Bible dan Apo menunggu dengan cemas di ruangan kerja Biu, menunggu si manis selesai mengajar. Suasana pagi ini benar-benar menegangkan saat dia mendapatkan sebuah pesan broadcast di grup kelasnya. Beberapa foto Biu bersama pria berbeda, di ruang kerjanya bersama Blue, yang Bible yakini itu adalah foto tempo hari saat dia juga melihatnya, kedua foto Biu bersama Blue lagi di apartemen, Bible tidak yakin itu foto kapan, tapi satu-satunya hari dimana mereka tidak bersama hanya kemarin saat Bible pergi ke bengkel. Dan foto terakhir adalah foto mereka tadi pagi di mobil, wajah Bible tidak terlihat karena posisi saat itu dia sedang mencium kening Biu dan wajahnya tertutup hoodie. Bible tidak keberatan dengan foto mereka yang tersebar, tapi kedua foto Blue itu, Bible kesal, tidak satupun yang Biu ceritakan padanya.
"Kamu marah?" tanya Apo yang akhirnya memecahkan keheningan di antara mereka.
"Aku bingung, Phi. Kenapa Biu tidak bercerita Blue menemuinya? Bahkan sampai mendatangi ke apartemen," ucap Bible pelan.
"Kita tanyakan nanti kalau suasana sudah lebih tenang. Aku yakin Biu pun tidak baik-baik saja dengan semua ini."
Bible mengangguk pelan. Sebenarnya dia pun butuh penjelasan, tapi saat ini Biu jauh lebih penting. Dia yakin kekasihnya itu pun sedang ketakutan.
"Phi, menurutmu apakah rektor akan memanggil Biu?" tanya Bible cemas
"Itu hanya foto, tidak akan terjadi apa-apa, percayalah."
Lain di mulut, lain di hati, karena sebenarnya Bible cukup paham kalau Apo pun sedang cemas sekarang. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang agar Bible tidak cemas berlebihan. Hampir lebih dari satu jam lamanya mereka menunggu, akhirnya Biu datang juga. Wajah manisnya terlihat lesu dan lelah. Matanya menatap mereka sayu.
"Bii, kamu baik-baik saja?" tanya Apo yang sudah memberondong menghampiri Biu, membuat Bible mencibir seketika.
"Nyatanya dia lah yang paling cemas," cibir Bible pelan namun dia ikut mendekati Biu.
"Aku baik-baik saja, Po," jawab Biu pelan.
Bible mendekat lalu mengelus rambut Biu lembut. Diperlakukan seperti itu, Biu lalu mendekat dan memeluk tubuh besar Bible.
"Aku lelah, Bai."
Bible tersenyum sambil membalas pelukan Biu. Dipeluknya erat tubuh kecil itu, berusaha menghantarkan rasa nyaman karena Bible yakin, kekasihnya sedang merasa kecemasan yang sama sekarang.
"Kamu sudah makan?" tanya Apo dan Biu menggeleng pelan.
"Aku akan membeli makanan sebentar, tunggulah di sini dengan Bible," ucap Apo sambil mengelus sebelah bahu Bible yang dia balas dengan anggukan. Seperginya Apo, Biu menduselkan wajah manisnya di dada bidang Bible.
"Kau baik-baik saja, hm?" tanya Bible pelan.
"Kamu tidak mau bertanya tentang foto Blue?" tanya Biu balik.
Bible sempat terdiam sejenak sebelum menjawab. "Bohong kalau aku tidak mau tentang foto itu. Kenapa kamu tidak cerita? Foto yang kedua, itu terjadi kemarin kan?"
Jantung Bible berdetak cepat membayangkan apa saja yang Blue lakukan pada kekasihnya. Demi Tuhan, Bible tidak akan rela kalau Biu disakiti. Bible selalu berusaha menjaganya, tidak dibiarkannya kekasih manisnya itu terluka sedikitpun, tapi Blue tiba-tiba datang dan menyakitinya terus menerus, tentu saja Bible tidak rela.
"Dia tidak melakukan apa-apa, Bai. Kami hanya bicara. AKu tidak ada hubungan apa-apa dengannya, kami sudah berakhir, Bai."
"Aku tau, tapi aku tidak suka kalau dia menemuimu, Bii. Aku tidak mau siapapun menyakitimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
Fiksi PenggemarBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...