"Sudah tidur?" Bible mengangguk lesu sebagai jawaban. Dia benar-benar lelah, sekarang sudah jam tiga pagi dan dia belum tidur sama sekali. Malamnya kali ini penuh tegangan tinggi ketika dosen kesayangannya tiba-tiba bangun dan menangis histeris. Bible cukup panik karena ditanya pun pria itu sama sekali tidak menjawab sampai akhirnya dia terpaksa menghubungi Apo karena tidak tau harus berbuat apa lagi. Menurut Apo, dia hanya perlu memeluk Biu sampai pria itu tenang. Dan Bible benar-benar bersyukur setelah hampir satu jam akhirnya Biu kembali tertidur.
"Matanya bengkak," ucap Apo sambil mengelus pipi lembut Biu.
"Dia menangis kencang sekali. Aku benar-benar panik saat melihatnya susah bernapas karena terlalu lama menangis," ucap Bible sendu.
"Terima kasih naa. Aku bersyukur menitipkan Biu padamu malam ini. Aku tidak bisa menjaganya 24 jam karena aku harus bekerja."
Bible menatap lekat sosok dosennya yang sedang tertidur pulas. Matanya tertutup, tapi Bible bisa melihat jelas lelehan air mata yang masih mengalir keluar itu.
"Sesakit itu kah sampai saat tidur pun kamu masih menangis," ucap Bible sendu.
"Besok kalau dia bangun, jangan bahas apapun tentang malam ini. Aku yakin dia akan terbangun dengan suasana hati yang sangat buruk."
Bible mengangguk paham. Dosen manisnya itu pasti tidak ingin kondisinya yang seperti itu terlihat oleh mahasiswanya. Dan jujur saja kondisi si manis yang seperti itu juga membuat Bible ikut sakit. Bible ingin pujaan hatinya selalu bahagia, meskipun dia sedang tertidur. Bible lalu merangkak naik ke tempat tidur dan menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Bible tersenyum tipis saat Biu menelusupkan wajah manisnya di dada bidangnya.
"Tidurlah, baby. Akan kupastikan kamu tertidur pulas sampai pagi."
Hari ini Bible bangun lebih pagi dari biasanya. Jam enam dia sudah berkutat di dapur, berhubung dia terbiasa tinggal sendiri, tentu bukan hal yang sulit bagi Bible untuk memasak, meskipun dia hanya bisa yang mudah-mudah saja. Sebelum pergi, Apo sempat membuatkan bubur untuk mereka berdua. Bible hanya perlu menyiapkan lauk. Pagi ini, pemuda itu membuatkan sup telur dan tahu kukus. Menurutnya makanan itu mudah dan tidak akan membuat Biu mual saat makan.
"Selamat pagi," sapa Bible riang saat melihat sang pujaan hati baru saja bangun.
"Jam berapa ini?" tanya Biu pelan.
"Jam enam. Kamu baru ada kelas jam sepuluh, masih ada waktu untuk sarapan dan istirahat," ucap Bible sambil menghidangkan sarapan mereka di mini bar. Unit tempat tinggal Biu cukup unik, tempatnya tipe satu ruangan. Jadi, kalau mereka bercinta, ruangan itu harus benar-benar kosong.
"Kamu memikirkan apa? Kenapa wajahmu merah?" tanya Biu galak yang membuat Bible langsung salah tingkah.
"Ahahahaha ayo sarapan." Melihat wajah manis Biu yang sedang cemberut entah mengapa membuat Bible benar-benar gemas. Dia tidak langsung menyantap makanannya, namun malah asyik mengamati wajah sang dosen.
"Aku akan memukul wajahmu pakai sendok kalau kau terus melihatku begitu."
Bible tergelak, walaupun galak dan hampir setiap hari dimarahi, Bible justru merasa senang. Bahkan dimarahi oleh dosen manisnya itu jadi hal yang menyenangkan baginya.
"Bai, bisa tolong ambilkan air putih untukku?" Bible tidak langsung bergerak. Dia benar-benar tertegun mendengar panggilan Biu barusan.
"Apa?" tanya Biu galak.
"Aku suka caramu memanggilku barusan. Benar-benar manis."
"Kamu mau membantuku atau tidak??"
"Hahahahahaha baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Lecturer (END)
Hayran KurguBible Wichapas Aku jatuh cinta pada dosenku sendiri. Bagaimana bisa ada laki-laki yang tampan dan cantik di saat bersamaan seperti dia? Segala cara akan kulakukan untuk mendapatkannya. Meskipun aku tau dia hanya menganggapku sebagai anak kecil yan...