"Kamu sudah siap?"
Biu mengangguk antusias menjawab pertanyaan dari kakak kesayangannya itu. Mereka berjalan dengan mantap memasuki area gedung tempat acara wisuda dilakukan. Pada awalnya dia sempat merasa tidak nyaman mendapat banyak tatapan dari orang-orang, bahkan tidak sedikit yang sangat terkejut melihat kemunculan dirinya. Tapi Biu sudah baik-baik saja dengan semua itu. Dia masih bisa berjalan dengan tenang. Tentu saja dengan Arm dan Alice yang selalu menemaninya. Saat masuk ke aula, perhatian semua orang langsung tertuju pada dirinya. Biu berencana akan duduk di kursi undangan, tapi dia tidak menyangka mantan rekan kerjanya mengajak dirinya untuk duduk di jajaran staff pengajar. Hati Biu melonjak kegirangan melihat pria yang dicintainya itu berdiri di depan sana memberikan pidatonya sebagai lulusan terbaik dan perwakilan dari para mahasiswa. Dia sangat bangga bisa melihat Bible di depan sana. Senyum terus mengembang di wajah tampannya sampai Bible berlari turun dari panggung.
"Apakah aku sedang bermimpi?" tanyanya pelan.
Biu merentangkan kedua tangannya.
"Mungkin kamu akan tau ini mimpi atau tidak dengan sebuah pelukan."
Biu tergelak ketika Bible sudah menghambur memeluknya. Pelukan ini yang sangat ia rindukan. Biu menempelkan hidung mancungnya di kulit leher sang mahasiswa kesayangannya, menghirup puas-puas aroma tubuh si tampan yang sudah lama tidak dia cium.
"Aku merindukanmu, Bai. Aku sangat merindukanmu," ucap Biu lirih, saking lirihnya, suara itu hanya bisa didengar oleh Bible.
"Aku juga sangat merindukanmu, sayang," sahut Bible tidak kalah lirih.
"Woiiii Bible! Yang sopan dong sama dosen!"
"Dia sudah bukan dosen lagi. Dia kekasihku!" seru Bible yang langsung mendapatkan seruan heboh dari seluruh mahasiswa. Biu melihat sosok Sam yang berjalan mendekati mereka, membuat Bible langsung memeluk tubuh Biu posesif.
"Aku tidak akan menyakitinya," ucap Sam yang melihat bagaimana Bible memeluk tubuhnya.
"Bicaralah dari situ, Pak," titah Bible.
Sam terlihat tersenyum tipis, seperti permintaan Bible, Sam bicara dari jarak yang sudah ia tentukan.
"Maafkan aku, hanya itu yang bisa kuucapkan padamu. Kepergian Mara dan semua yang sudah terjadi padanya, aku mengikhlaskannya," ucap Sam tulus. Biu tersenyum lembut.
"Terima kasih, pak. Saya memaafkan anda," ucap Biu tulus. Sam tersenyum sambil memberikan wai lalu kembali ke tempat duduknya.
"Baby, aku harus kembali ke tempat dudukku, kita bertemu lagi nanti ya," pamit Bible sambil mencium pelipis Biu lalu bergegas kembali ke tempat duduknya.
Acara wisuda kembali berjalan dengan hikmat, sampai satu jam kemudian, begitu acara selesai, Bible bergegas turun untuk menemui Biu. Binar kebahagiaan terlihat jelas di wajah tampannya. Bible langsung menarik tubuh Biu ke dalam pelukannya, membuat si manis terkekeh saking gemasnya. Mereka sudah pindah ke lapangan depan, disitu sudah ramai para mahasiswa yang sedang sibuk saling berfoto bersama dengan teman-temannya dan keluarga. Sedangkan Bible masih sibuk memeluk tubuh kekasih manisnya.
"Bib, pergilah berfoto dengan teman-temanmu," suruh Kan yang sepertinya jengah melihat tingkah anaknya.
"Tunggu sebentar ayah, aku masih merindukan si manis," ucap Bible sambil menempelkan pipinya di pipi lembut Biu.
"Aaaaaakh!" Bible menjerit ketika Alice menarik beberapa helai rambutnya. "Phiii!!! Kenapa ringan tangan sekali sihh?" tanya Bible dramatis.
"Aku sudah mendadaninya dari pagi dan kau malah menggesekkan pipi kasarmu padanya. Sudah sana, teman-temanmu sudah menunggumu. Dasar anak kecil."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
FanfictionBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...