Hari ini sudah tepat 1 minggu setelah Adnan dan Suho melakukan tes DNA untuk membuktikan siapa ayah biologis dari Prince sekaligus tepat 1 minggu juga Irene dan Suho tidur di kamar yang terpisah. Tidak ada yang berubah, mereka tetap mengurusi anak-anak seperti biasa, hanya saja memang kehidupan pribadi mereka sedang sangat dingin semingguan ini.
"Papi dan Mommy bertengkar?"
Irene yang sedang menyiapkan makanan di atas meja tentu saja sedikit terkejut saat putra sulungnya bertanya tentang kondisi mereka.
"Kenapa Kun bertanya seperti itu?" Suho coba mencari tahu dari sudut pandang putranya.
"Papi dan Mommy tidak pernah lagi tidur di kamar yang sama, bukankah orang dewasa yang sudah menikah harus tidur bersama?"
Irene hanya menghela nafas lalu tersenyum ke arah putranya,
"Maafkan mommy, tetapi hampir setiap malam mommy harus belajar untuk seminar minggu depan, karena papi takut mengganggu mommy, maka dari itu papi tidur terpisah sementara waktu dengan mommy."
"Apa itu benar?" Kun mengarahkan pandangannya ke arah Suho yang dijawab dengan anggukan kepala dan juga senyuman.
"Jadi kalian tidak bertengkar?"
"Kami baik-baik saja." Ucap Irene sambil mengusap kepala Kun.
Setelah selesai sarapan, Suho bergegas untuk mengantar Karina dan Kun ke sekolah, sementara Irene masih di rumah untuk merapikan rumah setelah mereka sarapan. Saat sedang merapikan meja makan, terdengar suara ponsel yang terus berdering dan ternyata ponsel Suho tertinggal di rumah.
Kaki Irene seketika terasa lemas saat membaca pesan dari Kevin di ponsel milik Suho. Tanpa terasa air matanya jatuh dengan sangat deras membasahi pipinya, kepalanya benar-benar terasa berat sampai akhirnya semuanya tiba-tiba gelap.
"Rene? kamu sudah sadar?"
Samar-samar Irene mendengar suara ibunya memanggilnya sambil dia berusaha membuka matanya dengan sekuat tenaga.
"Kamu sudah sadar Rene?" lagi ibunya memanggilnya dengan ekspresi khawatir. Mata Irene menerawang jauh untuk memastikan dimana dia berada sekarang, dan ternyata dia ada di IGD Grandmark Hospital.
"Ibu.." panggilnya lirih dengan tatapan sedih yang tentu saja langsung di dekap oleh ibunya.
"Menangislah, tidak apa-apa. Jangan pedulikan orang lain disini, kau bisa menangis di pelukan ibu"
Irene kembali terisak di pelukan ibunya, fakta bahwa suaminya adalah ayah bioligis dari anak wanita lain membuatnya benar-benar hancur. Dia sudah tidak perduli lagi dengan jabatannya sebagai direktur, dia hanya ingin menangis di pelukan ibunya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scandal 2
Fiksi PenggemarRumah tangga yang mereka bangun dengan bahagia tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah skandal besar yang membuat rumah tangga mereka ada di ujung tanduk perceraian. Bisakah mereka menyelamatkan rumah tangga mereka?