Alexandra segera menghadang Irene begitu wanita dengan status direktur utama tersebut keluar dari ruangannya.
"Ada apa?" Tanya Irene santai saat sahabatnya itu sedang berdiri di hadapannya.
"Soal lowongan pekerjaan, sampai sekarang belum ada satupun yang melamar"
Irene menghela nafasnya. Dia mendadak terdiam, otaknya coba berfikir tentang apa yang harus dia lakukan karena masa tenggat 1 bulan akan berakhir besok lusa.
"Hubungi bagian SDM, minta mereka membuka rekrutmen di website resmi Grandmark Hospital pusat untuk penempatan di cabang Hope Island. Gunakan email resmi milik pusat dan jangan biarkan orang-orang dari cabang Hope Island bisa mengakses website milik pusat."
Sekarang Alexandra yang terdiam, matanya menatap bingung ke sahabatnya,
"Kenapa?" Tanya Irene saat menyadari tatapan aneh dari Alexandra.
"Kenapa harus kita yang membuka lowongan pekerjaan Rene?"
Irene mengangkat kedua bahunya sebagai respon singkat,
"Mungkin saja disana ada yang ingin mensabotase kita" jawabnya santai yang langsung diiyakan oleh Alexandra.
"Aku akan menghubungi Tania"
"Aku ke kamar operasi dulu" Pamit Irene sambil menepuk pundak Alexandra.
Sekitar 3 jam di ruang operasi, Irene yang baru saja keluar kembali disambut oleh Alexa yang membuatnya menghela nafas.
"Kenapa kau terus-terusan muncul di depanku?" Protes Irene dengan ekspresi malas yang hanya mendapat respon tawa dari Alexa.
"Percayalah, aku juga sangat muak bertemu denganmu, tetapi kita memang harus bertemu"
Kali ini Irene yang tertawa geli mendengar jawaban Alexa yang sedang berjalan di sampingnya.
"Punya waktu? Ingin bicara di coffeshop rumah sakit?" Irene coba menawarkan kopi disaat dia juga ingin beristirahat sebentar sebelum melanjutkan pekerjaannya di klinik rawat jalan.
"Baiklah. Tapi bisakah kau belikan aku ice capucino?" Alexandra menatap Irene dengan tatapan memelas yang dibuat-buat sambil menggenggam tangan Irene, membuat Irene harus melihat ke sekitar takutnya ada pegawai lain yang melihat mereka.
"Hya! Berhenti bersikap seperti itu, kau lupa saat pertama kali aku kembali kesini, kita pernah digosipkan sebagai pasangan karena sikapmu yang seperti ini"
"Itu adalah gosip terbodoh yang pernah aku dengar" Jawab Alexa sambil tertawa pelan mengingat masa lalu mereka yang begitu rancu dan sedikit kacau.
Coffeshop lantai 3
"Katakan, ada apa kau menemuiku?" Tanya Irene sambil menyerahkan ice capucino milik Alexa yang baru saja dia ambil bersamaan dengan ice americano miliknya.
"Ada 5 pelamar yang masuk"
"Benarkah?" Tanya Irene dengan ekspresi tidak yakin, sedangkan wanita di hadapannya hanya mengangguk sambil tetap meminum ice capucino gratis miliknya.
"Kita interview mereka di kantor pusat besok, cabang Hope Island hanya perlu menerima pegawai baru saja, semua prosedur akan dilakukan di pusat. Lalu, setelah bagian terkait melakukan interview, minta para calon ini menemuiku"
"Semuanya Rene?"
Irene mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan Alexndra,
"Semuanya, tanpa terkecuali. Aku ingin menemui mereka satu per satu" lanjut Irene menjelaskan kemauannya untuk interview besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal 2
FanfictionRumah tangga yang mereka bangun dengan bahagia tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah skandal besar yang membuat rumah tangga mereka ada di ujung tanduk perceraian. Bisakah mereka menyelamatkan rumah tangga mereka?