BAB 31

1.8K 103 17
                                    

Jam sudah menunjuk di angka 6, langit yang semula cerah perlahan berubah menjadi menghitam seiring berpulangnya matahari ke peraduan. Irene yang hari ini disibukkan dengan segala urusan di Grandmark Hospital cabang Hope Island keluar dari lift dengan wajah yang bisa dipastikan sangat-sangat lelah.

"Direktur..." Panggil Suho saat Irene baru saja melangkah keluar dari lift yang tentu saja membuat wanita cantik dengan rambut yang dibiarkan terurai indah itu tersenyum manis saat melihat sosok yang menjadi tempatnya "pulang" selama hampir lebih dari 13 tahun ini.

"Hei mas, kok disini?"

"Buat kamu" Suho menyerahkan sebuah bucket bunga Peony untuk istrinya.

"Kenapa bunga Peony?" tanya Irene penasaran dengan tatapan penuh cinta saat menatap mata suaminya.

"Bunga Peony diyakini memiliki makna dalam urusan cinta, kemakmuran, kebahagiaan, dan juga nasib yang lebih baik. Selain itu, peony juga menjadi lambang dari kehormatan serta kepribadian yang berkelas. Setidaknya itu yang kubaca di internet"

Irene terkekeh pelan saat mendengar penjelasan dari Suho.

"Terimakasih ya mas"

"Kembali kasih" Ucapnya singkat lalu mengecup puncak kepala Irene.

"Mas, kita sedang di rumah sakit.." protes Irene sambil melihat ke sekitar.

"Tidak apa-apa, hanya dr Arka yang baru saja keluar dari lift, jadi hanya dia yang melihat aku mencium istriku." Jawabnya santai karena memang Suho sebenarnya berniat untuk menunjukkan ke dr Arka kalau Irene memang hanya akan menjadi miliknya.

"Anak-anak di rumah?"

"Istriku sepertinya benar-benar sedang banyak pikiran ya?"

Irene hanya menatap bingung ke arah Suho, dia tidak mengerti dengan maksud ucapan Suho.

"Anak-anak kan ada acara camping dari sekolah Rene. Bukankah hari ini ketua tidak di rumah sakit? Kau lupa kalau ibu mertua dan ayah mertua menemani Kun, Karin dan Sau?"

Irene tertawa pelan sambil menutup wajahnya dengan satu tangannya,

"Maaf aku lupa mas. Lagipula hari ini aku tidak di pusat sama sekali, jadi lupa kalau Ketua sedang cuti"

"Mau berkencan?" Ajak Suho mencoba untuk sedikit membuat istrinya rileks ditengah pekerjaannya yang seolah-olah tidak ada habisnya.

"Bisakah kita ke club malam ini? Aku ingin minum" Pinta Irene manja yang sebenarnya awalnya tidak disetujui oleh Suho, tetapi setelah Irene coba membujuk suaminya akhirnya lelaki itu luluh dan mengiyakan permintaan Irene.

"Kita ke J-Hotel ya malam ini?" lanjut Irene manja sambil menggandeng mesra lengan suaminya.

"Apa kau ingin mengulang kenangan kita saat tertangkap kamera wartawan?" Ejek Suho dengan tawa renyahnya yang membuat Irene mencubit perut Suho yang sebenarnya cukup sulit untuk dicubit karena perutnya benar-benar sangat atletis.

"Aku hanya ingin minum mas, lagipula besok aku libur"

"Baiklah, aku akan menemanimu minum malam ini"

Pagi hari, J-Hotel

Irene yang merasa kepalanya sangat berat terpaksa membuka matanya dan sedikit berlari ke kamar mandi karena dia merasa mual.

"Wah, apa ini? Tidak biasanya aku mabuk sampai tidak sadar bahkan sampai muntah seperti ini.." gumam Irene begitu dia menyelesaikan adegan muntahnya pagi itu.

"Apa ini?" Tanyanya pada dirinya sendiri saat melihat tubuh polosnya di cermin kamar mandi sudah penuh dengan warna biru keunguan.

"Aku akan membunuhnya saat dia kembali" lanjut Irene bergumam dengan dirinya sendiri sambil memperhatikan bekas gigitan dan hisapan Suho di titik-titik tertentu di tubuhnya.

The Scandal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang