Happy Reading!
Bagian 15
Kata
Martabak telur yang dititipkan oleh Jendra kemarin mengantarkan Kanina pada rasa bersalah yang kemudian memenuhi seisi dadanya.
Kemarin, setelah makan di mall, Bagaskara mengajaknya bermain bowling sampai ia lupa waktu. Gadis itu terlalu menikmati waktunya sampai melupakan pesan yang dikirimkan Jendra padanya.
Kanina tidak mengira bahwa Jendra akan repot-repot membelikannya martabak telur dan menitipkannya pada Pak Edo.
Ia berusaha menelpon Jendra malam harinya, namun, Jendra sedang tak aktif, yang mana itu membuat rasa bersalah Kanina semakin menjadi-jadi.
"Aku minta maaf," ucap Kanina. Netra coklatnya menatap Jendra yang sedang berdiri di depannya. Ia meraih tangan Jendra, lalu menggenggamnya, "Aku minta maaf karna kemarin lupa balas chat kamu."
Jendra terdiam sejenak. Matanya masih bertemu tatap dengan netra milik Kanina selama beberapa saat. Sampai kemudian seulas senyum tipis muncul di wajah tampannya, teramat tipis. "Oke, aku gak masalah kok."
Sebisa mungkin, Jendra berusaha terlihat baik-baik saja. Meskipun kenyataannya tak seperti itu. Karena nyatanya, ia tak pernah berhenti memikirkan tentang hubungan Kanina dan Bagaskara sejak pulang dari rumah gadis itu.
Setelah berkali-kali berusaha denial, pada akhirnya Jendra pun mengakui bahwa dirinya cemburu. Tapi, dirinya bisa apa? Memberitahukan itu pada Kanina agar Kanina menjauhi Bagaskara?
Itu bukanlah ide yang bagus. Jendra tidak mungkin melakukan itu, ia masih tahu diri. Karena faktanya di sini, dirinya lah yang seharusnya pergi dari hidup Kanina, bukan Bagaskara.
"Beneran?" tanya Kanina, masih merasakan cemas yang berlebih.
Jendra mengangguk, lalu melebarkan senyumnya. "Serius, lagian kemarin kamu juga lagi di luar, kan? Wajar kalau kamu gak sempet periksa hape."
"Iya, tapi tetep aja. Seharusnya kamu gak perlu beliin dan nganterin martabak telurnya ke rumah aku."
"Kenapa? Kamu gak suka sama martabaknya?"
Kanina refleks menggeleng, "Suka, suka banget. Aku selalu suka martabak telur. Aku cuma gak mau kamu repot, Jen," ucap Kanina.
"Aku gak repot, kok. Aku justru senang, apalagi kalau kamu makan martabaknya," kata Jendra.
"Tentu aja aku makan martabak telurnya, semuanya, sampe habis," ucap Kanina, berbohong. Karena nyatanya, ia hanya bisa memakan satu potong karena sudah terlalu kenyang. Kanina hanya ingin membuat Jendra senang, makanya ia memilih untuk berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka✔️
Teen FictionKanina tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan dipenuhi oleh duka dan lara. Cacian, hinaan, serta tatapan merendahkan tak pernah luput dilemparkan oleh orang-orang di sekitarnya. Belum lagi tekanan dari sang ayah yang membuatnya semakin lupa cara...