Happy Reading!
Bagian 23
Pernyataan
"Non Yara, itu ada Den Bagaskara di depan." Ucapan dari Bi Jumi berhasil membuat Kanina menghentikan aktivitasnya—menonton tv—sejenak. Kebuah kerutan keheranan tercipta di wajahnya, untuk apa Bagaskara bertamu malam-malam begini?
Lantas, Kanina bangkit dan keluar dari kamarnya untuk menemui Bagaskara. "Ngapain bertamu malam-malam begini?" tanya Kanina ketika kakinya telah menjejaki tangga paling akhir.
Seulas senyum tercipta di wajah tampan Bagaskara ketika matanya bertemu tatap dengan netra kecoklatan milik Kanina. "Hei, luang gak malam ini?"
Kanina menggeleng, "Enggak, kenapa?"
"Tomorrow is my mom's birthday, jadi gue mau minta temenin lo buat nyari kado," kata Bagaskara.
"Kenapa gak ngabarin gue dulu?"
"Pas di jalan baru kepikiran, jadi ya udah."
Kanina mendengkus kasar. Setelah dua bulan lebih mengenal Bagaskara, ia jadi menyadari bahwa cowok itu adalah tipe orang yang suka dadakan. "Harusnya lo ngabarin dulu dong, jangan serba dadakan. Untung aja malam ini gue luang, kalau kaya waktu itu lagi, gimana?"
"Sorry, nanti diusahain gak serba dadakan lagi," balas Bagaskara seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Tunggu sebentar, gue siap-siap dulu," kata Kanina yang kemudian diangguki oleh Bagaskara.
Setelahnya, Kanina pergi ke kamarnya untuk bersiap.
•••
"Menurut lo, kado apa yang cocok buat nyokap gue?" Bagaskara bertanya seraya melangkah menyusuri mall.
"Perhiasan, baju, heels," ucap Kanina selagi melihat-lihat baju yang terpampang di etalase toko. "Tapi, gue rekomendasiin perhiasan, sih."
Bagaskara menoleh, "Kenapa gitu?"
"Karena sebagian besar perempuan suka perhiasan," jawab Kanina dengan senyum simpul.
"Berarti, lo juga suka?" tanya Bagaskara.
Kanina mengangguk, "Of course."
"Ya udah kalau gitu, ayo kita ke toko perhiasan," kata Bagaskara tanpa pikir panjang.
Kemudian, keduanya berjalan menuju toko perhiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka✔️
Teen FictionKanina tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan dipenuhi oleh duka dan lara. Cacian, hinaan, serta tatapan merendahkan tak pernah luput dilemparkan oleh orang-orang di sekitarnya. Belum lagi tekanan dari sang ayah yang membuatnya semakin lupa cara...