32. Perubahan

342 50 5
                                    

Yuhuuu, aku dah balek ke peradaban. Part ini agak panjang, moga gak bosen 😘
Btw 2 hari aku nulis part ini sambil denger lagu ini. Jadi kalo agak melow ya maafkan. Aku lagi suka banget dengerin lagu ini huhuhuhu

Happy Reading

🌻🌻🌻

"HUWAAAAAAAA!!"

"Biu?!"

Bible langsung menarik tubuh kecil Biu ke dalam pelukannya. Memeluknya seerat mungkin karena Biu masih meronta sambil menangis histeris.

"Ssssssh, it's ok, aku di sini, Bii," ucap Bible sambil mengusap punggung Biu agak kencang. Biu masih meronta namun mulai melemah.

"Uhhhh, hiks hiks hiks." Pria manis itu masih menangis dalam pelukan Bible namun dia sudah tidak meronta. Bible masih mengusap punggungnya dengan sabar sampai akhirnya Biu mulai berhenti meronta. Isakannya pun mulai kurang terdengar. Bible menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri dengan pelan sambil bersenandung lembut. Membuat tubuh Biu perlahan mulai rileks karena mendengar alunan lullaby lembut dari Bible. Tidak sampai lima menit, tubuh si manis sudah terkulai, dia sudah jatuh tertidur dalam pelukan Bible.

"Wow, ini pertama kalinya Biu bisa tenang tanpa obat," ucap Arm takjub. Bible masih betah memeluk Biu. Hanya dengan ini dia bisa memeluk kekasihnya sepuas hati.

"Apakah Biu sering seperti ini, Phi?" tanya Bible yang masih kaget melihat Biu tiba-tiba menangis histeris padahal tadi masih tidur pulas.

"Sebelumnya, dia seperti ini hampir setiap malam. Mulai berkurang selama dua bulan terakhir. Tapi sepertinya sekarang dia sudah menemukan obat alaminya."

"Apakah Biu tidak mengingat siapapun?"

"Bantu dia mengingat kembali, Bib. Bantu dia menemukan dirinya yang sudah lama pergi."

Bible memeluk Biu erat. Rasanya lebih baik dia membiarkan si manis tidur di dalam pelukannya saja , setidaknya dengan begitu Biu bisa tidur lelap. Bible memang ingin mendengar suara Biu lagi. Tapi tidak dengan suara tangisan. Bible ingin mendengar suara manis itu memanggil namanya lagi.
.
.
.

"Kau tau? Sekarang ayah sangat baik padaku. Aku sudah mendapatkan kasih sayang ayah seperti yang kau inginkan, Bii." Sejak bangun tidur, Biu sama sekali tidak mau lepas dari pelukan Bible. Dia masih betah duduk bersandarkan dada bidang sang kekasih. Otaknya tidak mengingat siapapun,tapi tubuhnya tentu sangat mengingat pelukan siapa yang paling bisa membuatnya nyaman.

"Semua sudah jauh lebih baik sekarang, Bii. Ayah menutup sirkuitnya karena tidak mau aku ikut balapan lagi. Tapi aku tau kalau ayah suka sekali balapan. Nanti setelah lulus kuliah, aku akan membuka sirkuit itu lagi, Bii. Bengkelku sangat stabil sekarang, tapi karena aku akan fokus pada perusahaan ayah, bengkel itu sepenuhnya dipegang Nodt. Dia adalah sahabat terbaikku, Bii. Dia yang selalu menemaniku sampai saat ini. Bahkan saat aku benar-benar terpuruk, dia selalu ada untukku. Sekarang aku yang akan melakukan itu padamu. Aku bersumpah pada diriku sendiri, apapun yang terjadi padamu aku tidak akan meninggalkanmu lagi." Bible masih betah bermonolog sambil menyisir surai lembut Biu dengan jari-jari panjangnya. Sepi rasanya karena pria manis itu sama sekali tidak mau bersuara, tapi ini jauh lebih baik daripada tidak bisa bertemu.

"Besok aku harus kembali ke Bangkok, ada beberapa berkas yang harus kuselesaikan untuk pengumpulan tugas akhir. Setelah itu aku bisa bertemu denganmu lagi."

Bible tersenyum ketika Biu melingkarkan tangannya di pinggang Bible. Sepertinya si manis enggan berpisah dengannya.

"Aku juga tidak ingin berpisah denganmu, sayang. Tapi aku harus melakukannya. Aku ingin cepat-cepat lulus dan bisa melanjutkan perusahaan ayah. Aku ingin punya uang yang banyak dan bisa menikahimu. Begitu kamu sembuh kita akan menikah naa."

My Lovely Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang