33. Tinggal Bersama

339 50 4
                                    

"Phi!" Bible berlari tergesa menghampiri Alice yang sedang duduk sendirian di sebuah kafe. Dia memakai bucket hat hitam, lengkap dengan kacamata dan masker. Bible dan Alex langsung bergabung duduk bersamanya.

"Phi, sudah dapat kabar tentang Biu? Bagaimana bisa kalian ada di Bangkok?" tanya Bible memberondong.

"Aku dan Arm membawa Biu ke rumah sakit pusat untuk terapi khusus. Tapi saat tadi sedang istirahat, aku meninggalkan Biu di ruang tunggu dan saat kembali dia sudah tidak ada."

Bible menggenggam tangan Alice yang sudah sedingin es. Tentu wanita cantik itu sedang ketakutan.

"Aku takut ada yang melihat dia, ini di Bangkok, pasti ada saja yang mengenalnya," ucap Alice kalut.

"Kita akan menemukannya." Alex meyakinkan.

Tidak lama kemudian Arm datang dengan wajah lelahnya.

"Bagaimana?" tanya Alice penuh harap. Arm menggeleng membuat tiga orang dewasa disitu merasakan frustasi.

"Aku sudah mencari ke seluruh rumah sakit dan dia tidak ada."

"Apa yang dia lakukan sebelum menghilang?" tanya Alex. Alice terdiam sejenak berusaha mengingat-ingat.

"Sejauh yang kuingat, dia hanya membuka-buka sketchbooknya. Itu buku terakhir yang dia pakai."

Bible terdiam sejenak, berusaha mengingat sesuatu. Kalau dia tidak salah ingat, buku itu berisi gambar dirinya.

"Phi, sepertinya aku tau Biu mau apa, tapi aku tidak bisa memastikan posisinya. Sepertinya dia mencariku. Kata suster, sketchbook terakhirnya banyak berisi gambar diriku."

"Ada tiga tempat yang kemungkinan didatangi oleh Biu. Bengkel, universitas, dan apartemen," sahut Alex yang membuat semua orang di tempat itu kalut. Mereka takut kalau Biu akan ke universitas. 

"Aku dan Alice akan ke universitas," ucap Arm.

"Aku ke bengkel," sambung Alex.

"Berarti aku ke apartemen." Bible beranjak berdiri. Semua langsung bergerak menuju tempat tujuan masing-masing. Di sepanjang jalan Bible benar-benar tidak tenang. Satu hal yang dia takuti adalah kekasihnya itu bertemu dengan orang yang dikenal. Bible tidak ingin Biu bertemu dengan siapapun.

Sepuluh menit kemudian Bible akhirnya sampai di gedung apartemen Biu. Bible mempercepat larinya saat ia mendapat laporan dari satpam di depan kalau tadi mereka melihat Biu datang. 

"Biu!" panggil Bible begitu dia membuka pintu apartemen. Ia menghela napas lega saat melihat sosok Biu yang sedang duduk di sofa. Bible berjalan mendekat dan duduk bersimpuh di hadapan Biu.

"Kenapa pergi tidak bilang-bilang, hm?" tanya Bible dengan suara bergetar. Dia sangat ketakutan.

"Bible ...."

"Iya, ini Bible."

Si manis langsung menunduk, menenggelamkan diri ke dalam pelukan hangat Bible.

"Bible .... Bible ..." Hanya kata itu yang terucap dari bibir tipis Biu sampai akhirnya pria itu tertidur. Bible merasakan tubuh Biu yang terasa lembab, sepertinya basah karena keringat. Kekasihnya itu pasti kemari jalan kaki. Bible lalu menggendong tubuh kekasihnya itu dan membaringkannya di tempat tidur.

"Aku akan segera kembali," ucap Bible sambil mencium kening si manis.

Tiga puluh menit kemudian Alice, Arm dan Alex tiba di apartemen si manis. Sementara orang yang sudah membuat kepanikan masih tertidur pulas setelah Bible menyeka tubuhnya dengan handuk hangat.

My Lovely Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang