Happy Reading!
Bagian 25
Perlawanan
"Hapus video kamu sama Rajendra yang ada youtube, hapus juga foto cowok itu di instagram kamu."
Kunyahan Kanina terhenti, genggaman tangannya pada sendok semakin erat. Demi apapun, Kanina sudah cukup dongkol dengan Bagaskara kemarin, lalu sekarang apalagi?
"Hapus sebelum kedua orang tua Bagaskara melihat." Rafan melanjutkan.
Kanina menatap Rafan datar, tak punya keinginan sama sekali untuk menuruti kehendak sang papa. "Emang kenapa kalau orang tua Bagas liat?"
Rafan terkekeh sesaat, sebelum ekspresinya berubah marah dalam seperkian detik. "Jangan terlalu bodoh, kalau orang tua Bagas tahu, citra kamu di mata mereka bisa rusak."
Kanina menganggukkan kepalanya mengerti, "Baguslah kalau begitu, biar perjodohan itu bisa dibatalkan."
Rafan tak bisa menahan geram mendengar itu. Ia menghempaskan cangkir yang ada di meja makan sampai pecah. "Berani kamu ngomong begitu? Sudah mulai berani melawan Papa, ya?"
Kanina tersenyum paksa, "Kalau iya, emang kenapa? Toh, Papa bukan orang yang pantas buat ditakuti, kan?" balasnya, ia sudah terlalu muak dengan semuanya. Rafan selama ini sudah sangat jahat padanya, juga pada mamanya, jadi Kanina tak perlu terus menurut dan menyiksa dirinya sendiri.
Seperti apa yang ia ucapkan waktu itu, Kanina akan melawan.
Rafan semakin emosi dibuatnya. Lelaki berumur 40-an tahun itu bangkit dari duduknya, lantas menampar pipi Kanina sampai memerah. "Kurang ajar! Anak gak tahu diuntung, seharusnya kamu sadar diri!" ujar Rafan meledak-ledak. Ia tangan Kanina kasar, lantas menatapnya dengan tatapan tajam, "Pantas kamu berperilaku seperti itu? Mau Papa hukum lagi?!"
"Silahkan aja, aku gak takut," jawab Kanina. Gadis itu menepis cengkraman Rafan di tangannya, lantas bangkit dari duduknya dan mengambil ranselnya untuk disandang. "Mau Papa hukum aku kaya gimanapun, tetep aja itu gak akan mengubah fakta kalau Jendra adalah pacar aku, orang yang aku cintai, bukan Bagaskara yang selalu Papa bangga-banggakan itu."
Rafan marah, teramat marah sampai ia tak segan untuk kembali menampar pipi sang putri. "Kamu tahu, Papa gak akan diam saja setelah kamu mengatakan ini, Katyara. Jadi, selagi Papa berbaik hati, hapus foto dan video itu, jangan kamu mempermalukan Papa di depan kedua orang tua Bagaskara. Terima saja fakta bahwa kamu akan berakhir dengan Bagaskara, dan bukan sama brandalan itu."
Kanina membuang muka, tangannya mengepal selagi berusaha menahan emosinya yang memenuhi dada.
"Pada akhirnya, Rajendra juga akan menyerah dengan perasaannya sendiri. Jadi lebih baik akhiri saja hubungan kalian sebelum Papa yang turun tangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka✔️
Teen FictionKanina tak pernah menyangka bahwa hidupnya akan dipenuhi oleh duka dan lara. Cacian, hinaan, serta tatapan merendahkan tak pernah luput dilemparkan oleh orang-orang di sekitarnya. Belum lagi tekanan dari sang ayah yang membuatnya semakin lupa cara...