudah seputus asa itu?"

"Kau cerewet sekali! Katakan saja, kau mau atau tidak? Dan berapa bayaran yang kau minta!"

"Jika keluargamu tahu yang kau bawa adalah pelac*r, mereka pasti akan menolakku dan bisa jadi salah satu dari kereka akan terkena serangan jantung dan masuk rumah sakit!"

Fitri teringat akan keluarga Dava yang tidak bisa menerimanya.

"Aku sudah tidak punya keluarga dan Almarhum Ibuku yang memintaku untuk menikahi pelac*r dan membimbingnya agar aku mendapat pahala..."

"Apa?"

"Kau mau atau tidak?"

"Apa ini serius??"

"Tentu saja, katakan berapa aku harus membayarmu? Tapi kau harus berhenti dari pekerjaanmu dan menjaga kehormatanmu sebagai seorang istri!"

Fitri benar-benar terkejut sampai kehilangan kata-kata. Kemudian Fitri teringat doa nya di saat dirinya merasa begitu sedih dan putus asa. Apakah benar ini akan menjadi jawaban atas doa dan kepasrahannya? Entahlah, rasanya seperti mimpi. Fitri sampai mencubit pipinya sendiri untuk memastikan kalau dirinya sedang tidak bermimpi.

"Bagaimana?", Pertanyaan pria itu yang terdengar tak sabar mengagetkan Fitri.

"Baiklah, aku mau!", Reflek Fitri memberikan jawaban.

Fitri tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Entah bagaimana nanti kehidupannya, tapi setidaknya dirinya akan segera bebas dari pekerjaan haramnya ini.

"Jadi, berapa aku harus membayarmu?"

"Bayarkan saja denda pada mamiku, lalu setiap bulan kamu harus menanggung biaya makan dan kebutuhanku sehari-hari, bagaimana?"

"Hanya itu?"

"Ya..."

"Apa kau yakin?"

"Tentu saja!"

Fitri tidak terpikir, memang apalagi yang harus dimintanya? Bisa lepas dari lingkaran bisnis prostitusi ini adalah satu-satunya impiannya. Dan tiba-tiba saja pria tak dikenal yang duduk di depannya ini menawarkan solusi yang sungguh menggiurkan.

"Baiklah, aku akan segera menemui mami mu untuk membicarakan hal ini, setelah ini aku akan menghubungimu lagi!"

Pria itu bangkit dari duduknya dan segera melangkah ke arah pintu.

'Jadi benar dia hanya ingin mengajakku menikah, bahkan malam ini aku tidak disentuhnya sama sekali?'

Fitri bertanya dalam hatinya, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya.

"Tunggu sebentar!", Fitri setengah berteriak saat baru saja menyadari sesuatu.

Pria itu berdiri tepat di depan pintu dan sudah bersiap untuk membukanya, namun kemudian menoleh mendengar Fitri berteriak.

"Ada apa lagi?"

"Siapa namamu?"

"Fachri"

Setelah menjawab pertanyaan Fitri, Fachri melanjutkan langkahnya dan menghilang di balik pintu.

'Fachri...', Fitri menyebut nama itu dan seketika jantungnya berdetak lebih cepat.

Sang Pelacur (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang