"Biu, jangan gila! Aku tau kamu bisa menyetir mobil tapi ini balapan."
"Ada apa ini?" tanya Nodt yang nampak kebingungan melihat kedatangan Biu dan Bible. Padahal tadi Bible sudah pamit untuk siap-siap.
"Nodt, tolong kamu amankan pria berisik ini," ucap Biu sambil melepaskan hoodie miliknya dan memberikannya pada Nodt. Biu nampak sibuk memperbaiki penampilannya, karena tidak menyangka kalau dirinya akan balapan, dia datang hanya dengan pakaian yang sangat santai. Biu mengikat sebagian rambutnya yang agak panjang itu agar tidak mengganggu penglihatan. Sedikit meregangkan tubuh karena dia jarang sekali berolahraga.
"BIU!"
Biu menghela napas panjang lalu berbalik menatap Bible. Terlihat jelas raut kecemasan di wajah tampan mahasiswanya itu.
"Aku sudah biasa balapan, Bai. Aku juga pernah muda. Tidak perlu khawatir."
Biu juga pernah muda, dia juga pernah nakal. Balapan liar bukan hal yang tabu untuknya, bahkan Biu pernah hampir mati karena kecelakaan saat balapan. Berujung dengan hukuman dari Ben dan Apo yang melarangnya untuk mengendarai mobil selama satu tahun.
"Tapi ini lawanmu adalah Joss. Mereka itu sangat jahat. Aku tidak mau mereka menyakitimu."
"Aku berjanji akan baik-baik saja, Bai." Biu berbalik untuk menatap Nodt. "Jaga Bible, jauhkan dia dari orang-orang jahat itu." Nodt hanya mengangguk mendengar ultimatum darinya.
Dada Biu terasa berdesir saat ia sudah masuk ke dalam mobil milik Bible. Dia tidak bisa menggunakan mobil miliknya karena mobil itu tidak dalam kondisi siap untuk digunakan balapan. Sudah lama sekali Biu merindukan situasi seperti ini, tegang tapi juga menyenangkan. Netranya mengedar mengamati seisi mobil, tidak terlalu banyak atribut di dalamnya. Senyuman langsung mengembang di wajah manisnya ketika melihat ada fotonya tergantung di spion.
"Dasar anak tidak sopan, bisa-bisanya kau memasang fotoku tanpa izin." Biu memanfaatkan waktu yang tersisa untuk membiasakan dirinya dengan mobil milik Bible sampai suara deru mesin mobil terdengar di sampingnya. Biu bisa melihat dengan jelas seringaian tercetak di wajah tampan Joss.
"Kuharap kulit mulusmu itu tidak tergores saat kita balapan nanti," ucapnya sambil menutup kaca mobilnya. Biu cukup paham apa yang dimaksud oleh pemuda itu barusan. Melihat bagaimana sikapnya pada saudaranya sendiri, tidak menutup kemungkinan hal buruk akan terjadi pada dirinya. Herannya, Biu tidak takut sama sekali, baginya kematian itu pasti, hanya caranya saja yang tidak akan bisa diketahui siapapun kecuali Tuhan.
Bendera tanda balapan dimulai sudah dikibarkan, Biu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Si manis nampak menyeringai saat sadar kalau lawannya adalah orang yang tangguh. Beberapa kali mereka saling menyusul, bahkan Joss bisa mengimbangi kecepatannya dengan mudah. Sebagai mantan pembalap liar, Biu termasuk ahli karena dia tidak pernah kalah sekalipun. Suara decitan ban terdengar mendominasi ketika dua mobil sport itu saling menyusul dengan sengitnya. Posisi mereka seimbang sekarang, dan Biu berencana akan menyalip mobil Joss saat mereka berada di tikungan yang jaraknya sudah tidak jauh lagi. Biu mulai mengoper perseneling sampai tiba-tiba dia merasakan hantaman kencang di body kanan mobilnya.
"Shit!" Biu mengumpat, dia yang tidak siap dengan hantaman itu sempat oleng hingga mobilnya terseret keluar arena dan menabrak ban-ban pembatas jalan. Biu terdiam beberapa detik, berusaha menetralkan napasnya yang memburu lalu kembali melajukan mobilnya. Kali ini Biu lebih menggila dari sebelumnya. Kedua kakinya beraksi dengan sangat lincah di bawah sana hingga dalam hitungan detik dia berhasil menyusul mobil Joss. Seringaian tercetak di wajah manis Biu saat melihat bagaimana terkejutnya Joss melihat dirinya yang bisa menyusul secepat itu. Balapan terjadi semakin cepat, beberapa kali Joss menabrakkan mobilnya pada Biu namun si manis masih bisa bertahan dengan kecepatannya yang di atas rata-rata. Sampai ketika mereka mendekati garis finish Biu tiba-tiba mengurangi kecepatannya dan di saat yang bersamaan, mobil Joss yang hendak menabraknya pun langsung terlempar keluar dari arena. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Biu langsung melaju menuju garis finish. Riuh sorakan para penonton langsung terdengar jelas olehnya, Biu keluar dari mobil disambut tepuk tangan meriah. Bahkan tidak sedikit juga gadis-gadis cantik berusaha menarik perhatiannya. Namun tentu saja Biu abai, netranya sibuk mencari keberadaan mahasiswa tampannya. Biu tersenyum melihat Bible dan Nodt yang sedang berjalan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
FanfictionBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...