"Ahhhh ... Kau masuk terlalu dalam, ahhh ... Shit."
"Ahhhh kenapa tubuhmu selalu nikmat? Ahhh aku akan datang."
"Keluarkan di luar .... Ahhhh, shit! Alex, aku membencimu!!"
Biu mengumpat ketika pria tampan itu mengeluarkan putihnya di dalam tubuhnya.
"Hahaha, kita bisa membersihkannya nanti di kamar mandi, babe."
"Ya, dan kau akan melanjutkan ronde yang lain kan. Aku cukup tau isi otakmu. Mmmmhhhh." Omelan Biu terhenti ketika bibir tipisnya kembali dilahap oleh bibir tebal Alex. Ciuman panas itu terus berlanjut sampai anggota Alex yang masih ada di dalam tubuh Biu kembali mengeras sempurna. Biu mendesah pasrah ketika tubuh besar itu kembali memompanya.
"I'm so sorry, babe. Milikku masih merindukan sarangnya." Alex menciumi leher jenjang Biu dengan rakus.
"Ja, jangan ada bekas."
"I know. Oh, shit, lubangmu selalu tau caranya memuaskanku."
"Ahh, Alex. Lebih dalam. Ahhhhh..."
Akhirnya pergulatan dua tubuh itu berlanjut hingga tengah malam. Dua minggu tidak bertemu karena Alex harus melakukan pekerjaan di luar kota membuat dua pria itu bergulat panas hingga berjam-jam.
Biu terbangun menjelang pagi. Pemuda manis itu mengerang merasakan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di pinggang.
"Haissss ... Kau benar-benar menggarapku semalam suntuk," keluh Biu. Diambilnya kemeja hitam Alex. Terlalu malas mengambil miliknya sendiri. Dipungutinya pakaian mereka yang sudah tercecer di lantai lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Tubuh Biu terasa lebih bugar setelah berendam air hangat.
"Ng? Kamu sudah mau pergi?" tanya Alex yang baru saja terbangun.
"Aku ada jadwal mengajar pagi ini."
"Ohooo ... Rajin sekali. Kau tau, bila bersamaku, kau tidak perlu bekerja keras lagi."
Biu memutar bola matanya. Bahkan mereka tidak punya hubungan apapun selain sex buddy. Meskipun Biu akui, bermain dengan Alex cukup memuaskannya. Makanya Biu tidak protes kalau Alex menggarapnya semalaman.
"Apakah nanti malam kita bisa bertemu lagi?"
"Maafkan aku Alex, tapi kuotamu minggu ini sudah habis."
"Ohooo, tuan Jakapan, kau jahat sekali."
"Sudahlah, aku harus pergi."
Biu merangkak naik ke ranjang, memberi ciuman singkat di bibir Alex dan bergegas pergi. Dia hanya punya waktu satu jam untuk sampai di tempat kerjanya. Tentu saja si manusia perfeksionis itu tidak mau datang terlambat.
***
Muda, tampan, pintar, serba bisa, punya suara merdu, dan ramah, membuat seorang Build Jakapan Puttha selalu menjadi pujaan dimanapun dia berada. Di usianya yang terbilang masih muda, tiga puluh dua tahun, Biu berhasil menyelesaikan pendidikan S2 nya dan mendapat posisi sebagai dosen tetap di salah satu universitas terbaik di Bangkok. Tidak hanya menjadi favorit semua orang, otaknya yang terlalu jenius membuat rekan seprofesinya pun sangat mengidolakan kepintarannya. Dedikasinya terhadap pekerjaannya pun patut diacungi jempol.
"Biu."
Biu menoleh saat merasa namanya dipanggil. Senyum mengembang di wajah manisnya saat melihat sesosok pria bertubuh tinggi dengan kulit tan manisnya sedang berlari kecil menghampirinya.
"Kau dari mana saja, Po? Rasanya sejak pagi aku tidak melihatmu," ucap Biu. Kedua pria manis itu berjalan berdampingan menyusuri lobi yang saat itu sedang cukup ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
FanfictionBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...