CHAPTER 21 MANSION

21.3K 1K 2
                                    

Happy reading









Di tempat parkir

“bry lo ngak ke basecamp? Semalam kita tawuran dengan gangnya pangeran, karena mereka semua mengetahui tentang kejadian lo balapan ama pangeran” ucap dimas

“lo yang urus gue mau ke mansion” ucap bryan

Dimas hanya menghela napas melihat tingkah bryan

Tak lama bryan melihat rasya yang sedang menghampirinya

“naik cepat” ucap bryan ke rasya

“k-kita mau k-emana kak?”ucap rasya gugup

“gue mau pulang ke rumah gue, lo ikut” ucap bryan tidak ada penolakan

Rasya hanya menuruti keinginan bryan, dan langsung menaiki motor bryan

Sampai di mansion keluarga bryan, mata rasya melihat rumah itu, bukan rumah tapi istana, itu bahkan 100 kali lebih besar dari rumah rasya.

Rasya hanya membulatkan matanya tanpa berkedip dengan mulut ternganga

Melihat tingkah rasya, bryan tersenyum walaupun tidak memperlihatkannya, karna selama ini dia tidak pernah terlihat tersenyum

“nanti laletnya masuk” ucap bryan yang menahan tawanya

Rasya malu akan perkataan bryan dan langsung menutup mulutnya

Melihat bryan masuk, rasyapun mengekor di belakang bryan

Sampai di ruang keluarga ternyata orang tua bryan ada disana

“baru pulang, kemana aja kamu” Tanya ayah bryan dengan mengintimidasi

“bukan urusan lo” balas bryan datar

“kamu itu balapan terus, tawuran terus, mau jadi berandalan kamu”

“lo aja jarang pulang, kerja terus, makan tu kerja” kekehnya bryan

“BRYAN…” Teriak ayah bryan

“apa memang benerkan” balas bryan

Rasya yang melihat itu hanya bisa diam, ternyata bryan juga memiliki sisi yang buruk dalam hidupnya

“kamu tau papa juga kerja karna kamu, semua  kemewahan yang kamu dapat juga dari papa” ucap papa rasya memerahi bryan

“apa cukup dengan uang ha” balas bryan

Karna terlarut dalam kemarahan ayah rasya langsung melayangkan pukulan tepat di wajah bryan sehingga bibir bryan mengeluarkan darah

Tanpa membalas pukulan papanya Bryan langsung berjalan menuju kamarnya dengan marah

Ayah bryan pun juga pergi dari ruangan itu karna tersulut emosi

Rasya masi terdiam kaku disana tanpa menyadari ada seorang wanita yang menghampirinya, ya itu ibu bryan

“kamu temannya bryan ya” ucap ibu bryan

“i-iya tante” ucapnya terbata-bata

“semua kejadian yang kamu liat jangan diambil hati ya, begitulah keluarga kami” ucap ibu bryan mengusap lengan rasya

“bryan dulunya anak yang baik sampai satu kejadian yang membuatnya menjadi seperti ini, ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan begitu pula dengan saya, sehingga kami tidak peduli dengan bryan, ayahnya juga selalu menekannya untuk bisa menjadi yang terbaik, tapi malah sebaliknya bryan malah menjadi anak yang pembangkang dan tidak mau menurut” cerita ibu bryan menahan sedikit tangisnya

“saya harap kamu bisa menjadi teman yang baik untuk bryan sehingga kamu bisa mengubah sikapnya” pesan ibu bryan pada rasya

Mendengar cerita itu rasya merasa kasihan kepada bryan

“kamar bryan ada di atas dengan pintu warna hitam, naiklah tenangkan bryan”

“iya tante” balas rasya dan langsung naik kela lantai atas menemui bryan
Berdiri didepan pintu kamar bryan, rasya mengetuk pintu tersebut

Tok..tok..tok

“kak….”

Tidak ada balasan, rasya memutar kenop pintu yang tidak terkunci dan membuka pintu tersebut

Masuknya kedalam kamar bryan, rasya melihat kamar bryan yang berantakan dengan barang yang tercecer kemana-mana

Rasya yang melihat bryan yang ada dilantai memegangi kedua lututnya sambil menangis tersedu-sedu dengan luka yang ada disudut bibirnya

Rasya langsung menghampiri bryan duduk dan langsung memeluk bryan yang masih menangis, membawa kepala bryan kedadanya sambil mengelus punggung bryan

Mendapatkan sebuah pelukan dari rasya, bryan langsung membalasnya dengan pelukan yang erat dengan menambah tangisnya

Lama mereka berpelukan dan sudah tidak ada suara tangisan dari bryan, rasya melepaskan pelukannya

“kak aku bersihin dulu ya lukanya” ucap rasya

“ngak usah, udah biasa” balas bryan

“tapi nanti lukanya infeksi”

“biarin gue meluk lo dulu sampai gue tenang” ucap bryan yang kembali memeluk rasya

Setelah pelukan hangat yang di berikan rasya, bryan bangkit untuk membersihkan tubuhnya

“gue mau mandi dlu lo tunggu sini” ucap bryan

Rasya hanya mengangguk dan menunggu di pinggir Kasur

Keluarnya bryan dari kamar mandi yang hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawahnya, sehingga terpampang jelas tubuh atletis bryan

“lo kan udah liat semuanya” ucap bryan yang membubarkan lamunan rasya

Rasya hanya malu dengan apa yang dia dengar

“gue mau tidur dulu, gue antar lo sebentar malam, jadi temani gue dulu”

Bryan pun membaringkan badannya di atas  Kasur tanpa memakai bajunya

“sya lo tidur disamping gue” ucap bryan

Rasya hanya mengangguk dan ikut berbaring di samping bryan

Bryan memeluk rasya dan menyimpan kepala rasya di dada bidangnya dan tangannya menjadi bantalan untuk badan rasya
Merekapun tertidur dengan posisi saling berpelukan











Selamat Membaca............

BULLY ON YOU [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang