Happy reading 🖤💙
🌻🌻🌻
BRAK!!!
Keheningan di apartemen Biu terpecahkan ketika Bible membanting jaketnya ke atas sofa.
"Tenanglah, Bib," tegur Apo.
"Bagaimana aku bisa tenang, Phi. Sudah semalaman Biu menghilang. Bahkan sampai sekarang ponselnya tidak bisa dihubungi," ucap Bible lemah.
Bible benar-benar frustasi, dia mengantuk dan lelah. Setelah semua pekerjaannya selesai, Bible baru bisa pulang menjelang tengah malam, maksud hati saat pulang ingin bertanya dengan kekasih manisnya, tapi saat dia datang yang ada hanya keheningan. Tentu saja Bible bingung, terakhir berkomunikasi, Biu bilang sudah selesai urusan di universitas dan akan segera pulang ke apartemen. Tapi saat Bible pulang, keberadaan si manis benar-benar nihil.
Beruntung saat itu Apo datang untuk mengantarkan makanan kiriman dari orang tuanya. Setidaknya Bible bisa sedikit tenang.
"Apakah Biu tidak punya teman lain selain PhiPo?"
"Punya satu sepertiku saja sudah syukur."
Bible terkekeh mendengar jawaban Apo yang memang benar adanya. Kekasihnya itu sangat tertutup, meskipun punya teman, itu adalah teman tidur yang hanya punya kontrak semalam. Bible dan Apo menoleh ke arah pintu saat melihat Mile yang baru saja datang.
"Phi, apakah ada kabar ?" tanya Bible penuh harap.
"Apo, apakah kau tau alamat rumah Mara atau Blue di Bangkok?" tanya Mile yang membuat jantung Bible memburu. Namun dia tidak berani bertanya, Bible benar-benar takut kalau hilangnya sang kekasih ada sangkut pautnya dengan Blue.
"Phi ...." lirih Bible. Mile nampak menarik napas panjang lalu menghelanya perlahan. Wajah tampannya terlihat kalut.
"Aku ke universitas, beruntung pihak universitas mau membantuku untuk mengakses cctv di sana." Mile nampak terdiam sejenak sebelum lanjut bicara. "Blue membawanya."
Bible terduduk lemas di sofa, begitu juga dengan Apo yang sudah menangis dalam pelukan kekasihnya itu.
"Phi, kita harus lapor polisi," ucap Bible, baru saja dia bangkit berdiri Mile sudah menarik lengannya dan memaksanya kembali duduk.
"Phiiiiii," protes Bible.
"Kau tau bagaimana hukum di negara ini kan, tidak ada gunanya. Aku akan mencarinya sendiri," ucap Mile.
"Aku bantu, phi," tawar Bible.
"Jangan, Bib. Temani Apo, kumohon. Dan siapa tau Biu pulang kemari, kalian harus ada di sini saat dia pulang."
Bible tidak mampu berkata-kata, dalam hati dia sangat panik, dia sangat mencemaskan kekasih manisnya itu. Kepala Bible mendongak ketika Mile menepuk sebelah bahunya.
"Biu pasti baik-baik saja. Dia tidak selemah itu, Bib."
Bible hanya diam sambil menatap Mile sayu. Dia benar-benar merasa tidak berdaya, Bible ingin egois dan pergi mencari Biu sendiri. Tapi dilihat bagaimanapun, disini Apo juga sangat shock. Bahkan sejak tadi pria imut itu tidak bisa berhenti menangis.
***
"Alex."
Apo dan Mile yang sedang membuat kopi berdua di dapur pun perhatiannya langsung teralihkan ke Bible.
"Kenapa Alex?" tanya Apo.
"Phi, kita temui Alex."
Bible buru-buru mengambil kunci mobil milik Biu, beruntungnya saat Mile ke ruangan Biu kemarin, dia menemukan tas Biu tertinggal di sana, jadi mereka langsung membawa pulang mobil si manis. Setidaknya Bible bisa mencari kekasihnya itu, Bible paham kalau si manis tidak terlalu suka dirinya menggunakan motor, jadi sebisa mungkin Bible sangat mengurangi memakai motor. Sedangkan mobil, dia hanya memakainya saat balapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
FanfictionBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...