22

1.4K 63 4
                                    

HAPPY READING !!!

Dibalik pintu, Kanala bersandar lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik pintu, Kanala bersandar lemas. Kedua tangannya meremas kuat perutnya berharap rasa perih yang menderanya hilang. Wajahnya pun sudah sangat sembab.

"Mama... Sakit Maa..." dalam benak Kanala menjerit. Matanya terpejam erat guna meminimalisir rasa sakit di kepalanya.

"Kanala maaf, aku lupa," Damian duduk bersimpuh. Rasa khawatir menyelimutinya, terlebih melihat adiknya merintih tak berdaya.

"Kanala," meskipun lemah, Kanala tetap berusaha menghindar dari Damian. Kanala menepis tangan Damian yang terus berusaha menyentuhnya.

Dalam kondisi seperti ini, Damian berusaha menahan amarahnya. Ia yang tak tega lalu mengangkat tubuh adiknya dan merebahkannya di ranjang.

Kanala tak bereaksi lebih. Kedua mata gadis itu masih terpejam, namun dari sudut-sudut matanya berlinang air mata.

"Sayang makan ya, aku suapi," Damian menepuk kecil pipi adiknya. Namun, Kanala justru sedikit bergerak menjauh lalu menutup tubuhnya rapat dengan selimut hingga yang terlihat hanya sebagian kepalanya.

"Kanala, aku tahu aku salah dan aku sudah minta maaf bukan? Sekarang makan ya?" bujuk Damian lagi.

"Pergi!" usir Kanala. Suaranya terdengar serak dan pelan.

"Kali ini saja menurut ya?" Kanala masih tetap bergeming, berbaring membelakangi Damian.

Damian menghela napas berat. Untuk kali ini, Damian memilih mengalah. "Baiklah aku pergi," dengan berat hati laki-laki itu melangkah keluar.

"Tunggu. Sebelum keluar, kembalikan dulu kunciku," Kanala sedikit menurunkan selimutnya. Ia menatap memohon Damian di ujung sana dengan matanya yang sayu.

Damian kembali mendekat. "Tidak sebelum kau mau makan,"

"Aku akan makan setelah kau berikan kuncinya,"

"Aku berjanji," imbuh Kanala lagi.

Damian mengangguk. "Kalau sampai kau melanggar ucapanmu, akan kuambil lagi, mengerti?"

Hati Kanala langsung lega saat Damian meletakkan kuncinya di nakas. Setidaknya kejadian semalam tidak akan terjadi lagi.

•••

Di pagi buta begini, Kanala harus terpaksa bangun. Damian membuat kegaduhan di depan kamarnya, dimana laki-laki itu terus mengoceh seperti burung kelaparan bersahutan dengan ketukan keras pada pintu kamarnya.

"Buka pintunya, Kanala. Bagaimana kondisimu?"

"Kanala, buka pintunya sayang.

RUTHLESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang