•••
Ku peluk erat ragamu agar kau tak bisa meninggalkanku.
•••
Prolog
"Aku mau yang ungu!"
"Gak boleh, aku yang warna ungu, kamu biar yang warna biru aja!"
"Ihh, biasanya juga kamu kan yang warna biru, kenapa jadi harus aku?!"
"Aku naksir warna ungu, sekali-kali kamu ngalah! Kamu yang warna biru."
"Gak mau!"
Risa menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar pertengkaran yang terjadi di depannya.
Si kembar Cyra dan Lyra sedang memperebutkan baju yang baru saja dibelikan oleh Risa saat ke mall tadi.
"Udah-udah, kalian ini, masa begituan aja bertengkar sih? Ayo, siapa yang mau ngalah?" Risa menengahi.
"Cyra."
"Lyra."
Si kembar saling tunjuk, yang sesaat kemudian mereka saling memelototi karena merasa tak terima.
Risa memijit pelipisnya, sangat pusing dengan kelakuan si kembar yang tak ada habisnya. Bersamaan dengan itu, bel rumah berbunyi. Yang mana menarik atensi dari ketiganya.
"Siapa yang bertamu malam-malam begini?" gumam Risa pelan.
"Orang kali." Jendra yang kala itu baru saja keluar dari kamarnya menyahut, tak lupa dengan senyum miringnya.
"Ya pasti orang lah, kamu ini. Bukain sana," ujar Risa.
Jendra menurut, ia berjalan menuju pintu sembari melirik kedua adik kembarnya dengan senyum jahil, "Yang bukain pintu dapat warna ungu."
"Gak mau!" Keduanya berujar kompak. Jendra terkekeh pelan.
Cowok itu lantas bergerak membuka pintu rumahnya.
Sejenak, Jendra dibuat tertegun ketika melihat keberadaan seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata baik.
Rambut berantakan, mata sembab, bibir berdarah, pipi memerah, tangan yang lebam, kaki yang lecet karena tidak memakai alas kaki. Dan ... darah yang keluar dari lubang hidungnya.
"Kanin ...." gumam Jendra pelan.
Sementara itu, sang gadis menggigit bibirnya dengan mata berkaca-kaca, berusaha menahan tangisnya agar tak tumpah. Ia berusaha melangkah mendekati Jendra di saat badannya tengah bergetar karena ketakutan.
"Aku capek..." ucap Kanin dengan air mata yang perlahan meluncur membasahi pipinya. Pertahanannya runtuh begitu saja, ia sudah tak sanggup lagi untuk menahan tangis ini. Semuanya sangat menyesakkan.
Jantung Jendra mencelos mendengar tangis itu. Ada sesak yang ikut menghampirinya ketika melihat penampilan Kanina yang jauh dari kata baik. Gadis itu... kembali disakiti, tanpa ampun. Dan lagi-lagi, Jendra tak bisa melindungi.
Jendra meraih Kanina ke dalam pelukannya, berusaha memberikan ketenangan pada gadis yang tengah berperang pada traumanya itu. "Gapapa, ada aku di sini."
Kanin mencengkram ujung kaos yang dikenakan oleh Jendra dengan tangan gemetar. Air matanya tak henti keluar, bercampur dengan darah dari wajahnya. Perih yang dirasa tak sebanding dengan sesak di dadanya.
"Aku .... rasanya kaya mau mati."
•••
Intro
Katyara Kanina Arkatama
Rajendra Azkana Pratama
Catatan :
Cerita ini bukan diperuntukkan untuk anak SD dan SMP karena terbilang cukup berat(?)
Banyak kekerasan dan kata-kata kasar. Jadi aku harap kalian bisa menyaring hal-hal yang gak baik di sini.
Cerita ini mulai dipublikasikan Desember 2023. Belum tau antara awal atau pertengahan bulan, tergantung kapan aku mulai nulisnya.
Oh iya, cerita ini masih satu universe sama Pahit Manis Ikatan, jadi selagi nunggu cerita ini mulai dipublikasikan, kalian bisa baca itu dulu buat pengenalan.
Sampai ketemu di part pertama!
Follow
Instagram : blueberies.sen
Tiktok : lalanaounaSalam,
Blueberiesen💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka✔️
Teen FictionKanina tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan dipenuhi oleh duka dan lara. Cacian, hinaan, serta tatapan merendahkan tak pernah luput dilemparkan oleh orang-orang di sekitarnya. Belum lagi tekanan dari sang ayah yang membuatnya semakin lupa cara...