Irene memasuki lobi rumah sakit dengan membawa ice americano saat jarum jam di tangannya sudah menunjuk di angka 09:45.
"Direktur tunggu"
Irene sedikit terkejut saat seorang lelaki menghalangi pintu lift yang akan terbuka dan ternyata dia adalah dr Aksa.
"dr Arka? Ada keperluan apa anda kemari?" Irene sedikit heran melihat Arka sedang berada di rumah sakit pusat padahal hari ini tidak ada acara pertemuan sama sekali.
"Kenapa direktur membuka rekrutmen tanpa sepengetahuan kami?"
Irene terdiam saat Arka yang sudah di dalam lift bersamanya tiba-tiba mengajukan protes karena keputusannya.
"Memangnya kenapa?"
"Bagaimanapun juga saya direktur Grandmark Hospital cabang Hope Island direktur, saya harus tahu semua yang menyangkut tentang rumah sakit yang saya pimpin"
Irene tersenyum sinis mendengar ucapan Arka, sedangkan Arka sedang menatap Irene dengan tatapan yang seolah-olah berbicara "apakah aku bahan bercandaan untukmu?"
"dr Arka, saya harap anda tidak lupa kalau direktur utama di semua Grandmark Hospital adalah saya, dan saya tidak membutuhkan izin dari siapapun kecuali dari Ketua untuk melakukan apa yang saya inginkan"
"Tapi kan..."
"Tidak ada tapi." Irene memotong kalimat Arka yang sedang menatapnya dengan ekspresi menentangnya,
"Semua proses rekrutmen akan dilakukan oleh pusat, Grandmark Hospital cabang hanya perlu menerima karyawan baru saja. Saya harap tidak ada lagi perdebatan tentang ini, permisi"
Irene segera keluar dari lift begitu pintu lift terbuka, dia yang sudah bersiap untuk masuk ke ruang interview tangannya segera ditarik oleh Tania yang merupakan wakil direktur bagian SDM.
"Ada apa? Kenapa menarikku?" Protes Irene saat mereka berdiri sedikit jauh dari ruang interview.
"Sepertinya memang ada yang melakukan sabotase di grandmark hospital cabang hope island"
Irene menatap Tania dengan tatapan menelisik sambil menunggu respon selanjutnya,
"3 orang calon karyawan ada yang mengatakan kalau dia sudah mengisi form yang ada di website Grandmark Hope Island sebagai pelamar kerja sejak 3 minggu yang lalu, tetapi dia tidak mendapat panggilan interview sampai kemarin dia melihat website Grandmark Hospital pusat membuat lowongan pekerjaan"
Irene menghela nafas, dugaannya benar-benar tidak meleset kali ini, namun yang dia bingungkan adalah siapa orang gila yang berani berhadapan dengannya.
"Rene..." Tania menatap Irene dengan tatapan penuh arti, yang entah karena chemistry mereka yang sudah terlalu erat atau karena frekuensi mereka yang se arah yang membuat Irene hanya mengangguk seolah-olah memahami jalan pikiran Tania.
"Kita bertemu nanti sore. Aku interview mereka dulu"
Tania hanya mengangguk tanda setuju dan mempersilahkan Irene untuk pergi.
Sore hari, ruangan Irene
"Jadi, ada apa mengumpulkan kami?" Krystal bertanya dengan antusias setelah Alexandra datang membawa 4 gelas ice americano.
"Kita harus mencari orang gila yang melakukan sabotase di rumah sakit kita"
Irene mengedarkan pandangannya ke arah 3 sahabatnya setelah menyelesaikan kalimatnya yang seolah-olah seperti seseorang yang sedang memberi semangat kepada para pejuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal 2
FanfictionRumah tangga yang mereka bangun dengan bahagia tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah skandal besar yang membuat rumah tangga mereka ada di ujung tanduk perceraian. Bisakah mereka menyelamatkan rumah tangga mereka?