Irene yang sedang pertemuan rutin bulanan fokusnya teralihkan saat lampu ponselnya menyala tanda sebuah pesan masuk ke ponselnya.
"Aku sudah di lobby"
Irene tersenyum manis saat sebuah pesan dari Suho masuk ke ponselnya. Dengan cepat wanita cantik itu meminta Suho untuk menunggunya di lobby.
Sekitar 10 menit Suho menunggu, kedua ujung bibirnya tertarik tipis ke atas saat seorang wanita cantik dengan rambut kuncir kuda lengkap dengan jas putih dokter dan juga ID Card yang menggantung di lehernya keluar dari dalam lift.
"Maaf lama" Kata Irene dengan senyuman manis yang tergambar sempurna di wajah cantiknya.
"Kita bertemu dokter sekarang?" Irene melanjutkan pertanyaannya masih dengan senyuman manis yang Suho yakin lelaki manapun akan dibuat terpesona dan jatuh cinta saat melihat senyuman Irene.
Sebelum mengikuti Irene, Suho menahan tangan Irene yang membuat wanita tersebut mengurungkan niatnya untuk berjalan.
"Rene, tadi aku bertemu seseorang" Kata Suho menjelaskan alasannya menahan tangan Irene. Irene memandang Suho dengan ekspresi yang seolah-olah mempertanyakan siapa sosok yang ditemui Suho di rumah sakit di tengah ingatannya yang baru kembali sekitar 40%.
"dr Arka" Suho menjawab ekspresi penuh tanda tanya Irene dengan sebuah nama yang cukup membuat Irene menghela nafasnya.
Dengan ragu, Irene memberanikan diri bertanya, "Mas mengingatnya?"
"Sebenarnya tidak. Tapi dia bercerita kalau aku mengganggu jalannya untuk memilikimu" Suho tersenyum sinis saat menceritakan percakapannya dengan Arka sesaat sebelum Irene menemuinya tadi.
"Aku bisa jelaskan semuanya..."
"Sudahlah," Suho diam sebentar lalu meneruskan,
"Sejak awal aku sudah memutuskan hanya akan mempercayaimu, itu alasannya aku selalu menanyakan semua hal padamu." Lanjut Suho sambil meraih kedua tangan Irene dan menggenggamnya. Mata mereka bertemu untuk beberapa saat yang membuat Irene menghela nafas lega mendengar.
"Tapi tolong jelaskan tentang ingatanku yang memarahimu di dalam mobil. Aku tidak ingat apa yang terjadi, tapi ingatan itu muncul sekilas saat aku mendengar nama Arka."
Irene tersenyum dan menganggukkan kepala pelan,
"Nanti aku jelaskan setelah sesi terapimu selesai." Irene tersenyum lalu menggandeng tangan Suho menuju ke lift. Irene berfokus dengan layar tabletnya saat Suho sedang ada di dalam ruang terapi. Dia memilih menunggu di luar karena tidak ingin mengganggu agenda terapi Suho hari ini.
"Direktur, menunggu siapa?"
Irene menoleh ke arah suara dimana Arka sudah berdiri di sebelahnya. Matanya mengikuti pergerakan Arka yang duduk di sampingnya walaupun tanpa izin darinya.
"Dokter sedang apa disini? Bukankah dokter tidak praktek disini?"
Arka sedikit terkejut melihat reaksi Irene terlihat dari ekspresinya yang berubah drastis saat Irene menanyakan alasannya hari itu di Grandmark Hospital pusat.
"Saya sedang ada urusan direktur." Arka menjawab sambil tersenyum, sedangkan Irene hanya mengangguk.
"Maaf, dokter ada urusan dengan saya?" Irene bertanya dengan ekspresi datar saat melihat Arka yang masih duduk di sampingnya.
"Apa saya harus ada urusan untuk duduk di sebelah direktur?" Arka bertanya dengan ekspresi tidak mengerti.
"Saya rasa anda tidak di gaji untuk bersantai di rumah sakit pusat tanpa tujuan yang jelas." Jelas Irene yang sekarang sedang menatap Arka dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal 2
FanfictionRumah tangga yang mereka bangun dengan bahagia tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah skandal besar yang membuat rumah tangga mereka ada di ujung tanduk perceraian. Bisakah mereka menyelamatkan rumah tangga mereka?