17

3.3K 139 28
                                    

HAPPY READING !!!

"Sudah kuduga kau pasti akan melakukan ini," tutur Damian angkuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah kuduga kau pasti akan melakukan ini," tutur Damian angkuh. Ia menatap sinis Aland yang baru saja duduk di seberang meja.

"Tidak usah basa-basi, cepat ceraikan dan kembalikan padaku," Aland membalas tak kalah angkuh.

"Buru-buru sekali, tidak semudah itu kau mendapatkannya," Damian tertawa remeh.

Aland memutar bola matanya malas. "Katakan apa maumu?"

"Kau cukup membawa seorang wanita sebagai gantinya,"

Aland berdecih. "Ternyata kau tidak benar-benar mencintai Viona,"

"Kau benar, aku terpaksa menikahinya karena permintaan Garvin. Tapi, setelah dipikir-pikir ada ternyata ada untungnya, aku bisa melampiaskan semua hasratku. Rasanya sangat puas, apalagi saat dia dengan bodohnya menyerahkan dirinya padaku," tawa iblis Damian menggema.

"Kau tidak perlu khawatir, sampai saat ini dia masih belum mengandung anakku meskipun aku selalu menyentuhnya,"

"Sialan!" desis Aland geram. Kepalan tangannya mengerat.

Damian tertawa puas karena berhasil memancing emosi Aland. "Pantas saja kau sangat mencintainya, tubuh wanita itu membuatku mabuk sampai rasanya ingin menyentuhnya setiap waktu,"

"Bajingan! Tutup mulutmu!"

"Hahahaha, kau memang laki-laki kurang beruntung. Tenang saja, setelah kau membawa apa yang kumau kau bisa menyentuhnya semaumu, tapi sayangnya tubuh Keyra sudah tidak mulus lagi sekarang. Apa kau masih mau menerimanya?" raut wajah Damian berubah sok memelas. Ia kembali tersenyum miring mendengar jawaban Aland selanjutnya.

"Akan kubawa kemauanmu. Kuperingati, selama itu jangan pernah menyentuhnya lagi." ancam Aland sembari menunjuk kasar wajah Damian.

"Cih. Beraninya mengancamku." desis Damian pelan setelah laki-laki itu menghilang dari pandangannya.

•••

Tes Tes Tes

Untuk yang kesekian kalinya, air mata Keyra kembali turun. Keyra menangis tanpa suara dalam kamar.

Sudah beberapa hari belakangan, mimpi-mimpi buruk tentang adiknya terus mendatangi hampir setiap malam. Dalam mimpi itu, Geyra tak henti-hentinya meminta tolong padanya membuat Keyra semakin merasa bersalah.

"M-maaf... maafin kakak..."

Rasanya Keyra tak sanggup lagi, ia pun langsung menyembunyikan wajahnya lalu mulai menangis terisak disana. Punggungnya sudah mulai bergetar. Racauan maaf Keyra pun terus bersahutan dengan isakannya.

RUTHLESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang