*Jangan lupa buat tinggalin jejak!
*Warning! Harsh words!
Happy Reading!
Bagian 1
Pertengkaran
aninditaerika12 : konten sampah! Sok kecantikan, tapi otak gak ada isinya, dasar bodoh!
Kanina memandang layar ponselnya dengan raut datar. Deretan kata hujatan ia baca berulang kali sampai ponselnya direbut oleh cowok di sampingnya.
Kanina kontan menoleh, matanya bertemu tatap dengan netra kecoklatan milik Jendra. Tangannya hendak meraih ponsel itu tatkala Jendra telah lebih dulu menjauhkan ponselnya dari jangkauan Kanina.
"Aku belum selesai baca," ucap Kanina, terlampau pelan.
Jendra tak menjawab karena telah sibuk mengutak-atik ponsel Kanina yang berhasil ia rebut dari pemiliknya. Tangannya bergerak menghapus komentar-komentar tak berbobot yang sengaja dilayangkan pada akun YouTube milik Kanina. "Jangan ngabisin waktu buat baca komentar kaya gini. Bukannya aku udah bilang berkali-kali sama kamu? Kenapa gak pernah didengar?"
Kanin menghembuskan napasnya. Ia membuang muka seraya menggigit bibir bawahnya. "Aku... cuma penasaran."
Mendengar itu, Jendra berhenti sesaat pada kegiatannya. Ia menatap netra coklat sang pacar selama beberapa detik. "Kenapa harus penasaran?"
"Karna namanya selalu muncul setiap kali aku posting video baru. Selalu aja dia yang pertama berkomentar seakan dia sengaja mau menjatuhkan aku," ucap Kanina panjang.
"Kenapa gak diblokir aja?"
"Udah aku coba berkali-kali, tapi dia selalu muncul dengan akun barunya," jawab Kanina seraya mengalihkan pandangnya pada seorang siswi yang tengah duduk di meja yang dekat dengan pintu kantin.
Dia, Anindita Hanan Erika, si pemilik akun yang tak henti melayangkan komentar hujatan pada channel youtube milik Kanina itu sekarang tengah mengobrol dengan teman-temannya.
Pandangan Kanina menajam. Ia meremas jari-jarinya sendiri sebagai pelampiasan dari emosi yang meluap. Berani-beraninya cewek itu tertawa bersama teman-temannya setelah memberikan komentar sampah di channel YouTube milik Kanina. Rasanya ia benar-benar tak terima.
Jendra mengikuti arah pandang Kanina. Cowok itu menghembuskan napasnya berat saat mengenal siapa orang yang sedang dipandangi oleh pacarnya.
"Tahan, Kanina. Jangan sampai lepas kendali, jangan sampai bahayain diri kamu sendiri," ucap Jendra, seolah mengerti apa yang ingin dilakukan oleh Kanina.
Kanina diam, tak memiliki keinginan sedikitpun untuk membalas ucapan Jendra. Tangannya telah mengepal kuat di bawah meja, menahan untuk tak meledak begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka✔️
Teen FictionKanina tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan dipenuhi oleh duka dan lara. Cacian, hinaan, serta tatapan merendahkan tak pernah luput dilemparkan oleh orang-orang di sekitarnya. Belum lagi tekanan dari sang ayah yang membuatnya semakin lupa cara...