Happy Reading
🌻🌻🌻
"Biu? Kaos kakiku yang abu-abu mana ya?"
"Bukannya semalam dicuci ya? Itu masih ada di jemuran."
"Haaa aku pingin pakai itu."
"Terus kenapa semalam kamu masukkan mesin cuci? Kan tau hari Jumat jadwalnya aku mencuci. Pakai yang lain."
"Biarkan aku pakai yang itu saja ya."
"Belum kering, Bai. Pakai yang lain atau aku akan menggunting semua kaos kakimu."
"Haaaa baiklah baiklah."
Bible tersenyum saat terbangun dari tidurnya, mimpi yang sangat indah, setidaknya bisa sedikit mengobati rasa rindunya pada sang pujaan hati. Setelah meregangkan tubuh, Bible bergegas turun dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi. Sepuluh menit Bible sudah siap dengan kemeja flanel merah maroonnya yang tiga kancing teratasnya sengaja dibuka, kedua lengannya digulung sebatas siku, celana jeans hitam dan sneakers putih. Rambut panjangnya ditata agak berantakan dan dibiarkan sedikit basah. Bible berlari kecil menuruni tangga menuju ruang makan.
"Selamat pagi, ayah," sapa Bible riang.
"Hey, Boy. Duduklah, sarapan sudah siap."
Satu tahun berlalu, banyak hal yang terjadi. Sejak Biu masuk rumah sakit, Bible sempat beberapa minggu menetap di Chonburi, dia menyewa sebuah apartemen kecil di dekat rumah sakit bersama Apo. Hampir setiap hari mereka berdua pergi ke rumah sakit hanya untuk melihat Biu dari kejauhan. Sampai akhirnya Mile berhasil memaksa mereka untuk pulang. Sedih boleh, tapi mereka masih punya kehidupan untuk dijalani. Meskipun ternyata mereka berdua tetap terpuruk. Bible sempat beberapa hari mengurung diri di dalam kamar, jatuh sakit berminggu-minggu, tidak bisa tidur tanpa obat penenang, bahkan Nodt sampai harus menginap di rumah Bible hanya untuk menemani pemuda itu karena Kan tidak bisa terus menjaganya.
Selama Bible sakit, Kan lah yang merawatnya meskipun tidak bisa selalu menjaganya karena Kan harus bekerja. Tapi sejak itu hubungan mereka membaik. Melihat sang anak tunggal begitu terpukul karena berpisah dengan orang yang dia cintai membuat Kan sadar kalau cinta mereka tulus. Kan pun sadar bahwa anaknya itu membutuhkannya. Bukan proses yang sebentar bagi Kan untuk bisa berdamai dengan semuanya. Tapi setelah waktu yang cukup lama, mereka bisa berdamai dengan keadaan dan kembali harmonis. Bible mendapatkan kembali kasih sayang ayahnya. Sebuah perasaan yang sudah lama hilang kini ia miliki lagi. Hal itu membantu Bible untuk bisa bangkit lebih cepat dan kembali melanjutkan hidup.
"Hari ini weekend, kamu akan berangkat ke Chonburi?" tanya Kan sambil menyajikan segelas jus wortel pada anaknya.
"Iya, ayah. Hari ini paman Ben akan keluar kota jadi aku harus menjaga Venice."
Bible masih sering ke Chonburi untuk menemani Venice. Sejak Alice memutuskan untuk full merawat adiknya, Ben memang cukup sering kewalahan untuk menjaga Venice terutama saat weekend karena nanny Venice hanya bisa menjaga Venice di hari Senin sampai Jumat.
"Apakah kau akan ke rumah sakit?"
"Entahlah, ayah. Aku harus menemani Venice."
Bible tersenyum saat Kan merapikan surainya yang agak berantakan.
"Jaga kesehatan, ayah tidak mau kamu sakit lagi."
"Iya, ayah."
Sejak mereka berbaikan, Kan menutup sirkuit balapnya karena dia tidak mau anaknya balapan lagi. Bengkel tetap dibuka karena Bible sangat menyukai pekerjaannya sebagai mekanik. Bengkel miliknya sudah berkembang sangat baik, bahkan mereka sudah punya banyak karyawan dengan Nodt sebagai pemegang utama. Sedangkan Bible hanya akan ke bengkel untuk memegang pelanggan-pelanggan khusus saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
FanfictionBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...