"Rene, rapi sekali? Mau kemana?" Tanya Suho pada wanita yang dicintainya itu. Rambutnya yang dikuncir kuda serta tubuhnya yang di balut kemeja berwarna putih menambah aura tegas dan dingin dalam dirinya, tetapi dibalik itu semua, Irene yang seperti sekarang justru terlihat sangat sexy di mata Suho.
"Ke kampus, aku ada jadwal hari ini mas" Irene mengambil kunci mobilnya lalu berjalan ke arah Suho,
"Itu luka kok sudah gak ada?" Suho memperhatikan ujung bibir dan pelipis Irene saat wanita tesebut akan mencium pipinya.
"Aku tutup pakai make up" Ucapnya manis sambil tersenyum yang berhasil membuat Suho terpesona sepersekian detik sebelum akhirnya Irene menyadarkannya dengan sebuah kecupan di pipinya.
"Aku pergi dulu" pamit wanita itu sambil melangkah menuju keluar rumah.
"Bagaimana Tuhan bisa menciptakan wanita seindah dia?" Puji lelaki itu sambil matanya terus menatap ke arah Irene yang baru saja masuk ke dalam mobilnya.
Irene yang baru saja memasuki lobby W-University langkahnya di hentikan oleh suara berat yang memanggilnya.
"Direktur ada kelas hari ini?" Arka menghampiri Irene sambil berusaha mengatur nafasnya setelah dia berlari menghampiri Irene.
"Jangan berlari ke arah saya dokter, saya takut hanya lelah yang nanti anda dapat." Ucap Irene tersirat yang dia tutupi dengan senyuman manis di wajahnya.
"Tidak masalah. Walaupun hanya lelah yang saya dapat, setidaknya saya pernah berusaha berlari untuk mengejar tujuan saya" Jawab Arka sambil tersenyum sendu yang membuat Irene hanya bisa tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu dokter"
"Tunggu..." Cegahnya sambil menahan tangan Irene.
Irene menatap ke Arka lalu menurunkan tatapannya ke tangannya yang sedang di genggam oleh Arka.
"Maafkan saya" Arka segera melepas genggamannya begitu menyadari arti tatapan mata Irene.
"Bisa kita pergi bersama direktur?"
Irene tersenyum dan mengangguk disusul dengan Arka yang memberinya kode dengan tangannya agar Irene berjalan lebih dulu menuju ke lift.
"Anda lantai berapa dokter?"
"Lantai berapapun selama direktur yang memilihnya saya akan ikut"
Irene hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala, tangan kanannya akhirnya memilih menekan lantai 6 sebagai pemberhentian mereka.
"Cincin baru direktur?" Tanya Arka penasaran saat matanya tidak sengaja melihat jari manis Irene.
"Iya, baru tadi pagi"
Arka mengangguk sambil menyandarkan punggungnya di sisi belakang lift,
"Hadiah dari seseorang?" lanjutnya penasaran tetapi kali ini usahanya gagal untuk mendapatkan jawaban karena pintu lift sudah lebih dulu terbuka.
Irene hanya tersenyum lalu berpamitan dan segera meninggalkan lift.
--------------------------------------&&---------------------------------
Di tengah-tengah perkuliahan, ruang kelas Irene tiba-tiba di ketuk oleh Raina yang membuat kelasnya harus dia jeda beberapa saat.
"Ada apa?" Irene terlihat bingung melihat Raina yang panik saat mereka sudah berada di luar kelas.
"Suho pingsan. Dia sedang di IGD sekarang. Kevin menelfonmu tetapi kau tidak bisa dihubungi"
Irene terperanjat mendengar kabar dari Raina, tetapi dia tetap harus profesional untuk menyelesaikan kelasnya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal 2
FanfictionRumah tangga yang mereka bangun dengan bahagia tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah skandal besar yang membuat rumah tangga mereka ada di ujung tanduk perceraian. Bisakah mereka menyelamatkan rumah tangga mereka?