21

2K 66 15
                                    

HAPPY READING !!!

*Kalau ada yang salah tulis tandai aja yaaa seng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Kalau ada yang salah tulis tandai aja yaaa seng.

•••

Seminggu berlalu, Viona hidup aman bersama Aland di sebuah rumah kecil yang cukup jauh dari perkotaan. Waktu menunjukkan pukul dua belas tengah malam. Viona tengah tertidur pulas di kamarnya. Namun, suara ketukan pintu yang terdengar tiba-tiba membuatnya terbangun.

Masih setengah sadar, Viona membuka pintu. Ia terkejut setelah melihat seseorang di hadapannya. Matanya langsung terbuka lebar. Namun, tubuhnya seketika membeku.

"Ayo pulang."

Viona menggeleng menolak. Ia mundur ketakutan ketika Damian perlahan mendekat. Jujur Viona sangat panik sekarang. Ia tanpa sadar mulai menangis.

"Ayo, pulang." ulang Damian lagi.

"Tidak, lepas!" Viona meronta saat Damian mulai menyeretnya. "Lepas! Aku tidak mau!" mohonnya lagi.

Viona menatap nanar pintu kamar Aland yang masih tertutup rapat di ujung sana. Dalam hati ia meminta tolong kepada Aland.

"Lepas Damian, kumohon, lepas!" jeritnya sekali lagi.

Viona langsung terbangun. Wanita itu baru tersadar bahwa semua itu hanyalah mimpi. Mimpi yang sangat terasa nyata baginya.

Viona mulai menangis. Tubuhnya bergetar membayangkan mimpi itu. Viona menatap pintu kamarnya takut, ia takut Damian tiba-tiba datang menemukannya dan membawanya kembali. Hingga pukul empat pagi, Viona baru tertidur. Ia pun tak sadar karena kelelahan menangis.

•••

"Kesempatan emas." Damian menyeringai lebar melihat pintu kamar adiknya yang tak tertutup rapat. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Damian langsung masuk ke dalam. Laki-laki itu semakin menyeringai puas saat melihat kunci kamar adiknya menggantung disana. Sebesit ide licik pun muncul di otak Damian.

Perlahan, Damian mendekati Kanala. Ia berjalan mengendap-endap lalu duduk tepat di samping adiknya berbaring.

"Tidurmu terlihat sangat nyenyak. Aku ganggu sedikit tidak apa-apa?" Damian menatap lapar bibir Kanala. Jemarinya menelusuri seluruh wajah adiknya itu sampai akhirnya berhenti tepat di bibirnya.

Melihat Kanala yang tak terganggu Damian mulai mendekatkan wajahnya. Ia meraup bibir adiknya dan mulai melumatnya perlahan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUTHLESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang