34. Berdua

342 48 5
                                        

Semakin hari, perkembangan Biu semakin baik. Dia bisa tidur dengan nyenyak. Biu pun sudah mulai bisa bicara lagi meskipun hanya maksimal dua kata. Setidaknya dia sudah mulai bisa merespon perkataan orang lain. Sejak itu juga mereka semakin dekat dengan anak bernama Kino. Hampir setiap sore Bible akan mengajak Biu ke taman untuk bertemu Kino. Sekadar melihat anak itu bermain dengan teman-temannya, atau justru mereka bermain bersama. Meskipun Biu tidak banyak merespon orang bicara, tapi Kino dengan sabar mengajaknya untuk main bola bersama.

"Paman! Tendang bolanya!" seru Kino sambil menendang bola ke arah Biu tapi ada satu anak yang lebih dulu merebut bola tersebut hingga Biu hilang keseimbangan dan jatuh. Baru saja Bible hendak menolong, tapi Kino dan teman-temannya lebih dulu bergerak untuk menolong Biu.

"Huweeeee paman, maafkan aku. Harusnya tadi tidak mentakle paman," ucap si anak yang tadi merebut bola dari Biu. Dia menangis melihat si manis yang terjatuh. Tangisannya membuat Kino dan teman-temannya justru gagal fokus dan sibuk mentertawakannya.

"Hey, paman Biu hanya lecet sedikit, tidak perlu menangis," ucap Kino sambil tertawa. Dan yang membuat Bible hampir menangis terharu ketika Biu ikut tertawa. Senyum itu, setelah sekian lama akhirnya Bible bisa melihatnya. 

"Ternyata senyumnya manis sekali." 

Bible agak terkejut ketika seorang wanita dewasa tiba-tiba berdiri di sampingnya. Mata sipitnya menatap wanita itu lekat. 

"Ah, aku Maki, ibunya Kino. Beberapa hari ini Kino selalu bersemangat menceritakan seorang paman yang dia temui di taman. Dia tidak bisa bicara, tapi paman itu memiliki senyum yang manis. Wajah Kino sangat cerita saat menceritakan tentang paman itu, aku jadi penasaran dan ingin melihatnya sendiri. Ternyata paman yang Kino ceritakan itu benar-benar manis." 

Wajah tampan Bible memanas mendengar perkataan Maki barusan, padahal bukan dirinya yang tengah dipuji, tapi Bible pun turut tersipu saat mendengarnya. Tapi memang benar adanya, kekasihnya itu sangat lah manis, bahkan hanya diam saja dia terlihat sangat manis. 

"Terima kasih, bibi," ucap Bible tulus. 

"Ah, mamaaaa!!" seru Kino yang melambai pada Maki dan dibalas lambaian juga oleh Maki. 

Bible langsung mengambil alih Biu dari Kino, dengan gemasnya pria dewasa itu beringsut ke belakang tubuh Bible karena melihat ada orang asing. 

"Ah, ini bibi Maki, dia ibunya Kino," ucap Bible. Maki membungkukkan tubuhnya sedikit yang langsung dibalas oleh Biu. 

"Aku sedang memasak kari jepang, apakah kalian berkenan makan malam bersama kami?" tawar Maki. 

"Ah, tapi bibi ...." 

"Ayo paman, kita makan bersama. Kino akan memperkenalkan kalian dengan seseorang." 

Bible menatap Maki sejenak lalu berganti menatap Biu. 

"Kau mau pergi?" tawar Bible dan Biu mengangguk. 

Akhirnya Bible pun menyetujui ajakan maki. Rumah mereka tidak jauh dari apartemen, hanya berjarak beberapa blok saja. Saat sampai di rumah sederhana itu, mereka langsung disambut oleh seorang pria yang duduk diam di ruang tamu. Kondisinya sama persis dengan Biu beberapa bulan lalu. Tatapan matanya nampak kosong. 

"Kino, ajak paman Biu cuci tangan dulu, sayang," suruh Maki. Kino langsung menggandeng tangan Biu dan mengajak si manis masuk ke bagian dalam rumah, sedangkan Bible masih terdiam di depan pintu masuk. 

"Dia suamiku, kami pindah dari Jepang bulan lalu. Suamiku dituduh melakukan pencucian uang di perusahaannya. Kami bangkrut dan kehilangan segalanya dan beginilah suamiku. Aku memutuskan untuk pindah ke kampung halaman ibuku karena aku mau kami memulai kehidupan yang baru. Tapi lihatlah, suamiku seperti sibuk dengan dunianya sendiri dan lupa kalau dia masih punya aku dan Kino yang membutuhkannya." 

My Lovely Lecturer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang