29. Frustration

280 37 8
                                    

Good morning, moga update-anku bisa bikin kalian good mood yaaa hari ini heheeee 😁

Happy Reading

🌻🌻🌻

"Kau baik-baik saja?" tanya Alex yang melihat Bible akhirnya sadar juga. Bible mengangguk lemah. Matanya mengedar , sekelilingnya serba putih.

"Kita di rumah sakit," jawab Alex yang memahami kebingungan Bible. Dibantunya pemuda tampan itu untuk duduk dan menyandarkannya pada headboard.

"Bagaimana Biu?"

"Dia masih di ruang penanganan. Istirahatlah, ada Alice yang menemani Biu di sana."

"Ah, mobil paman."

"Tidak usah pikirkan itu dulu. Yang penting kamu baik-baik saja."

Bible menghela napas lega saat melihat semua orang baik-baik saja. Kejadian tadi sangat mengerikan, salah sedikit saja bisa menghilangkan nyawa mereka semua. Bible tidak bisa berpikir jernih saat melihat Biu yang sedang melaju ke arah truk. Tanpa pikir panjang, Bible langsung menyalip mobil Biu, mendorong bagian depan mobilnya menggunakan bumper depan hingga mobil keduanya terlempar ke luar jalan karena mereka dalam kondisi kecepatan tinggi. Beruntung Bible bisa mengontrol mobil miliknya hingga dia tidak terguling begitu juga mobil Biu. Setidaknya luka yang mereka alami tidak parah.

"Biu tidak apa-apa kan? Lukanya tidak parah kan?" tanya Bible memastikan.

"Dia baik-baik saja, tidak ada tulang yang patah, tidak ada pendarahan internal. Tapi memang ada beberapa luka yang butuh penanganan segera. Kau tenang saja, Alice akan mengabari kita kalau terjadi sesuatu."

Tubuh Bible terkulai, dia lelah, malam ini benar-benar menguras tenaga dan emosinya.

"Kenapa harus seperti ini? Aku tidak menyangka hidup Biu akan menderita seperti ini," ucap Bible lirih yang langsung disetujui oleh Alex. Kehidupan si manis sangat menyakitkan.

"Saat tau dia menjalin hubungan dengan anak kecil sepertimu, aku marah, aku tidak rela. Bagaimana mungkin anak kecil bisa menjaga Biu. Aku ingin dia mendapatkan orang yang lebih baik. Seandainya bisa, aku ingin aku saja yang menjadi pasangannya. Tapi sampai kapanpun aku tidak akan bisa melakukannya. Aku selalu memikirkan yang terbaik untuknya, aku menyayanginya seperti adikku sendiri."

Bible tersenyum mendengar perkataan Alex barusan yang menurutnya sangat manis.

"Paman menyebalkan, tapi ternyata paman baik juga, hehe."

"Kalau kau sudah bisa bersikap tengil seperti ini, berarti kamu sudah baik-baik saja. Kalau begitu aku mau pergi saja."

"Aoo, paman. Jangan gitu dong."

Akhirnya Alex menghabiskan malamnya dengan menemani Bible sampai pemuda itu tertidur. Saat tengah malam tadi, Bible sempat demam tinggi karena luka yang dia alami lumayan parah meskipun tidak membahayakan nyawanya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Alice yang baru saja datang.

"Demamnya sudah turun," jawab Alex sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.

Beruntung Alex dan Alice tidak terluka parah, mereka hanya lecet-lecet saja. 

"Bagaimana Biu?"

"Belum sadar, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat. Ada ayah yang menemaninya."

Alex mendesah lelah. Dia mengantuk, bahkan semalaman dia sama sekali tidak bisa tidur meskipun Bible sudah tidur.

"Apakah Biu akan baik-baik saja?" tanya Alex pelan. Dia benar-benar kalut sekarang. Melihat bagaimana Biu tadi hampir membunuh dirinya sendiri membuatnya sangat takut.

My Lovely Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang