Bonus Chapter 1

1.6K 97 18
                                    

Suho memasuki rumahnya saat Kun dan Karina sudah tertidur. Dia memasuki rumah dengan tenang karena takut mengganggu kedua anaknya dan terutama Irene yang sejak kehamilannya yang ketiga, apapun yang di lakukan Suho serba salah di mata Irene.

"Sayang, belum tidur?" Tanya Suho saat dia membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan.

"Hmm..." Jawab Irene dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari labtop yang sedang ada di pangkuannya.

"Sayang, labtopnya jangan di pangku, kan ada adek bayinya di perut" Ucap Suho lembut sambil melepas dasi dan juga kemejanya.

"Aku tidak punya meja, jadi tidak ada pilihan lain. Punggungku sakit kalau harus duduk lama-lama di ruang kerja"

Suho hanya menghela nafasnya, dia mencoba menambah kapasitas kesabarannya saat mendengar jawaban dingin dan ketus dari istrinya.

"Besok aku belikan meja kecil" Kali ini Suho memilih memberikan solusi daripada harus berdebat tanpa akhir dengan Irene.

"Terserah mas saja"

"Sekarang letakkan labtopmu! Kau harus istirahat, ini sudah tengah malam. Lagipula kau pasti belum mandi" Ucap Suho tanpa memberi jeda sedikitpun. Dia yakin kalau istrinya belum mandi karena Irene masih memakai baju yang tadi pagi dia pakai untuk berangkat kerja.

"Mau mandi bersama?"

Mendengar ucapan suaminya, Irene segera mengalihkan pandangannya ke Suho, wanita cantik itu hanya menatap Suho tanpa ekspresi yang membuat Suho sedikit kesulitan memahami maksud dan arti tatapan istrinya.

"Bilang saja mas rindu bercinta denganku" Jawab Irene dingin sembari merapikan labtopnya.

"Sayang, kenapa bahasamu vulgar sekali?"

"Lalu aku harus bilang apa? Having Sex? Atau making love?" tanyanya ketus sambil berjalan melewati Suho untuk masuk ke kamar mandi.

Suho hanya bisa menghela nafas, ya istrinya menjadi sangat berubah semenjak kehamilannya yang ketiga. Bagaimanapun juga, saat dia memutuskan untuk tidak menggugurkan calon bayi ketiga mereka saja sudah membuat Suho sangat bersyukur karena ini semua memang kesalahan Suho.

"Sayang, aku masuk ya..." Panggil Suho dari luar kamar mandi sambil mengetuk pintu.

"Iya"

Suho membuka pintu perlahan lalu masuk ke dalam kamar mandi. Matanya terpesona dengan keindahan yang Tuhan ciptakan di depannya, yaitu sosok Irene yang hampir 14 tahun menjadi istrinya.

Irene yang biasanya sudah sangat cantik bahkan sangat sexy di mata Suho, tetapi istrinya saat hamil entah kenapa tingkat sexynya justru bertambah berkali-kali lipat. Suho mendekat ke arah Irene yang sedang berdiri di bawah guyuran air shower, dia memeluk Irene dari belakang sambil mengusap perut Irene yang sudah mulai nampak besar karena ini sudah masuk minggu ke 24.

"Anak papi, apa kau hebat hari ini bersama mami?" Tanya Suho sambil mengusap perut Irene.

"Dia tidak pernah tidak hebat mas. Paling tidak sifatnya menurun dariku yang tidak suka membuat kekacauan dan onar" Jawab Irene sinis yang membuat Suho kembali merasa tersindir tetapi sekali lagi cintanya pada istrinya jauh lebih besar yang membuatnya seolah-olah tutup telinga dengan semua ucapan dingin istrinya.

"Apa kau mau papi jenguk?" lanjut Suho sambil masih mengusap perut istrinya lembut yang membuat Irene hanya mendengus kesal.

"Sudah kuduga ujung-ujungnya kau akan seperti ini" protes Irene.

"Ayolah sayang, ini sudah hampir 5 bulan aku tidak mendapatkannya, ya?" Pinta Suho dengan wajah memelas karena memang selama trimester pertama hingga pertengahan trimester kedua Suho benar-benar tidak berani melakukannya.

"Kita tidak bisa melakukannya di kamar mandi dengan kondisi aku hamil begini mas."

"Kalau begitu kita lakukan di ranjang, bagaimana? Ya?"

Irene menatap suaminya malas tetapi akhirnya mengiyakan permintaan suaminya setelah melihat sesuatu di bawah sana sudah cukup mengeras yang dia yakin suaminya sudah sangat menginginkannya.

Tidak ada percakapan ataupun perbincangan lagi, kamar mereka hanya penuh dengan lenguhan dan desahan nikmat. Bathrobe yang sudah berserakan menandakan tubuh mereka sudah sangat-sangat polos sekarang, tidak ada satupun kain yang menutupi tubuh mereka. Kulit mereka bersentuhan satu dengan yang lainnya, titik-titik sensitif di tubuh Irene terjamah dengan sangat sempurna oleh lidah hangat dan juga tangan terampil dari Suho.

"Sayang, aku masuk ya..." Bisik Suho lembut yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Irene.

"Emhhhhhhhh..." Lenguh mereka bersamaan saat tubuh mereka berhasil menyatu dengan sempurna.

"You look so hot babe..." Bisik Suho sambil terus memacu dirinya untuk memberikan kenikmatan bagi mereka berdua.

Di tengah-tengah aktivitas panas mereka, tiba-tiba suara pintu kamar mereka di ketuk dengan begitu keras bersamaan dengan suara tangisan anak perempuan yang jelas pasti itu adalah Karina.

"Mas, Karina..." Ucap Irene panik saat mendengar tangisan putrinya.

"Sebentar aku ambil baju dulu" Ucap Suho sambil segera bergegas turun dari ranjang dan mengambil celana dan kaosnya.

Irene segera mengambil bathrobenya yang tadi dia pakai sehabis dari kamar mandi saat Suho membuka pintu untuk putri kecil mereka.

"Hei, kenapa sayang?" Tanya Suho sambil langsung memeluk Karina yang menangis di depan kamar mereka.

"Karin mimpi buruk papi, Karin dikejar dinosaurus"

Mendengar jawaban putrinya, Irene hanya bisa menahan tawanya karena memang akhir-akhir ini Karin sangat menyukai segala sesuatu tentang dinosaurus, lebih tepatnya karena Kun menyukai dan mengoleksi semua hal tentang dinosaurus sejak kecil akhirnya membuat Karina juga jatuh hati pada sosok hewan purba tersebut.

"Makanya, kalau tidur jangan bawa boneka dinosaurus sayang"

"Tapi Karin sayang papi sama Bronto..."

Suho hanya bisa menatap Irene yang masih duduk di atas ranjang dengan tatapan "apa yang harus kita lakukan?", sedangkan Irene dia hanya bisa menahan tawanya melihat Karina yang bahkan masih membawa boneka Brontosaurus kesayangannya yang baru dibelikan oleh Sehun sekitar sebulan yang lalu.

"Sayang, mau tidur disini?" Tanya Irene mengambil alih yang langsung dijawab dengan anggukan. Ketika Karin berlari dengan semangat ke atas ranjang mami dan papinya, Suho justru memberikan tatapan protes karena aktivitas mereka tadi saja belum selesai tetapi Irene justru membiarkan putri mereka tidur di kamar.

"Sayang..." Ucap Suho dengan tatapan protes yang seolah-olah mengisyaratkan "yang tadi kan belum selesai".

"Ngalah sama anak mas..." Ledek Irene dengan ekspresi jahil sambil menahan tawa karena aktivitas malam mereka harus terganggu hanya karena mimpi dikejar dinosaurus.

"Karin disini dulu, mami ganti baju dulu ya."

"Mami barusan mandi?" Tanyanya polos yang langsung diiyakan oleh Irene.

"Tetapi kenapa berkeringat lagi? Apa mami tidak menggunakan AC?" Tanyanya dengan ekspresi polos yang tentu saja harus membuat Irene berfikir cepat untuk menjawab pertanyaan anak tengahnya ini.

"Tadi mami mandi pakai air hangat sayang, jadi ketika keluar kamar mandi tubuh mami harus menyesuaikan dengan suhu kamar"

"Tapi Karin tidak pernah berkeringat kalau habis mandi dengan air hangat"

Irene segera menatap Suho untuk mengambil alih ini semua karena dia sudah kehabisan cara untuk menjelaskan pada Karin.

"Sayang, biarkan mami ganti baju dulu ya, kasihan nanti adik kecil di perut mami masuk angin"

"Baiklah" Ucapnya lugu sambil berbaring di ranjang besar itu dan memeluk boneka dinosaurus miliknya.

Malam itu, akhirnya mereka tidur bertiga. Sedangkan Suho benar-benar harus menekan hasratnya karena dia tidak mungkin melanjutkan aktivitas malamnya, tapi paling tidak untuk 5 bulan terakhir ini, malam ini pertama kalinya Suho melihat istrinya tersenyum tulus lagi seperti sebelumnya.

The Scandal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang